Hasil positif yang memberikan guna dan manfaat tentu menjadi hal yang
diharapkan setiap individu melalui pekerjaannya. Terdapat banyak hal yang
mempengaruhi seseorang dalam bekerja seperti kondisi lingkungan pekerjaan dan
perasaan puas terhadap hasil kerja. Bailey et al. (2016) menyatakan bahwa
kepuasan berkaitan dengan respons individu terhadap pekerjaannya. Semakin
nyaman seseorang dengan lingkungan dan pekerjaannya semakin tinggi pula
tingkat kepuasan kerjanya dan sebaliknya ketidakpuasan akan timbul jika
seseorang merasa bahwa lingkungan dan pekerjaannya tidak memberikan dampak
baik bagi dirinya, seperti yang dikemukakan oleh Bentley et al. (2013) kepuasan
kerja umumnya mengacu pada tingkat kecintaan seseorang pada pekerjaannya.
Dalam pandangan organisasi kepuasan kerja yang baik dapat menyebabkan
kinerja pekerja yang lebih baik yang mempengaruhi hasil perusahaan (Smith et
al., 2020). Kepuasan karyawan umumnya dianggap sebagai pendorong retensi
karyawan dan produktivitas karyawan. Karyawan yang puas adalah prasyarat
untuk meningkatkan produktivitas, daya tanggap, kualitas, dan layanan
pengakuan. Tingkat kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, kualitas pengawasan, hubungan sosial dengan kelompok kerja dimana
individu berhasil atau gagal dalam pekerjaannya. Diyakini bahwa perilaku yang
membantu perusahaan menjadi sukses kemungkinan besar terjadi ketika karyawan
termotivasi dengan baik dan merasa berkomitmen terhadap organisasi, dan ketika
pekerjaan memberi mereka tingkat kepuasan yang tinggi (Paais & Pattiruhu,
2020).
Kepuasan kerja merupakan kriteria penting yang mewakili beberapa faktor
psikologis, fisiologis, dan lingkungan pekerjaan yang menentukan stabilitas
emosional karyawan. Kepuasan kerja sangat mempengaruhi motivasi karyawan
yang berdampak pada produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan
(Davidescu et al., 2020). Selaras dengan pendapat Raja et al. (2014) kepuasan
kerja diperlukan untuk kesejahteraan tenaga kerja karena mencerminkan apa
reaksi individu terhadap pekerjaan mereka. Jika kepuasan kerja tidak ada, diyakini
akan membuat karyawan tidak puas yang pasti tidak dapat bekerja dengan
kemampuan terbaiknya (Muhammad M. A et al., 2009). Tenaga kerja yang
bahagia dan termotivasi akan menjamin kesuksesan jangka panjang perusahaan
(Shriar, 2014) dan diyakini bahwa kepuasan kerja oleh semua tenaga kerja di
industri apa pun sangat terkait langsung dengan tingkat motivasi mereka. Dengan
demikian kepuasan kerja tidak hanya penting bagi staf, tetapi juga bagi pemberi
kerja karena kepuasan kerja mampu meningkatkan motivasi yang pada gilirannya
akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran staf (Hee et al.,
2019).
