Sikap kewirausahaan merupakan sebuah pola pikir atau cara pandang
dari seseorang mengenai sesuatu hal berkaitan dengan usaha yang dijalankan.
Qiu dalam Schierjott et al. (2018: 4) mendefinisikan sikap kewirausahaan
sebagai domain sikap khusus ke arah praktik dan proses yang berkaitan
dengan peluang bisnis dan cara-cara baru yang digunakan dalam pemecahan
masalah. Sedangkan Menurut Gaddam (2008) sikap kewirausahaan
merupakan suatu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam
menyikapi resiko yang akan dihadapi dalam suatu bisnis diukur menggunakan
skala sikap berwirausaha. Sementara menurut Hantoro dalam Furon (2017:
36) menyebutkan bahwa sikap kewirausahaan adalah suatu sikap yang
dimiliki oleh seorang wirausahawan yang berkemauan keras dan pantang
menyerah berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, jujur dan bertanggung
jawab, memiliki ketahanan fisik dan mental, tekun dan ulet, bekerja keras
serta memiliki pemikiran yang konstruktif dan kreatif.
Sikap kewirausahaan menjadi salah satu faktor penting dalam
menjalankan suatu usaha, sebab sikap kewirausahaan dapat menunjukkan
tingkat kognisi akan menjawab pertanyaan apa yang diperkirakan atau
dipersepsikan mengenai objek kewirausahaan. Sikap kewirausahaan
dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi dari seseorang tersebut (Liñán et al.,
2011) dan dapat dilatih dengan pendidikan dan pelatihan (Fayolle & Gailly,
2015). Nilai-nilai personal tersebut berkaitan dengan motivasi, keputusan
mengambil risiko, pemikiran terbuka, kreativitas dan mengejar tujuan
(Dollinger et al., 2007). Hal tersebut ditandai dengan adanya keyakinan dalam
diri individu yang menjalankan usaha harus percaya diri, berorientasi pada
tugas dan hasil, pengambilan resiko dan suka tantangan, kepemimpinan,
keorisinalan, dan berorientasi pada masa depan usaha yang dijalankannya.
Sikap kewirausahaan menjadi komponen penting dari manusia, yakni
sebagai latar belakang dalam mengambil sebuah keputusan (Holland &
Shepherd, 2013). Sikap kewirausahaan akan membuat seorang individu
memiliki pemikiran yang berorientasi ke depan dan maju, bersifat prestatif
dan tidak mudah terlena akan hal-hal yang telah berlalu dan tidak ingin
berlarut dengan hal-hal yang bersifat sejarah yang hanya memberikan
kenyamanan sesaat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jardon & Martos
(2012) bahwa sikap kewirausahaan merupakan modal bagi manusia dapat
meningkatkan kepercayaan diri, komitmen, reputasi dan sebagai modal
relasional. Sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi
indikator kemampuan seseorang dalam mengelola usaha yang dijalaninya
Dewi dan Christina (2017: 2). Hal tersebut didukung oleh Octavia et al.,
(2017: 41) yang menyatakan bahwa keberhasilan suatu usaha terjadi karena
dipengaruhi oleh sikap kewirausahaan dan kompetensi wirausaha yang
dimiliki oleh pelaku usaha. Hal serupa diungkapkan oleh Dewi dan Christina
(2017: 55) yang menyebutkan bahwa sikap wirausaha memengaruhi kinerja
dari organisasi. Bahkan, Draghici et al., (2014: 209) menyebutkan bahwa
salah satu penyebab terjadinya kegagalan kegiatan usaha yaitu karena
sedikitnya upaya meningkatkan sikap kewirausahaan.