Sukses tidaknya suatu investasi banyak ditentukan juga dari pemilihan sektor industri yang tepat. Hal ini bisa tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham secara sektoral yang menunjukkan variasi. Ada sektor industri tertentu yang peningkatannya besar, ada yang cenderung mendatar (flat) ada juga sektor industri yang cenderung turun. Bisa disimpulkan, perkembangan (growth) dari investasi kita salah satunya tergantung kepada sektor industri yang kita pilih. Sektor industri juga bisa dikelompokkan untuk memudahkan pemilahan sebelum memilih sektor industri. Misalnya, kelompok sektor industri yang defensif (stabil, growth rendah): consumer goods, retail; kelompok sektor industri yang menjadi primadona (volatile, growth cenderung tinggi): perkebunan, telekomunikasi, pertambangan & energi; dan masih banyak kelompok-kelompok lain yang bisa kita buat. Dalam menganalisis sektor industri, perlu dipahami juga tentang siklus hidup industri. Untuk menggambarkan kontribusi tahap daur hidup industry dalam estimasi penjualan, maka berikut ini akan dibahas masing-masing tahap tersebut dan dampaknya terhadap pertumbuhan penjualan dan keuntungan (profit) industry. a. Pioneering stage (fase awal). Pada fase awal ini, pertumbuhan penjualan dan pendapatan cenderung sangat tinggi dengan resiko tingkat kegagalan yang tinggi pula. Artinya, banyak perusahaan yang tidak mampu mengembangkan lebih jauh lagi akhirnya bangkrut/tutup. Investor memiliki potensi untung yang besar dengan mempertaruhkan resiko yang tinggi (high risk – high return). b. Expansion stage (fase perkembangan). Setelah melewati fase awal, perusahaan yang bisa bertahan (survive) akan melanjutkan pertumbuhannya yang masih cukup tinggi tetapi tidak setinggi pada fase awal. Biasanya, pada fase ini perusahaan mulai memperbaiki produknya dan mungkin menurunkan harga. Perusahaan mulai bisa mendapatkan pinjaman dalam jumlah yang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dan banyak investor yang tertarik menginvestasikan uangnya. Kebijakan finansial perusaan mulai stabil, profit margin sangat tinggi dan biasanya sudah bisa membagikan deviden. c. Stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa). Pada tahap ini, pertumbuhan sudah moderat dan biasanya merupakan fase terlama dalam siklus hidup industri. Produk sudah standar, minim inovasi, penuh dengan kompetisi, biaya (costs) stabil. Tantangan utama perusahaan dalam sektor industri yang sudah dewasa adalah efisiensi, baik efisiensi produksi maupun mengontrol biaya. Pertumbuhan industri pada fase ini biasanya relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi negara. d. Deceleration in growth and/or decline stage (tahap perlambatan dan/atau penurunan). Industri mulai masuk fase ini biasanya pada saat muncul produk baru yang bisa menggantikan atau arah kebijakan global tidak mendukung. Contoh sektor industri yang berada pada fase ini adalah industri mesin tik, televisi hitam putih, dan radio transistor. Pada fase ini, keuntungan perusahaan bisa sangat rendah bahkan rugi. Dengan mengetahui daur hidup suatu industry, secara umum dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan suatu industri. Aspek yang lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis sektor industri adalah aspek kualitatif. Aspek kualitatif yang penting adalah: a. Sejarah performa secara jangka panjang. Investor harus mempertimbangkan data historis pertumbuhan penjualan dan pendapatan, serta pertumbuhan harga. Meskipun data tersebut tidak bisa dipastikan mencerminkan performa industri tersebut ke depan, tetapi data tersebut bisa memberikan gambaran informasi yang berharga. b. Kompetisi. Kompetisi yang harus dipertimbangkan meliputi 5 faktor kompetisi dasar, yaitu: kompetitor baru, kekuatan posisi tawar pembeli, persaingan dengan kompetitor yang sudah ada, potensi adanya produk/jasa yang bisa menggantikan, dan kekuatan posisi tawar pemasok. c. Pengaruh Pemerintah. Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan mempengaruhi industri. d. Perubahan struktur yang terjadi pada ekonomi. Sebagai gambaran, dewasa ini era industri bergeser ke arah industri berbasis Teknologi Informasi. Industri yang tidak bisa menyesuaikan perubahan ini pasti akan menurun dan bahkan pada akhirnya mati. Aspek kualitatif ini bisa menjadi faktor yang menentukan, bahkan vital untuk meramalkan prospek industri ke depan.