Teori tentang perilaku keuangan (behavioral finance theory) dapat didefinisikan sebagai suatu aplikasi tentang ilmu psikologi dalam disiplin ilmu keuangan. Perilaku keuangan ialah analisis berinvestasi yang memanfaatkan ilmu psikologi dalam ilmu keuangan. Jadi perilaku keuangan adalah suatu strategi yang sangat jelas bagi investor untuk melakukan investasi ataupun yang berhubungan langsung dengan keuangan yang dipengaruhi oleh faktor psikologi (Agustin, 2014:881). Perilaku keuangan adalah mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam penentuan keuangan. Khususnya dalam mempelajari bagaimana faktor psikologi dalam mempengaruhi keputusan dalam keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Pada konsep yang diuraikan secara transparan dalam menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan langsung dengan keuangan yang dipengaruhi oleh faktor psikologi.
Teori dalam perilaku keuangan bisa diartikan sebagai aplikasi ilmu psikologi dalam disiplin ilmu keuangan. Perilaku keuangan adalah analisis berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan, yakni suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia (investor) yang melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi. Perilaku keuangan sendiri bermaksud untuk memahami perilaku investor dalam pengambilan suatu keputusan berinvestasi dan bertindak di pasar modal yang akan berpengaruh pada market. Konsep perilaku keuangan menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan oleh investor lebih mempertimbangkan aspek-aspek nonekonomi terutama aspek psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku investor.
Pada kenyataanya investor seringkali melakukan tindakan berdasarkan judgement dan berbertentangan dengan teori yang selama ini dikemukakan dalam pasar modal tentang asumsi rasionalitas. Pasar modal mungkin memberikan reaksi cepat terhadap informasi (seperti yang disyaratkan dalam Efficient Market Hypothesis), akan tetapi pengaruh reaksi tersebut justru mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh unsur subyektifitas, emosi dan berbagai faktor psikologis lainnya