Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost) (skripsi dan tesis)

Menurut Baldric Siregar,dkk (2013:288) Biaya Kegagalan internal (internal failure cost) adalah: “Biaya yang terjadi pada saat produk dan/ atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan konsumen. Ketidaksesuaian ini terdeteksi saat produk masih berada dipihak perusahaan atau sebelum dikirimkan ke pihak luar perusahaan.” Menurut Cecily A.Raiborn, Micheal R. Kinney yang dialih bahasakan oleh biro Bahasa Alkemis (2011:411) biaya kegagalan internal,yaitu : “Biaya kegagalan internal (internal failure cost ) adalah pengeluaran, misalnya barang sisa atau pengerjaan ulang, yang terjadi untuk memperbaiki unit yang rusak sebelum dikirim ke pelanggan.” 30 Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Deny Arnos Kiwary (2016:262) mengemukakan bahwa: “Biaya kegagalan internal terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim ke pihak lain” Menurut William K.Carter yang dialih bahasakan oleh Krista (2013:219) pengertian biaya kegagalan internal adalah sebagai berikut: “Biaya kegagalan internal (internal failure cost) adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya sisa bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali dan terhentinya produksi karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan baku” Menurut Baldric Siregar, dkk (2013:289) Biaya kegagalan internal dikelompokan menjadi:

1. “Bahan sisa

2. Perbaikan

3. Pengerjaan ulang

4. Kemacetan produksi

5. Kerusakan mesin

6. Pengembangan limbah”

Menurut Baldric Siregar dkk (2013:293), praktik bisnis yang baik idealnya biaya kualitas tidak lebih dari 2,5% dari total pendapatan penjualan. Mengacu pada prinsip yang berlaku bahwa biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5% dari penjualan, maka untuk mengetahui besarnya presentase total biaya kegagalan internal dibandingkan dengan penjualan.