Bersyukur menurut pengertian bahasa artinya mengakui kebajikan. Dikatakan syakartulloha atau syakartu lillah artinya mensyukuri nikmat Allah (Al-Munajjid, 2006). Menurut Munajjid (2006) bersyukur merupakan rasa berterima kasih kepada pihak yang telah berbuat baik atas kebajikan yang telah diberikannya. Sedangkan bersyukur menurut terminologi artinya memperlihatkan pengaruh nikmat ilahi pada diri seorang hamba pada qalbunya dengan beriman, pada lisannya dengan pujian dan sanjungan, dan pada anggota tubuhnya dengan mengerjakan amal ibadah dan ketaatan (Al-Munajjid, 2006). Al Munajjid (2006) menyatakan bahwa orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang bersikap teguh atas kenikmatan iman yang dianugerahkan kepada mereka dan mereka tidak mengingkarinya. Mereka juga orangorang yang senantiasa hidup dengan selalu berpikir positif dan berprasangka baik. Berpikir positif ketika memulai sesuatu dimanapun dan kapanpun, mengawali sesuatu dengan prasangka baik atau pikiran positif sudah termasuk berusaha untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dalam segala urusannya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah SWT, maka manusia akan mendapatkan kemudahan, rezeki dan nikmat yang berlipat ganda (Sulistyarini, 2010). Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Emmons dan McCullough (2003) juga terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai definisi tentang rasa syukur. Menurut Pruyers (Emmons & McCullough, 2003) gratitude berasal dari kata latin gratia, yang berarti nikmat, kenikmatan atau kebersyukuran yang semuanya berhubungan dengan kebaikan, kedermawanan, pemberian, keindahan dari memberi dan menerima atau mendapatkan sesuatu tanpa tujuan apapun. Kebersyukuran adalah emosi yang terjadi pada seseorang setelah menerima bantuan yang dianggap mahal, berharga, dan akruistik (Wood, et al, 2009). Rasa syukur merupakan indikator kepada kesejahteraan psikologikal dan menurut Wood et al (2009), kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif. Emmons dan McCullough (2003) menyatakan bahwa kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi.
Hal tesebut hampir sama dengan apa yang diungkapkan oleh Elfanany (2013), beliau menyatakan bahwa rasa syukur dihasilkan dari kecerdasan emosional yang mampu menciptakan energi ikhlas, puas, dan tenang disetiap momen peristiwa kehidupan pribadi dan sosial mereka. Oleh sebab itu rasa syukur yang dimiliki dapat menjadi wujud dan menjadi karakter seseorang yang pastinya merupakan karakter yang baik. Perasaan syukur tersebut menimbulkan kegembiraan dan kebahagiaan dalam diri seseorang melalui 8 kaedah. Kaedah-kaedah tersebut menurut Lyubomirsky (dalam Raop & Kadir, 2011) antara lain: rasa bersyukur memantapkan individu untuk menikmati pengalaman hidup yang positif, membantu untuk meningkatkan keyakinan diri, berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu, melakukan kebaikan dan aktifitas-aktifitas moral dalam mempererat tali silaturahmi antar sesama manusia, perasaan ini juga mampu untuk menjauhkan perasaan iri hati antar sesama manusia, mengurangi emosi negatif serta menjauhkan individu terhadap suatu masalah.
Elfanany (2013) menyatakan bahwa syukur terhadap manusia juga merupakan bagian dari syukur kepada Allah SWT. Manusia yang bersyukur kepada manusia dan makluk lainnya adalah dia yang mau memuji kebaikan orang lain juga membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik atau lebih banyak dari apa yang telah ia syukuri. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Saw, yang artinya: “Siapa yang tidak mensyukuri manusia maka dia tidak mensyukuri Allah Swt”. (HR.Abu Daud dan At-Tarmizi).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bersyukur dalam konsep Islam dan Barat memilik perbedaan. Syukur dalam konsep barat adalah perasaan yang datang secara tiba-tiba ketika seseorang menerima sesuatu dari pihak lainm baik berupa spiritual maupun emosional, serta memberikan rangsangan untuk mengembalikan bantuan atau kebaikan pada pihak lain. Sedang rasa syukur dalam konsep Islam adalah perbuatan rasa berterimakasih dan memberikan pujian kepada Allah Swt atas segala nikmat yang diberikan, baik lahiriah maupun ruhaniah, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Bukan hanya rasa terima kasih yang diucapkan dengan lisan, tetapi juga mengakui dengan hati dan perbuatan akan segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya