Sarafino ( dalam Smet 1994 ) menyatakan bahwa dalam menghadapi stressor ada dua jenis koping yang digunakan, yaitu :
- Emotional focus Coping, digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalaui perilaku individu, seperti: penggunaan alcohol, bagaimana meniadakan fakta – fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang ‘stresfull’ individu akan cenderung untuk mengatur emosinya.
- Problem focus Coping, digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat menubah situasi.
Koping menurut Carver, dibagi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan memfokuskan pada emosi. Jenis-jenis koping yang memfokuskan pada pemecahan masalah berupa:
- Keaktifan diri, adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan atau mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibat yang ditimbulkan, dengan kata lain bertambahnya usaha seseorang untuk melakukan koping, antara lain dengan bertindak langsung.
- Perencanaan, adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres, contohnya dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah apa yang perlu diambil dalam menangani suatu masalah.
- Control diri, adalah individu membatasi keterlibatannya dalam aktivitas kompetisi atau persaingan dan tidak bertindak terburu-buru, menunggu sehingga layak untuk melakukan suatu tindakan dengan mencari alternatif lain.
- Mencari dukungan sosial, adalah mencari nasehat, pertolongan, informasi, dukungan moral, empati dan pengertian
Sedangkan koping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa [1]:
- Mengingkari, adalah suatu tindakan atau pengingkaran terhadap suatu masalah.
- Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan tekanan sehingga keadaan ini memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut.
- Religius, adalah sikap individu untuk menenangkan dan menyelesaikan masalah-masalah secara keagamaan.
Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe menurut Kozier yaitu [2]:
- Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem focused coping), meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat.
- Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping), meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional. Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa lebih baik.
Mekanisme koping juga dilihat sebagai mekanisme koping jangka pendek dan jangka panjang. Mekanisme koping jangka panjang merupakan cara konstruktif dan realistik. Sebagai contoh, dalam situasi tertentu berbicara dengan orang lain tentang masalah dan mencoba untuk menemukan lebih banyak informasi tentang situasi. Mekanisme koping yang selanjutnya adalah mekanisme koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stress untuk sementara tetapi merupakan cara yang tidak efektif untuk menghadapi realitas.
Sedangkan metode koping menurut Folkman adalah[3] :
- Planful problem solving (problem-focused)
Individu berusaha menganalisa situasi untuk memperoleh solusi dan kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah.
- Confrontative coping (problem-focused)
Individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan kemarahan atau mengambil resiko untuk merubah situasi.
- Seeking social support (problem or emotion- focused)
Usaha individu untuk memperoleh dukungan emosional atau dukungan informasional.
- Distancing (emotion-focused)
Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi atau menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi.
- Escape-Avoidanceting (emotion-focused)
Menghindari masalah dengan cara berkhayal atau berpikir dengan penuh harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk menjauhi masalah yang dihadapi.
- Self Control (emotion-focused)
Usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan ataupun tindakan dalam hubungannya dengan masalah.
- Accepting responcibility (emotion-focused)
Mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk memperbaikinya.
- Positive Reappraisal (emotion-focused)
Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari situasi yang dihadapi. menekan.
Smet menyebutkan bahwa kemampuan koping terhadap stres merupakan kemampuan individu untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi yang menekan.[4] Sarafino, selanjutnya menyatakan bahwa koping terhadap stres terdiri dari dua bagian, yaitu koping berfokus masalah dan koping berfokus emosi. [5]
Carver menyatakan aspek-aspek kemampuan koping terhadap stres yang diambil dari dua bagian koping tersebut, yaitu koping yang berfokus masalah terdiri dari koping aktif, perencanaan, pembatasan aktivitas, koping penundaan, dan pencarian dukungan sosial untuk mendapatkan bantuan, sedangkan koping berfokus emosi terdiri dari pencarian dukungan sosial untuk alasan-alasan yang emosional, penginterpretasian kembali secara positif, penerimaan, pengingkaran, dan pengalihan ke agama.[6]
Ada dua mekanisme koping yang dikembangkan oleh Mc Bell, yaitu[7]:
- Koping jangka panjang, sifatnya konstruktif serta realistik.
- Koping jangka pendek, sifatnya bisa destruktif dan sementara.
Mekanisme koping adalah perilaku yang diperlukan atau usaha untuk mengurangi stres dan kecemasan. Tipe perilaku atau koping untuk kecemasan ringan antara lain meliputi : menangis, tertawa, tidur dan memaki, aktivitas fisik dan latihan, merokok dan minum-minum, kontak mata kurang, membatasi persahabatan dan menarik diri. Sedangkan mekanisme koping yang digunakan untuk tingkat kecemasan yang tinggi dikategorikan sebagai tugas reaksi orientasi atau mekanisme pertahanan.8
Stuart dan Sudden mengidentifikasi mekanisme koping menjadi 3, yaitu:
- Melawan perilaku : terjadi ketika seseorang berusaha mengatasi hambatan untuk melawan masalah, mungkin konstruktif, dengan penyelesaian masalah asertif atau melawan (merusak) dengan perasaan yang agresif marah dan permusuhan.
- Perilaku menarik diri meliputi : menarik diri dari ancaman, reaksi emosional seperti mengaku kalah, menjadi apatis atau perasaan bersalah dan mengisolasi.
- Perilaku kompromi : biasanya konstruktif, mengutarakan tujuan atau negoisasi untuk sebagian atau semua yang dibutuhkan.
Mekanisme koping lain yang sering digunakan atau muncul dalam menghadapi masalah antara lain :
- Strategi terfokus pada masalah
Untuk mengurangi stresor individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi.
Strategi yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah antara lain[8]: menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternaif, menimbang-nimbang alternatif berkaitan dengan biaya dan manfaat, memilih salah satunya dan mengimplementasikan alternatif yang dipilih.
- Strategi terfokus emosi
Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku individu seperti : penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta tidak menyenangkan, strategi kognitif. Termasuk dalam strategi terfokus emosi, yaitu:
- Represi
Seseorang cenderung untuk melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalunya dan hanya mengingat hal-hal yang menyenangkan. Freud menganggap represi sebagai mekanisme pertahanan yang paling dasar dan penting. Dalam represi, impuls atau memori yang terlalu menakutkan atau menyakitkan dikeluarkan dari kesadaran.[9]
- Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah motif yang dapat diterima secara logika atau sosial yang kita lakukan sedemikian rupa dengan mengembangkan alasan rasional yang menyimpangkan fakta sehingga kita tampaknya bertindak secara rasional
- Pembentukan reaksi
Sebagian individu dapat mengungkapkan suatu motif bagi dirinya sendiri dengan memberikan ekspresi kuat pada motif yang berlawanan.[10]
- Proyeksi
Semua orang memiliki sifat yang tidak diinginkan yang tidak diakui, bahkan oleh dirinya sendiri. Salah satu mekanisme bawah sadar, proyeksi melindungi kita dari mengetahui kualitas diri kita yang tidak layak dengan menampakkan sifat itu secara berlebihan pada diri orang lain.
- Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah upaya melepaskan diri dari situasi stres dengan memutarbalikkan realita untuk mempertahankan harga diri dan biasanya menggunakan istilah-istilah yang abstrak dan intelektualisasi.
- Penyangkalan
Terjadi ketika seseorang menolak untuk menerima kondisi yang tidak menyenangkan dalam dirinya.
- Pengalihan
Melalui mekanisme pengalihan, suatu motif yang tidak dapat dipuaskan dalam suatu bentuk diarahkan ke saluran lain.15
Ada 2 mekanisme koping) yang dikembangkan oleh Mc. Cubbin, yaitu:[11]
- Mekanisme koping yang konstruktif yang meliputi : mencari dukungan sosial, mengkaji ulang stress (reframing), mencari dukungan spiritual dan menggerakkan keluarga untuk mencari atau meminta bantuan.
- Mekanisme koping yang destruktif berupa penampilan secara positif.
Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan terdapat dua mekanisme koping yang dilaksanakan seeorang ketika mengalami perubahan atau kecemasan. Hal ini didasarkan pada penerimaan sseorang itu sendiri. Oleh karenanya koping bisa saja destruktif atau konstruktif. Dikatakan sebagai koping yang konstruktif apabila kecemasan dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk diselesaikan. Koping yang konstruktif membentuk pengalaman masa lalu untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, sedangkan koping yang destruktif, apabila seseorang lebih memilih menghindari kecemasan, memecahkan suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi.
Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial (Keliat, 1999) yaitu :
- Reaksi Orientasi Tugas
Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntunan dan situasi stres secara realistis, dapat berupa konstruktif atau destruktif. Misal :
- Perilaku menyerang (agresif) biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan.
- Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber- sumber ancaman baik secara fisik atau psikologis. masalah yang timbul dan berusaha untuk mengatasi agar tidak menimbulkan efek yang buruk dan stres berkepanjangan. Koping berfokus pada masalah misalnya : dengan mengatasi masalah-masalah interpersonal dengan menggunakan berbagai gaya komunikasi dan interaksi yang berbeda untuk merubah aspek ancaman dari lingkungan, mengubah persepsi (penilaian-penilaian) dari ancaman berdasarkan konsekuensi individu.
Koping dibagi menjadi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan memfokuskan pada emosi. Jenis – jenis koping yang memfokuskan pada masalah berupa [12]:
- Keaktifan diri, adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan atau mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibat yang ditimbulkan, dengan kata lain bertambahnya usaha seseorang untuk melakukan koping, antara lain dengan bertindak langsung.
- Perencanaan, adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres, contohnya dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah apa yang perlu diambil dalam menangani suatu masalah.
- Control diri, adalah individu membatsi keterlibatannya dalam aktivitas kompetensi atau persaingan dan tidak bertindak terburu–buru, menunggu sehingga layak untuk melakukan suatu tindakan dengan mencari alternative lain.
- Emotional Focus Coping atau koping berfokus pada emosi
Koping berfokus pada emosi digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan menilai perilaku individu bagaimana meniadakan fakta – fakta yang tidak menyenangkan dengan mekanisme kognitif bila individu tidak mampu mengubah kondisi stres, individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. Jenis koping ini terjadi ketika seseorang merasa bahwa hal yang menekannya (stressor) dapat dengan mudah untuk ditekan atau ditahannya. Emotion focused coping berorientasi hanya pada meredakan ketegangan dan emosi. Mekanisme koping berfokus pada emosi misalnya : mengingkari masalah terus – menerus, kegiatan yang menyenangkan dapat membuat individu merasa lebih baik dalam waktu pendek yang dapat menjadi suatu ancaman terhadap kesehatan (makan berlebihan, minum kopi atau alkohol yang berlebihan, merokok).
- Problem Focus Coping
Koping yang berfokus pada masalah digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat merubah situasi. Metode ini lebih sering digunakan mereka yang sudah matang psikologisnya (dewasa). Pada saat individu menghadapi masalah akan selalu bereaksi baik yaitu dengan cara menghadapi masalah serta berusaha memecahkannya.