Ada tiga faktor yang mempengaruhi konsekuensi jika suatu risiko benar-benar terjadi, yaitu sifatnya risiko yang menunjukkan masalah yang muncul bila terjadi, ruang lingkupnya; menggabungkan kepelikannya (seberapa seriusnya masalah ini) dengan keseluruhan distribusi (berapa banyak proyek yang akan dipengaruhi atau berapa banyak pelanggan terganggu), dan waktunya dengan mempertimbangkan kapan dan untuk berapa lamapengaruh itu dirasakan. Seorang manajer proyek mungkin menginginkan berita buruk terjadi segera mungkin tetapi dalam beberapa kasus penundaan lebih lama akan lebih baik. (Masyhud Ali, 2006)
Langkah-langkah yang direkomendasikan untuk menentukan konsekuensi keseluruhan dari suatu risiko: (Mamduh M. Hanafi, 2006)
- Tentukan probabilitas rata-rata dari nilai kejadian untuk masing-masing komponen risiko.
- Dengan menggunakan suatu tabel, tentukan pengaruh untukmasing-masing komponen berdasarkan kreteria yangdiperlihatkan.
- Lengkapi tabel risiko dan analsis hasilnya seperti dijelaskansebelumnya.
Tim proyek harus melihat tabel risiko pada interval yang regulermengevaluasi lagi masing-masing risiko untuk menentukan kapankeadaan baru menyebabkan probabilitas dan pengaruh berubah. Akibatnya diperlukan penambahan risiko baru ke tabel, menggantirisiko yang tidak relevan dan mengubah pemosisian relatif dari risikolainnya. (Stulz, 2003)
Tingkat referen risiko harus ditentukan sehingga bermanfaat. Sebagian besar proyek, komponen risiko yaitu kinerja, biaya, dukungan dan jadwal mencerminkan tingkat referen risiko. Tingkat referen risiko adalah tingkat degradasi kinerja,peningkatan biaya, kesulitan dukungan, dan melesatnya jadwal yangmenyebabkan proyek diterminasi. (Bramantyo Djohanputra, 2005)
Jika kombinasi risiko menciptakan masalah sehinnga tingkatreferen terlampaui maka kerja berhenti. Tingkat referen memiliki titik tunggal yang disebut referen point/break point dimana keputusan diteruskan atau dihentikansama-sama diterima. Selama penilaian risiko maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:(Mamduh M. Hanafi, 2006)
- Tentukan tingkat referen risiko untuk proyek.
- Usahakan untuk mengembangkan hubungan antaramasing-masing risikodan masing-masing tingkat referen.
- Prediksi himpunan titik referen yang menentukan daerahtereliminasi dibatasi oleh kurva atau area ketidakpastian.
- Cobalah memprediksi bagaimana penggabungan kombinasirisiko akan mempengaruhi suatu titik referen
Respon risiko adalah merupakan salah tindakan penanganan yang perlu dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi. Metode/strategi yang dipakai dalam menangani risiko menurut (norman & flanagan, 1993) yaitu :
- Menahan risiko (risk retention), merupakan bentuk penanganan risiko yang mana akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak.
- Mengurangi risiko (risk reduction), yaitu tindakan untuk mengurangi risiko yang kemungkinan akan terjadi dengan cara pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi risiko, perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan, dan perlindungan terhadap orang dan properti.
- Mengalihkan risiko (risk transfer). Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan risiko kepada pihak lain. Bentuk pengalihan risiko yang dimaksud adalah asuransi dengan membayar premi.
- Menghindari risiko (risk avoidance) Menghindari risiko sama dengan menolak untuk menerima risiko yang berarti menolak untuk menerima proyek tersebut.
Langkah pengurangan risiko diperlukan bagi definisi standar dokumentasi dan mekanisme untuk memastikan bahwa dokumendikembangkan secara tepat waktu, guna memastikan kontinuitas. Manajemen risiko dan perencanaan kemungkinan mengasumsikanbahwa usaha pengurangan telah gagal dan risiko menjadi suatukenyataan. Sebagai contoh, diandaikan proyek sedang berlangsung dengan baik dansejumlah orang mengatakan akan keluar dari proyek tersebut maka strategi pengurangan telah dilakukan dengan backupinformasi, dokumentasi dan pengetahuan telah disebar ke semua tim. Manajer proyek akan menyesuaikan lagi jadwal dengan fungsi-fungsi yang telah disusun sepenuhnya dan pendatang baru akan ditambah untuk mengejar dan membagun serta akan ditransfer pengetahuan oleh orang akan keluar. (Stulz, 2003)
Aktifitas analisis risiko mempunyai titik tunggal yang memiliki tujuanuntuk membantu tim proyek dalam mengembangkan strategi yangberkaitan dengan risiko. Strategi yang efektif harus menghindari risiko, memonitoring risiko, dan manajemen risiko dan perencanaan kemungkinan. Sebagai contoh langkah-langkah untuk mengurangi turnover staf adalah:(Mamduh M. Hanafi, 2006)
- Temui staf yang ada, untuk menentukan penyebab keluar.
- Bertindaklah untuk mengurangi penyebab-penyebab yang ada dibawah kontrol manajemen sebelum proyek dimulai.
- Bila proyek dimulai asumsikan turnover akan terjadi dankembangkan teknik-teknik untuk memastikan kontiunitas padasaat orang keluar.
- Kumpulkan tim proyek sehingga informasi mengenaimasing-masing aktivitas pengembangan dapat disebarluaskan.
- Tentukan standar dokumentasi dan buat mekanisme untukmemastikan bahwa dokumen dikembangkan tepat waktu.
- Lakukan kajian antar teman terhadap semua pekerjaan tersebut sehingga lebih dari satu orang yang terbiasa denganpekerjaan itu.
- Tentukan backup anggota staf untuk setiap teknologi kritis.
Aktifitas pemonitoran dimulai, manajer proyek memonitor faktor-faktor yang dapat memberikan suatu indikasi apakah risikomungkin sedang menjadi lebih atau kurang. Untuk kasus turnover tinggi, faktor-faktor yang dapat dimonitor misalnya sikap umum anggota tim berdasarkan tekanan proyek, tingkat di mana tim disatu-padukan, hubungan interpersonal di antara anggota tim, masalah pontensial dengan kompensasi dan manfaat, dan keberadaan pekerjakan di dalam perusahaan dan di luarnya. (Masyhud Ali, 2006)