Menurut Mifta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Pendapat senada dikeluarkan oleh Harsey dan Blanchard (2007) bahwa gaya kepemimpinan sebagai “pola perilaku yang dilakukan seseorang pada waktu berusaha mempengaruhi aktivitas orang lain, seperti yang dipersepsikan orang lain yang dipengaruhinya”.
Pemimpin memiliki peran sebagai perencana strategis yang efektif dalam memimpin organisasi untuk menggunakan dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan. Bahkan mereka berkontribusi penting dalam menumbuhkan kemampuan serta memotivasi karyawan untuk mengembangkan keterampilan mereka (Karami, dalam Mumenya et al., 2012 ). Quigley (dalam Mumenya et al., 2012), menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif dalam organisasi dipandu oleh pemahaman holistik entitas mereka, mampu selalu menjaga pandangannya pada masa depan, meninjau dan memantau arah serta tujuan komitmen, dan memastikan tujuan ini dipahami oleh seluruh stakeholder perusahaan melalui komunikasi yang efektif. Dengan demikian, gagasan bahwa keberhasilan pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan hasil dari seberapa baik mereka dapat menyelaraskan tujuan dalam berbagai fungsi organisasi dengan orientasi keseluruhan dari perusahaan
Hasil penelitian Mumenya et al. (2012) menunjukkan bahwa kepemimpinan organisasi merupakan faktor paling utama yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan manajemen strategis suatu perusahaan. Penelitian Zhao (2005), juga menunjukkan bahwa implemetasi manajemen stategis yang efektif dapat dicapai dalam suasana kepemimpinan yang mampu mendorong pengembangan ide dan penghargaan terhadap bawahan.