Pelaksanaan Metode Dzikir (skripsi dan tesis)

Dzikir merupakan pengalaman ruhani yang dapat dinikmati oleh pelakunya, hal ini yang dimaksud oleh Allah sebagai penentram hati. Pada hakekatnya dzikir dibagi menjadi empat macam

  1. Dzikir Qalbiyah

Dzikir Qalbiyah adalah merasakan kehadiran Allah, dalam melakukan apa saja, sehingga hati selalu senang, tanpa ada rasa takut, karena Allah Maha Melihat, tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dzikir Qalbiyah lazim disebut ihsan, yaitu engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya sekalipun engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu.

  1. Dzikir Aqliyah

Dzikir Aqliyah adalah kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak alam semesta, Allah yang menjadi sumber gerak itu. Segala ciptaanya dengan segala proses kejadianya adalah proses pembelajaran bagi manuasia. Segala ciptaanya berupa batu, sungai, gunung, udara, pohon, manusia, hewan dan sebagainya merupakan pena Allah SWT yang mengandung kalam-Nya (sunatullah) yang wajib dibaca. Sesungguhnya pertama kali yang diperintahkan iqra’, (membaca), yang wajib dibaca meliputi dua wujud yakni alam semesta (ayat kauniyah) termasuk didalamnya (manusia) dan Al-Quran (ayat Qauliyah). Dengan kesadaran cara berfikir ini, maka setiap melihat ciptaa-Nya pada saat yang sama terlihat keagungan-Nya.

  1. Dzikir Amaliah

Dzikir Amaliah, yaitu tujuan yang sangat urgen, setelah hati berdzikir, akan berdzikir, lisan berdzikir, maka akan lahirlah pribadi-pribadi yang suci, pribadi-pribadi berakhlak mulia, dari pribadi-pribadi tersebut akan lahir amal-amal soleh yang di ridhai, sehingga terbentuk masyarakat yang bertaqwa.

Sedangkan pembagian dzikir secara garis besar pada umumnya ialah meliputi :

  1. Dzikir lisan dan hati, yakni dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir, dan merenungkan serta mengingat Allah dengan hati.
  2. Dzikir perbuatan, yakni dengan berbuat kebaikan dan beramal sholeh dengan mengingat kebesaran Allah (Al-Islam,2007).

Beberapa ahli memberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk dzikir yang diterapkan dalam kehidupan tashawuf, para ahli tersebut diantaranya: Sukamto MM. dalam Anshori (2003) membagi dzikir kedalam empat jenis (1). Dzikir membangkitkan daya ingat, (2) Dzikir kepada hokum-hukum ilahi. (3) Dzikir-dzikir mengambil pelajaran atau peringatan. (4) Dzikir meneliti proses alam. Menurut Amin Syukur banyak bentuk dzikir yang ditentukan dalam ajaran tashawuf; Pertama dzikir jahr sesuatu perbuatan mengingat Allah dalam bentuk ucapan-ucapan lisan, yang lebih menampakan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Kedua, dzikir khafi yaitu dzikir yang samar-samar. Dzikir khafi dilakukan secara khusyu’ oleh ingatan baik disertai dzikir lisan atau tidak. Ketiga dzikir haqiqi, yaitu dzikir yang sebenarnya, jenis terakhir ini dilakukan oleh seluruh jiwa raga baik lahir maupun batin, kapan saja dimana saja. (Syukur, 2003).

Amin Syukur disisi yang lain juga menyebutkan bentuk dzikir atau tata cara berdzikir dalam beberapa jenis, pertama, dzikir qauli atau jahr, yakni membaca lafal tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya dengan suara keras. Ucapan lisan untuk membimbing hati agar selalu ingat kepada-Nya. Lisan yang biasa berdzikir maka dengan sendirinya hati yang bersangkutan menjadi ingat. Kedua, ingat Tuhan dalam hati tanpa menyebut nama-Nya disebut dengan dzikir qalby atau sirr. Pada prinsipnya kedua dzikir tersebut dilaksanakan dalam cara dan kesopanan sesuai dengan prinsip yang ditentukan yakni dilakukan dengan merendahkan diri, penuh takut dan tidak mengeraskan suara, namun apabila dilakukan ditempat yang khusus boleh berdzikir dengan suara yang keras. Ketiga adalah dzikru al-ruh yaitu dzikir dalam arti seluruh jiwa raga tertuju untuk selalu ingat kepada-Nya, dengan berprinsip minallah, lillah, billah, dan ilallah artinya manusia berasal dari Allah, manusia adalah milik Allah, atas bantuan Allah dan kembali kepada Allah. Bentuk dzikir yang keempat adalah dzikir fi’li (aktifitas sosial) yakni berdzikir dengan melakukan kegiatan praktis, amal shalih, dan menginfakan sebagian harta untuk kepentingan sosial, melakukan hal yang berguna bagi pembangunan bangsa serta agama. Dzikir sosial merupakan refleksi dari dzikir qauli, dzikir qalby dan dzikir ruh.