Menurut Hery (2019) Stres bisa diakibatkan oleh berbagai sebab,
termasuk ketika organisasi tidak bisa, atau tidak akan, menyediakan sarana
yang diperlukan untuk bekerja dengan cara yang lebih efisien. Hal ini
menimbulkan tingkat stress lebih berat karena para pegawai ini diharapkan
untuk menunjukkan kinerja tertentu, tetapi mereka tidak sanggup untuk
mewujudkannya.
Menurut Robbins (2015) penyebab stres ada 3 (tiga) faktor yaitu:
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mendukung terjadinya stres, yaitu: 1).
Situasi ekonomi global yang tidak menentu. Penurunan ekonomi
menciptakan ketidakpastian dan kecemasan dari orang tentang
mata pencahariannya yang berakibat pada kesejahteraan mereka.
2). Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak memnetu,
adanya demonstrasi menuntut pemerintahan yang sah, yang disertai
tindakan anarkis seperti yang terjadi di system perpolitikan
Indonesia, mogok massal, penutupan jalan dan lainnya membuat
sebagian besar orang menjadi tidak nyaman dan tidak aman. 3).
Kemajuan teknologi. Dengan perkembangan teknologi yang pesat
membuat perusahaan berlomba-lomba untuk membuat system dan
mekanisme kerja yang baru, hal tersebut mau tidak mau memaksa
karyawan untuk mempelajari lagi serta membuat karyawan harus
mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu. 4).
Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang
semakin meningkat adalah terorisme. Peristiwa 9/11 WTC, Bom
Bali 1 dan 2, menyebabkan orang- orang merasa terancam
keamanannya dan merasa stress.
b. Faktor Organisasi.
Terdapat banyak hal di dalam organisasi yang dapat menjadi faktor
munculnya stres. Tekanan akan deadline pekerjaan, tekanan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna beban kerja yang tidak
sesuai kemampuan, atasan yang kurang peka dan tuntutan yang
besar, serta rekan kerja yang tidak harmonis. Kategori tersebut
antara lain : 1) Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait
dengan tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
dan sempurna. 2) Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan
yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi jabatannya dalam
suatu organisasi tersebut. Konflik peran menimbulkan ekspektasi
yang mungkin mustahil untuk dapat diwujudkan. Kelebihan peran
terjadi apabila karyawan dipaksanakan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan waktu yang tidak masuk akal. 3) Tuntutan antar
pribadi adalah tekanan tercipta sebagai interaksi dengan karyawan
lain. TIdak harmonisnya hubungan kerja dari rekan-rekan dan
hubungan antar pribadi yang tidak baik dapat menciptakan stres
yang cukup besar, khususnya di antara para karyawan yang
memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. 4) Struktur Organisasi
menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan
dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang
berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi
sumber stress.
c. Faktor Individu.
Faktor ini terdiri dari masalah yang terkait dengan kehidupan
pribadi dari seorang karyawan, misal masalah ekonomi pribadi,
persoalan keluarga, dan karakteristik kepribadian bawaan.
1) Masalah Ekonomi.
Tercipta karena ketidakmampuan untuk melakukan pengelolaan
yang baik terhadap keuangan mereka merupakan satu contoh
masalah yang berakibat timbulnya stres bagi karyawan dan
membuat karyawan kehilangan konsentrasi dalam bekerja.
2) Faktor persoalan keluarga.
hubungan pribadi dan keluarga merupakan suatu hal yang sangat
istimewa. Apabila persoalan keluarga tersebut tidak dapat
tertangani akan berakibat timbulnya stress.
3) Karakteristik kepribadian bawaan.
Stres ternyata dapat berasal dari kodrat bawaan manusia.
Artinya gejala stres kerja pada dasarnya bersumber dari
kepribadian seseorang. Namun sering kali orang tidak sadar
bahwa hal tersebut berasal dari karakteristik pribadi mereka.
Menurut Irmawan (2018) beberapa kondisi kerja yang dapat
menimbulkan stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres “on
the job“ antara lain:
a. Tugas dan tanggungjawab kerja yang melebihi kemampuan;
b. Tekanan waktu;
c. Umpan balik dari kinerja pegawai yang tidak sesuai harapan;
d. Kewenangan yang tidak cukup kuat untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan;
e. Konflik sosial, antar pribadi atau kelompok;
f. Perbedaan yang terjadi antara nilai- nilai yang dianut oleh
perusahaan dengan pegawai