Pada dasarnya, kecenderungan seseorang untuk menggugah suatu gambar atau foto dengan tujuan untuk mencari perhatian orang lain (need for admiration), merupakan salah satu ciri seseorang dengan kecenderungan narsistik. Biasanya orang dengan kecenderungan narsistik ini juga akan diikuti dengan ciri-ciri lain, seperti arrogance, self-centeredness, greed, dan lack of empathy. Emmons (1995; 1-17) memberikan 4 karakteristik yang khas pada kecenderungan narsisme berdasarkan DSM-III (Diagnostic and Statistical Manual III), yaitu :
- Leadership (autority) yaitu anggapan sebagai pemimpin atau sebagai orang yang berkuasa.
- Superiority (arogance) yaitu rasa superior atau keangkuhan. Suatu rasa diri yang besar, penting dan khusus. individu yang narsistik mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang sangal baik pada penampilan lahiriah alau fisiknya.
- Self absorption (self admiration) yaitu penyerahan diri atau kekaguman pada diri sendiri.
- Exploitiveness (entitle ment) yaitu memanfaatkan orang lain untuk menunjukkan diri dengan mengeksploitir orang Iain.
Dalam hal lain, kepribadian narsistik memiliki perasaan yang tidak masuk akal bahwa dirinya orang penting, berharap pujian dari orang lain, kecenderungan untuk memandang dirinya dengan cara yang berlebihan, merasa paling unik dan merasa khusus disbanding orang lain, sehingga mereka tidak memiliki sensitivitas dan tidak memiliki perasaan iba terhadap orang lain. Dengan demikian, kepribadian narsistik akan meliputi beberapa aspek yaitu: (a) Pola pervasif (menembus; mengisi) dari grandositas (dengan segala kebesaran) dan kebutuhan untuk dipuji, (b) Perasaan grandiose (dengan segala kebesaran) bahwa dirinya orang penting, (c) Terpreokupasi dengan fantasi-fantasi kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tanpa batas, (d) Keyakinan bahwa dirinya “istimewa” dan hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang berstatus tinggi, (e) Sering iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri kepadanya, (f) Mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya, (g) Kurang memiliki empati, (h) Minta dipuji secara eksesif, (i) Bersikap arogan (Barlow dan Durand, 2006; 211).