Fungsi Teman Sebaya (skripsi dan tesis)

 Pada prinsipnya hubungan lingkungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja (Piaget dan Sullivan) dalam (Desmita, 2014:230) menekankan bahwa melalui interaksi dengan kawan-kawan sebaya, anak-anak dan remaja mempelajari modus relasi yang timbal balik secara simetris. “Anak mempelajari prinsip- prinsip kejujuran dan keadilan melalui peristiwa pertentangan dengan teman sebayanya”. “Mereka juga mempelajai secara aktif kepentingan-kepentingan dan perspektif teman sebaya dalam rangka memuluskan integrasi irinya dalam aktifita teman sebaya yang berkelanjutan”. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila di terima dan sebaliknya akan merasa tertekan apabila di keluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. 11 Studi kontemporer tentang remaja, juga menunjuka bahwa bahwa hubungan yang positif denga teman sebaya diasosiasikan dengan penyesuaian sosial yang positif. (Santrok, 1998). Hartup (1982) dalam (Desmita, 2014:230),mencatat bahwa pengaruh teman sebaya memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang penting bagi remaja. Bahkan dalam studi lain menyatakan bahwa hubungan teman sebaya yang harmonis dimasa remaja, dihubungkandengan kesehatan mental yang positif pada usiah setengah baya (Hightower, 1990) dalam (Desmita, 2014:230-231).
Secara lebih rinci (Kelly dan Hansen, 1987) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu:
 a. Mengontrol impus- implus agresi. Melalui interaksi denga teman sebaya, remaja belajar bermain memecahkan pertentanga-pertentanga dengan cara-cara yang lain selain selain denga tindakan agresi langsung.
b. Memperoleh dorongan emosi dan sosial serta menjadi independen. Teman-teman dan kelompok sebaya mendorong remaja untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru mereka.
c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mendeskripsikan perasaanperasaan dengan cara-cara yang lebih matang. Melalui percakapan dan perdebatan engan teman sebya, remaja belajar mengekspresikan ideide dan perasaan-perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka memecahkan masalah.
 d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin. “Sikap-sikap seksual dan tingkah laku peran jenis kelamin terutama dibentuk melalui hubungan dengan teman sebaya”. “Remaja belajar mengenai tingkah laku dan sikap-sikap yang mereka asosiasikan dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda”.
e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. “Umumnya orangorang dewasa mengajarkan pada anak-anak mereka tentang apa yang benar dan apa yang salah”. Dalam kelompok teman sebaya, remaja mengangambil keputusan atas inisiatif mereka sendiri. “Remaja mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya dan juga yang dimiliki teman sebayanya, serta memutuskan mana yang benar”. Proses mengevaluasi ini dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan penalaran moral mereka.
f. Meningkatkan harga diri (self-esteem). “Menjadi orang yang disukai sebagian besar teman-teman sebayanya membuat remaja enak atau senang tentang dirinya”. “Salah satu fungsi penting dari kelompok teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibanding remaja-remaja lainnya. Belajar hal seperti ini di rumah tidak mudah dilakukan mengingat saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda” (Santrock,2007: 55)