Penyesuaian diri yang baik sangat diperlukan oleh seorang mahasiswa pendatang dalam menghadapi gaya hidup dan kebiasaan yang baru. Individu harus mampu untuk berinteraksi dengan baik dan benar pada orang sekitarnya, selain itu juga harus mampu mengikuti adat kebiasaan yang sudah ada sebelumnya di lingkungan baru itu. Untuk bisa mendapatkan penyesuaian diri yang baik pula, individu harus mampu memenuhi beberapa aspek dari penyesuaian diri yang baik. Karena dengan mampu dan dapat memenuhi kriteria tersebut maka individu dikatakan berhasil dalam menjalankan penyesuaian diri pada lingkungan barunya. Adapun beberapa aspek dalam penyesuaian diri yang baik yang disampaikan oleh beberapa peneliti.
Schneiders (dalam Clarabella dkk, 2015) menyatakan bahwa penyesuaian diri memiliki enam aspek, yaitu:
a. Kontrol terhadap emosi yang berlebihan Individu mengontrol emosinya dalam menghadapi suatu masalah dengan cerdas dan dapat menentukan berbagai alternative penyelesaian masalah
. b. Mekanisme pertahanan diri yang minimal Menekankan pada penyelesaian masalah dengan melalui serangkaian mekanisme pertahanan diri dan tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi.
c. Frustrasi personal yang minimal Meminimalkan frustrasi yang dapat memunculkan perasaan tidak berdaya dan mengakibatkan individu mengalami kesulitan dalam kemampuan berpikir.
d. Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri Menekankan pada individu yang berpikir dan mempertimbangkan masalah serta mengorganisasi pikiran, tingkah laku, dan perasaan untuk jalan keluar.
e. Kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu Pengalaman dirinya maupun pengalaman orang lain dapat menjadi proses belajar individu dengan melakukan analisis faktor-faktor yang dapat membantu dan mengganggu penyesuaiannya. f. Sikap realistis dan objektif Sikap realistis dan objektif bisa didapatkan dari pemikiran yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Runyon dan Haber (dalam Irene, 2013) menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan individu memilki lima aspek sebagai berikut:
a. Persepsi yang akurat terhadap realita
Hal ini termasuk pengakuan kita terhadap kemungkinan munculnya distorsi atau perubahan persepsi dan interpretasi kita pada suatu kejadian.
b. Kemampuan untuk mengatasi stres dan kecemasan
Coping terhadap stres atau kecemasan akan terjadi apabila kita mau mengakui bahwa pencapaian tujuan dalam hidup akan memberikan arah dan jalan serta membuat kita dapat lebih bertahan dari keinginan, kekalahan yang tidak terelakkan, rasa frustrasi dan stres yang mungkin terjadi.
c. Self- image positif
Penilaian diri yang kita lakukan harus bersifat positif dan negatif.Kita tidak boleh terjebak pada satu penilaian saja terutama penilaian yang tidak diinginkan, kita harus berusaha memodifikasi penilaian positif dan negatif tersebut menjadi suatu perubahan yang lebih luas dan lebih baik. Individu seharusnya mengakui kelemahan dan kelebihannya, jika seseorang mengetahui dan memahami dirinya denga cara yang realistik, dia akan mampu mengembangkan potensi, sumber-sumber dirinya secara penuh.
d. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan Individu mampu merasakan, mengekspresikan keseluruhan emosi secara realistik dan tetap berada di bawah kontrol.Masalah-masalah dalam pengungkapan perasaan seperti kurang kontrol atau adanya kontrol yang berlebihan. Kontrol yang berlebihan dapat menyebabkan dampak yang negatif, sedangkan kurangnya kontrol akan menyebabkan emosi yang berlebihan.
e. Hubungan interpersonal yang baik
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Sejak kita berada dalam kandungan, kita selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti kebutuhan fisik, sosial dan emosi. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mampu menciptakan suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
Menurut Fatimah (2006), penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
a. Penyesuaian pribadi
Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya
. b. Penyesuaian sosial
Kehidupan dalam bermasyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus-menerus dan silih berganti. Dari proses tersebut, timbul suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini dikenali dengan istilah proses penyesuaian sosial.