Istilah spiritual berasal dari bahasa Latin spiritus yang
berarti prinsip yang memvitalisasi suatu organisme, atau bisa juga berasal dari bahasa Latin sapientia (sophia dalam bahasa Yunani) yang berarti ‘kearifan’ – kecerdasan kearifan (Zohar & Marshall, 2005b). Sifat spiritual manusia diketahui dari agama-agama besar di dunia yang mengabarkan bahwa manusia adalah makhluk spiritual yang kini tengah melewati eksistensi fisik sebagai bagian dari perjalanan spiritual kekal manusia (Khavari, 2000). Selman, et al., (2005) mengatakan bahwa: “Spiritual Intelligence is about
having a direction in life, and being able to heal ourselves of all the resentment— It is thinking of ourselves as an expression of a higher reality”.
Madhu Jain dan Prema Purohit (2006) mencoba meyakinkan bahwa hidup menjadi manusia (human beings) berarti menjalani kehidupan yang bersifat spiritual. Dari beberapa penjelasan tentang KS di atas, dapat disimpulkan bahwa KS adalah kemampuan manusia untuk menghayati keterhubungan dirinya dengan kekuatan tak terbatas (Tuhan), serta menyadari tingkat kebermaknaan hidup dan sifat-sifat keilahian yang ada di dalam
diri manusia