Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Diet (skripsi dan tesis)

Menurut McDuffie dan Kirkley dalam Kurnianingsih (2009) mengemukakan secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada remaja yaitu :

 1. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2001). Cara untuk mengetahui status gizi seseorang ada berbagai macam cara, salah satunya dengan menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan berat badan dan tinggi badan seseorang tersebut. Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih perhatian terhadap berat badannya dari pada orang yang  memiliki berat badan lebih ringan. Pada umumnya memang seseorang yang memiliki berat badan lebih melakukan banyak cara untuk dapat menurunkan berat badanya sampai seperti yang diinginkan.
2. Citra Tubuh
 Citra tubuh merupakan gambaran kombinasi tentang keakuratan satu persepsi mengenai ukuran tubuh, perasaan dan perilaku yang menerima atau menolak perasaan tersebut (Heinberg, 1996). Seseorang yang menilai buruk akan bentuk tubuhnya cenderung akan melakukan tindakan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal
. 3. Pengetahuan tentang Diet
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tentang diet berarti seseorang tersebut telah melakukan penginderaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan diet, baik melalui indera penglihatan maupun pendengaran.
 4. Sikap Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku makan remaja. Pada umumnya seorang remaja putri meniru pola makan yang dilakukan ibunya. Menurut Strober dalam Kurnianingsih  (2009), komentar negatif dan sindiran tentang bentuk tubuh dan ukuran tubuh yang dilontarkan oleh keluarga akan menyakiti hati anak dan mengakibatkan anak tersebut mengembangkan hubungan dan kebiasaan yang tidak sehat dengan makanan
. 5. Sikap Teman Sebaya
Davis (1999) mengatakan bahwa teman sebaya dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kebiasaan yang tidak sehat seperti melakukan upaya penurunan berat badan dan kebiasaan makan yang salah dan timbulnya persaingan sekaligus tekanan untuk menjadi yang terkurus dan terkecil. Pada umumnya para remaja merasa lebih nyaman berteman dengan seseorang yang sebaya karena dapat memberikan keamanan emosional dan memiliki masalah yang sama. Levine dalam Field (2001) berpendapat bahwa perilaku mengontrol berat badan berhubungan dengan teman sebaya, tekanan yang ditimbulkan oleh teman sebaya ditemukan dapat meningkatkan resiko terjadinya perilaku makan menyimpang.
6. Media Massa
Media massa memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan perilaku remaja, apalagi di jaman yang modern seperti sekarang ini. Malinauskas (2006) menyatakan bahwa media massa dipercaya mendorong dan memberi tekanan pada remaja putri untuk membentuk tubuh yang ideal, hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi cemas akan berat dan bentuk tubuhnya. Penelitian yang dilakukan oleh Bergs dalam Kurnianingsih (2009) di Minnesota menunjukkan membaca artikel diet di majalah juga dapat memengaruhi perilaku diet, sebesar 44% remaja putri tingkat menengah yang membaca artikel tentang diet akan menunjukkan perubahan perilaku makan menjadi ekstrim, lebih ketat, dan tidak sehat selama lima tahun kedepan, selain itu juga menimbulkan perilaku makan dan kesehatan yang salah seperti penggunaan pil diet, laksatif, memuntahkan makanan dengan sengaja untuk mengontrol berat badan.