Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Faktor-Faktor tersebut antara lain:
Menurut Kaming dalam Ervianto (2005) faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu:
- Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: Desain rekayasa, Metode Konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja.
- Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.
- Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.
- Faktor Manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, insentif, pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja, hubungan kerja antar sejawat, kemangkiran.
Menurut Muchdarsyah Sinungan dalam Eddy (2007)
- Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek
- Tingkat keahlian tenaga kerja
- Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga kerja.
- Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut.
- Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya
- Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin).
Disamping faktor tersebut diatas Soeharto (2004) mengatakan ada beberapa variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokkan menjadi:
- Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu
Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadaan cuaca. Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin, serta hujan dan salju. pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tenaga kerja, sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun. Untuk kondisi fisik lapangan kerja seperti rawa-rawa, padang pasir atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. hal ini sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oleh macam – macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan untuk kekurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. sarana bantu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.
- Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi
Yang dimaksud dengan supervisi atau penyelia adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan pengendalian menjadi langkah – langkah pelaksanaan jangka pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia lain yang terkait. keharusan memiliki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. melihat lingkup tugas dan tanggung jawab terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh.
- Komposisi Kelompok Kerja
Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja lapangan (labor craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang kayu, pembantu (helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. yang dimaksud dengan komposisi kelompok kerja adalah:
- Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinya.
- Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja.
Perbandingan jam – orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja yang dipimpinya, menunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar komplek dan berukuran sedang keatas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10-15. jam-orang yang berlabihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas.
- Kerja lembur
Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja.
- Ukuran besar proyek
- Pekerja langsung versus kontraktor
- Kurva pengalaman
- Kepadatan tenaga kerja