Menurut Pasaribu (2013: 27) “Dengan meningkatnya kualitas produk juga dapat menurunkan biaya produksi melalui reduksi atau eliminasi dari biaya kegagalan internal yang memiliki porsi yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya penilaian maupun pencegahan dalam biaya produksi. Produk yang berkualitas akan menyebabkan rendahnya persediaan di gudang, baik itu persediaan bahan baku, suku cadang, dan produk jadi (termasuk dalam elemen biaya kegagalan internal). Perusahaan dapat mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya sehingga perputaran persediaan menjadi lebih lancar” 49 Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Deny Arnos Kiwary (2016:267) mengatakan bahwa: “Presentase unit cacat meningkat ketika biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian turun. dipihak lain biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal meningkat ketika jumlah unit produk cacat meningkat.” Dengan berkurangnya produk cacat biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat akan berkurang juga. Hal ini memiliki arti apabila biaya pencegahan dan biaya penilaian meningkat, maka biaya kegagalan internal dan eksternal akan menurun. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan juga akan meningkat karena produk sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki kecacatan baik sebelum maupun setelah dikirim ke konsumen atau pelanggan.
Meningkatnya kualitas produk dapat mengurangi biaya produksi yang berdampak pada makin turunnya biaya produksi sehingga biaya produksi menjadi efisien. Bawon, Sondakh, dan Mawikere, (2013:51) mengatakan bahwa : “Salah satu penyebab meningkatnya biaya kualitas diakibatkan oleh pengerjaan kembali produk yang gagal karena pengendalian kualitas yang tidak baik terhadap produk atau disebabkan karena standar kualitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Biaya untuk pengerjaan kembali lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kegagalan produk terjadi.” Hal ini mempunyai arti bahwa biaya untuk pengerjaan kembali membutuhkan biaya tambahan sehingga biaya produksi menjadi tidak efisien. Ketidakefisienan biaya produksi akan berpengaruh pada pengembalian keputusan atas harga pokok produksi. Jika biaya produksi terlalu tinggi, maka berdampak pada harga jual terlalu 50 tinggi dikarenakan harus menutupi biaya tambahan tersebut, maka dibutuhkan pengendalian supaya tidak mempengaruhi biaya produksi yang harus dikeluarkan. Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa biaya kegagalan internal berpengaruh terhadap efisiensi biaya produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari menurunya biaya kegagalan internal akan meningkatkan juga kualitas produk, meningkatnya kualitas produk dapat mengurangi biaya produksi yang berdampak pada makin turunnya biaya produksi sehingga biaya produksi menjadi efisien dan pada akhirnya laba dapat meningkat.