Beberapa alasan yang menjelaskan mengapa bank besar mempunyai rasio modal yang rendah adalah bank besar mempunyai akses yang mudah terhadap pasar modal dan dapat memperoleh modal eksternal dengan biaya yang rendah, sehingga fleksibilitas keuangan lebih besar dan tidak memerlukan regulasi modal dibandingkan dengan bank kecil (Shrieves dan Dahl,1992), (Ahmad et.al,2008), (Kleff dan Weber,2003). Disamping itu bank besar lebih banyak mempunyai diversifikasi portofolio. Menurut Titman dan Wessels (1988) pada bank besar proporsi biaya kebangkrutan sangat kecil, dimana mengalami penurunan arti penting dari biaya kebangkrutan, maka dampak pengaruh antara Size bank dan rasio modal adalah negatif. Awdeh,et.al (2011) menyatakan bahwa ada empat faktor yang menghubungkan antara Size dengan perubahan modal yaitu (1) Bank besar di Libanon memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dan dapat bergantung dengan pendanaan dari sumber internal perusahaan, (2) Bank besar memiliki kemudahan akses di pasar modal baik lokal maupun internasional untuk memperoleh pendanaan jika diperlukan, (3) Bank kecil dipaksa oleh regulator untuk memenuhi/melebihi modal minimum yang dipersyaratkan untuk menarik deposan, (4) Bank besar memiliki modal yang lebih rendah karena memegan doktrin “too big to fail”
Awdeh,et.al (2011), Damanik (2008), Aggarwal dan Jacques (1998), Rime (2000), Kleff dan Weber (2003) menyatakan dalam penelitiannya bahwa Size berpengaruh negatif terhadap rasio modal.