Analytical Hierarchy Process (AHP) (skripsi dan tesis)

Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty, seorang ahli matemtika dari univeristas Pittsburg, Amerika
Serikat, pada awal tahun 1970-an. AHP adalah metode pengambilan
keputusan yang termasuk dalam kategori complex decision (keputusan yang
pelik, rumit). AHP adalah alat bantu yang telah terbukti kemampuannya, dan
secara efektif dapat digunakan dalam complex decision process. Tidak hanya
itu AHP dapat mengarahkan proses pengambilan keputusan dengan
mengidentifikasi dan menimbang kriteria yang dipilih, menganalisis data
yang berhasil dikumpulkan dari kriteria tersebut, dan tentunya proses
pengambilan keputusan dapat berlangsung lebih cepat dan efisien. AHP
merupakan metode yang memodelkan prioritas permasalahan yang tidak
terstruktur seperti dalam bidang ekonomi, sosial, dan ilmu-ilmu manajemen.
Saaty (1991) menyatakan terdapat tiga prinsip AHP, yaitu:
1. Penyusunan hirarki, yaitu memecahkan persoalan menjadi unsur-unsur
yang terpisah
2. Penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut
kepentingannya.
3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan
secara logis dan diperingkatkan.
Tahapan paling penting dalam analisis adalah penilaian dengan teknik
komparasi berpasangan (pairwise comparison) terhadap elemen-elemen pada
suatu tingkat hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik
dan membandingkan antara satu elemen dengan elemen lain berdasarkan skala komparasi yang telah ditetapkan . Tahap berikutnya adalah
melakukan sintesis terhadap hasil penilaian yang dilakukan untuk menentukan
elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah.

Metode Pemecahan masalah dengan menggunakan proses hirarki analitik
untuk menguraikan sistem yang komplek sehingga menjadi elemen-elemen
yang lebih sederhana. Menurut Saaty (1991), hirarki merupakan abstraksi
hubungan dan pengaruh antara elemen-elemen dalam struktur pada
keseluruhan sistem yang dipelajari. Abstraksi merupakan bentuk hubungan
antara elemen yang menggambarkan sistem secara keseluruhan.
Cara yang paling umum digunakan untuk menyusun hirarki adalah dengan
mempelajari literatur mengenai sistem yang dipelajari atau melakukan diskusi
dengan pihak atau orang yang berhubungan dengan sistem, karena pada
prakteknya tidak ada prosedur baku yang digunakan untuk menyusun hirarki.
Hirarki dalam metode ini, terdiri atas fokus, faktor, aktor, tujuan, dan alternatif
Keuntungan digunakannya hirarki dalam pemecahan masalah menurut
Saaty (1991) adalah:
1. Hirarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana
prioritas pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas pada
level bawahnya.
2. Hirarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari
sistem pada level yang lebih rendah dan memberikan gambaran mengenai
aktor dan tujuan pada level yang lebih tinggi.
3. Sistem akan menjadi lebih efisien jika disusun dalam bentuk hirarki
dibandingkan dalam bentuk lain.
4. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan elemen pada struktur
yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya.

Analytical Hierarchy Process (AHP) memasukkan pertimbangan dan
nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini tergantung pada imajinasi,
pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hirarki suatu masalah, dan
tergantung pada logika, intuisi dan pengalaman untuk memberi pertimbangan.
Selanjutnya AHP menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen
dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan.
Saaty (1991) juga mengemukakan bahwa tahapan-tahapan proses dalam
AHP adalah menyusun hirarki, menetapkan prioritas dan prinsip konsistensi.
Penilaian dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan terhadap elemenelemen keputusan pada suatu tingkat hirarki keputusan dengan menggunakan skala pengkuran yang dapat membedakan setiap pendapat serta mempunyai keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk pendapat (kualitatif) ke dalam bentuk nilai angka (kuantitatif).