Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis yang sangat berbeda (Sinungan, 2000), yaitu:
- perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkatkan atau berkurang serta tingkatannya,
- perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relative, dan
- perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran serta tujuan.
Melakukan pengukuran produktivitas sudah banyak metode yang dikembangkan. Untuk setiap metode diperlukan suatu perangkat data dan untuk itu diperlukan pula suatu sistem administri yang sesuai untuk dapat mencatat data-data yang diperlukan secara berkesinambungan, apabila metode yang dipakai sangat pelik dan komplek maka semakin komplek pula administarasi yang harus dilakukan (Syarif, 1987).
Pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan membagi output dan input pekerjaan (Reksohadiprojo, 1998). Pengukuran produktivitas dilakukan dengan membagi output dengan input (Syarif, 1987), yaitu:
Produktivitas = Hasil Pekerjaan (Volume) …………………………….. (3.1)
Jumlah tenaga/waktu
Ukuran hasil pekerjaan (volume) dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk antara lain:
- jumlah satuan fisik produk/jasa, dan
- jumlah pekerjaan/kerja.
Ukuran jumlah tenaga/waktu dapat dinyatakan dalam bentuk, antara lain:
- jumlah tenaga kerja,
- jumlah waktu, dan
- jumlah material.
Produktivitas penggunaan suatu alat atau bahan tertentu seperti aspal dapat diperbandingkan secara langsung melalui ukuran-ukuran di atas atau melalui pembuatan grafik yang menyatakan perbandingan hasil pekerjaan terhadap penggunaan sumber daya