Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diprediksikan (Dorland, 2002). Selanjutnya definisi kepribadian menurut Allport (1961) (dalam Michel, 2003) adalah organisasi dinamis yang terdapat di dalam individu atas sistemsistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Selanjutnya klasifikasi kepribadian, masing-masing tokoh mengembangkan teorinya dan memiliki klasifikasi yang khas, seperti klasifikasi kepribadian Eysenk, klasifikasi kepribadian Jung, big five factor model, dan yang terbaru adalah klasifikasi kepribadian HEXACO-PI-R dengan 6 tipe kepribadian.
Yaitu: honesty-humility (H), emotionality (E), extraversion (X), agreeableness (A), conscientiousness (C), dan openness to experience (O) (Ashton dan Lee, 2007). Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing dimensi kepribadian tersebut: Honesty-Humility (kejujuran dan kerendahan hati) yaitu kecenderungan individu untuk bersikap adil dan tulus dalam bekerja sama, menghindari tindakan memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi, tidak tergoda untuk melanggar aturan dan mudah bekerja sama serta selalu bersikap sopan. Pengaruhnya terhadap perilaku merokok belum pernah diteliti. Emotionality (emosional) yaitu berkaitan dengan bagaimana individu mendapatkan dukungan sosial dari orang lain, tidak sebatas perasaan empati tetapi juga dapat membentuk kedekatan emosional terhadap orang lain. Pengaruhnya terhadap perilaku merokok belum pernah diteliti.
Extraversion adalah individu yang mampu menyatakan apa yang dia rasakan, mempunyai kepercayaan diri dalam memimpin sebuah kelompok dan aktif dalam bersosialisasi atau interaksi sosial. Dimana menurut penelitian yang dilakukan Zolnowski (2012) tingginya skor extroversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku merokok. Agreeableness adalah individu yang mempunyai kecenderungan untuk memaafkan dan toleran terhadap orang lain, dapat bekerja sama dengan orang lain serta dapat mengendalikan emosi yang dia rasakan. Dalam penelitian yang dilakukan Zolnowski (2012), seorang perokok cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi agreeableness. Conscientiousness adalah individu yang mempunyai managemen waktu yang baik, bekerja dengan rajin dan tekun untuk mencapai tujuan mereka, berusaha untuk selalu sempurna dalam setiap pekerjaannya serta bijaksana dalam mengambil keputusan
. Penelitian Von Ah et al., (2005), Malouff et al., (2006), Hames & Parker (2008), dan Zolnowski (2012) membuktikan bahwa rendahnya skor conscientiousnessditemukan pada orang-orang yang merokok. Openness to Experience adalah individu yang suka dengan keindahan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki daya imajinasi yang baik serta dapat menciptakan hal-hal yang baru yang belum ada sebelumnya. Menurut bebrapa penelitian, bervariasinya skor kepribadian openness to experience tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku merokok. Modeling adalah proses belajar yang muncul dengan melihat perilaku orang lain yang nampak Bandura 1969 (dalam Taylor, 2009). Ormrod (2009) menjelaskan modeling adalah memperagakan sebuah perilaku untuk orang lain atau mengimitasi perilaku orang lain. Menurut J.P Chaplin (2008), modeling adalah belajar memberikan reaksi dengan jalan mengamati orang lain yang tengah mereaksi