Gejala-gejala Stres (skripsi dan tesis)

Stress menunjukkan gejala-gejalanya dalam sejumlah cara. Semua gejalagejala tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum, yaitu (Muchlas, 2005):
1. Gejala-Gejala Fisiologis
Stress mengarah pada gejala-gejala fisiologis, dimana stress dapat
menciptakan perubahan-perubahan dalam metabolisme, meningkatkan
angka denyut jantung dan pernafasan, menaikkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala dan merangsang timbulnya serangan jantung.
2. Gejala-Gejala Psikologis
Efek psikologis dari stress yang paling sederhana dan jelas adalah
ketidakpuasan kerja. Tetapi, stress menunjukkan dirinya dalam status
psikologis tertentu, misalnya ketegangan, kecemasan, ketersinggungan,
kebosanan dan keras kepala.
3. Gejala-gejala Perilaku
Gejala-gejala stress yang berhubungan dengan perilaku termasuk
perubahan-perubahan dalam produktivitas, absensi dan pindah kerja, juga
perubahan-perubahan dalam kebiasaan makan, lebih sering merokok dan
bertambahnya minum alkohol, bicara menjadi cepat, bertambah gelisah
dan adanya gangguan tidur.
Rivai dan Deddy (2010), mengemukakan gejala-gejala stress di tempat
kerja antara lain:
1. Kepuasan kerja rendah
2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan yang jelek
6. Kreativitas dan inovasi kurang
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan
kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. Menurut Braham (2001dalam Rivai dan Deddy, 2010), gejala stress dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air
besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal,
punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang,
keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau
serangan jantung, kehilangan energi.
2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif,
gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah
menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah
bermusuhan serta mudah menyerang, dan kelesuan mental.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit
untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi
satu pikiran saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada
orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang
mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup
diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stress merupakan
suatu kondisi ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang di mana ia harus menyelesaikan beban kerja berlebihan yang melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh perusahaan kepadanya. Stress yang berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya sehingga dalam diri para karyawan akan berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka