Perkembangan penting dalam teori keuangan terjadi ketika Markowitz
menerbitkan artikel yang menjadi dasar dari teori portofolio (Arifin, 2005).
Prinsip dasar dari teori portofolio yang diungkapkan oleh Markowitz adalah don’t put all your egss in one basket yang berarti jangan menginvestasikan seluruh dana hanya pada satu saham. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menambahkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya maka total risiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun ekspektasi return nya tetap sebesar rata-rata tertimbang dari ekspektasi return masing-masing aset yang ada di portofolio, dengan kata lain diversifikasi akan menurunkan risiko total tanpa mengorbankan return.
Model portofolio Markowitz dikembangkan oleh William Sharpe dengan
menciptakan model indeks tunggal. Model ini mengaitkan perhitungan return
asset dengan return indeks pasar. Secara matematis, Model Indeks Tunggal
dirumuskan sebagai berikut (Tandelilin, 2001):
ri= αi + βi rm + ei
9
Keterangan:
ri = return sekuritas i
Rm = return indeks pasar
Αi = return sekuritas yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar
Βi = ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar
Ei = kesalahan residual
Perhitungan return melibatkan dua komponen yaitu (Jogiyanto, 2010):
1. Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan:
dilambangkan α.
2. Komponen return yang terkait dengan pasar ; dilambangkan β.
Komponen keunikan perusahaan berkaitan dengan kejadian – kejadian mikro
yang hanya berkaitan dengan perusahaan bersangkutan. Contohnya adalah
ekspansi operasional perusahaan atau rencana pengurangan kerja, sedangkan
komponen yang terkait dengan pasar menyangkut kejadian – kejadian makro yang memengaruhi seluruh perusahaan. Kenaikan suku bunga, peningkatan inflasi, merupakan contoh kejadian makro yang dapat memengaruhi seluruh perusahaan yang ada di pasar. Salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah terminologi beta (risiko sistematik).
Arbitrage pricing theory (APT) adalah salah satu teori model keseimbangan yang mengambarkan return sekuritas tidak hanya dipengaruhi oleh portofolio pasar tapi dipengaruhi oleh sumber risiko lain. CAPM pada dasarnya merupakan model APT yang hanya mempertimbangkan faktor risiko sistematis pasar. APT didasari oleh pandangan bahwa return yang diharapkan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh faktor – faktor ekonomi dan bukan karateristik khusus
perusahaan. Faktor – faktor risiko APT harus memiliki karateristik sebagai berikut
(Tandelilin, 2001):
1. Masing – masing faktor risiko harus memiliki pengaruh luas terhadap
return saham – saham di pasar. Kejadian – kejadian khusus yang berkaitan
dengan kondisi perusahaan, bukan merupakan faktor risiko APT.
2. Faktor – faktor risiko tersebut harus memengaruhi return yang diharapkan.
Untuk itu perlu dilakukan pengujian secara empiris, dengan cara
menganalisis return saham secara statistik, untuk melihat bagaimana
faktor – faktor risiko berpengaruh secara luas terhadap return saham.
3. Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksi oleh pasar
karena faktor – faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak
diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai
yang diharapkan dengan nilai sebenarnya).
Model APT dirumuskan sebagai berikut (Tandelilin, 2001):
Ri = E(Ri) + bi1f1 + bi2f2 + … + binfn +ei
Keterangan:
Ri = tingkat return aktual sekuritas i
Bi1 = return yang diharapkan untuk sekuritas i
F = deviasi faktor sistematis F dari nilai yang diharapkan
bi = sensitivitas sekuritas i terhadap faktor i
ei = random error
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dalam APT, risiko didefinisikan sebagai
sensitivitas saham terhadap variabel makro – makro ekonomi (bi) dan besar return yang dipengaruhi oleh sensitivitas tersebut. Ukuran sensitivitas dalam APT (bi) akan mempunyai intrepretasi yang sama dengaan nilai sensitivitas dalam CAPM (beta), karena beta dan bi merupakan ukuran sensitivitas return sekuritas dalam suatu premi risiko. Salah satu kritik terhadap model APT adalah sulitnya menemukan faktor – faktor risiko yang relevan, karena faktor – faktor tersebut merupakan data exdante. Untuk mengimplementasi APT kita perlu menemukan faktor – faktor risiko yang relevan bagi tingkat return sekuritas, yang dalam kenyataannya belum ada kesepakatan mengenai faktor – faktor risiko apa yang relevan dan berapa jumlahnya. Beberapa penelitian yang mengidentifikasi variabel – variabel ekonomi makro yang memengaruhi return sekuritas yaitu:
1. Default risk
2. Tingkat bunga
3. Inflasi atau deflasi
4. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang
5. Risiko pasar residual
APT mengasumsikan bahwa sekuritas yang berbeda akan mempunyai sensitivitas
terhadap faktor – faktor risiko sistematis yang berbeda pula. Masing – masing
investor mempunyai perilaku terhadap risiko yang berbeda, sehingga investor
mampu menyusun portofolio tergantung dari preferensinya terhadap risiko,
dengan mengetahui harga pasar dari faktor – faktor risiko yang dianggap relevan dan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan faktor tersebut.