Teori Kepuasan Kerja


Hingga saat ini ada banyak teori kepuasan kerja yang telah dikemukakan
oleh para peneliti. Konsep yang diberikan biasanya berasal dari perspektif yang
telah dialami peneliti yang berdampak pada produktivitas karyawan. Beberapa
teori kepuasan kerja seperti :

  1. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg
    Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Herzberg (1959) pada 200 akuntan
    dan insinyur di Pittsburgh ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang
    bertanggung jawab atas kepuasan kerja dan beberapa faktor lainnya yang
    berdampak pada ketidakpuasan kerja. Faktor tersebut yaitu “motivator” dan
    “Hygiene Factors”.
    A. Hygiene Factors
    a) Kebijakan Perusahaan dan Administratif
    Kebijakan suatu organisasi yang tidak dipahami secara jelas oleh
    karyawan kerap menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja.
    Perusahaan diharap selalu memberikan salinan kebijakan dan
    prosedur yang mudah diakses oleh karyawannya.
    b) Pengawasan
    Pengawasan langsung oleh atasan terkadang membuat karyawan
    merasa tidak puas bahkan lebih buruk. Perannya yang sangat
    penting menjadikan seorang pengawas harus bersikap adil terhadap
    setiap bawahannya dan diharap memberikan pujian sehingga tidak
    ada yang merasa diabaikan.
    c) Gaji
    Mendapatkan gaji yang layak memang merupakan hak setiap
    pekerja namun tidak dapat dipungkiri bahwa gaji menjadi
    motivator bagi karyawan. Keadilan dalam pemberian gaji yang
    disesuaikan dengan kualitas kerja menjadikan karyawan merasa
    senang dalam melakukan pekerjaannya.
    d) Keamanan Kerja
    Setiap individu tentu mengharapkan jaminan keamanan dalam
    melakukan pekerjaannya. Karyawan kerap lebih tertarik pada
    perusahaan swasta dibandingkan sektor pemerintah karena adanya
    keamanan kerja dan peluang pengembangan yang memadai.
    e) Hubungan interpersonal
    Kepuasan kerja yang tinggi nyatanya terbentuk melalui adanya
    hubungan interpersonal yang baik. Menjaga hubungan dengan
    rekan kerja, atasan, dan bawahan menjadi penting untuk
    meningkatkan kompatibilitas. Disisi lain perilaku kasar dan tidak
    pantas akan menjadi pelanggaran yang berakibat pada pemecatan.
    f) Kondisi Kerja
    Lingkungan menjadi salah satu faktor yang memotivasi karyawan
    dalam melakukan pekerjaannya. Fasilitas yang diberikan
    perusahaan harus up to date namun tetap memberikan manfaat
    yang dibutuhkan. Ruangan yang luas dan memungkinkan untuk
    melakukan mobilitas akan menghasilkan kepuasan kerja lebih
    tinggi dibandingkan sebaliknya.
    g) Pekerjaan itu sendiri
    Karyawan kerap merasa tugas yang mereka kerjakan tidak
    bermakna atau tidak memberikan manfaat besar bagi perusahaan
    atau diri mereka sendiri. Hal tersebut berdampak pada penurunan
    kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Maka dari itu, manajemen
    diharap dapat melakukan efisiensi tugas sehingga rotasi pekerjaan
    akan berjalan dengan konstan dan kepuasan kerja meningkat.