Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan


Menurut Kotler dalam Alma (2009:285) ada empat cara untuk mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut:

  1. Complaint suggestion system (sistem keluhan dan saran).
    Banyak perusahaan membuka kotak saran dan menerima keluhan yang
    dialami oleh langganan. Ada juga perusahaan yang memberi amplop yang
    telah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan untuk menyampaikan
    saran, keluhan serta kritik. Saran tersebut dapat juga disampaikan melalui
    kartu komentar, customer hot line, dan telpon bebas pulsa.
  2. Customer satisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan)
    Dalam hal ini perusahaan melakukan survey untuk mendeteksi komentar
    pelanggan. Survei ini dapat dilakukan melaui pos, telepon, atau
    wawancara pribadi, atau pelanggan diminta mengisi angket.
  3. Ghost shopping (pembeli bayangan)
    Dalam hal ini perusahaan menaruh orang tertentu sebagai pembeli ke
    perusahaannya sendiri. Pembeli misteri ini melaporkan keunggulan dan
    kelemahan pelayan yang melayaninya. Juga dilaporkan segala sesuatu
    yang bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen.
  4. Lost customer analysis (analisis pelanggan yang lari)
    Langganan yang hilang, dicoba dihubungi. Mereka diminta untuk
    mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan lain,
    adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi atau terlambat
    diatasi. Dari kontak semacam ini akan diperiode informasi dan akan
    memperbaiki kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi pelanggan
    yang lari dengan cara meningkatkan kepuasan mereka.
    Menurut Kotler dalam Buchari Alma (2009: 290) ada lima tingkat sikap
    pelanggan yang setia terhadap merek, mulai dari kesetiaan yang terendah hingga
    tertinggi yaitu:
  5. Pelanggan yang akan mengganti merek, khususnya karena alasan harga,
    berarti tidak ada kesetiaan merek.
  6. Pelanggan yang merasa puas, berarti tidak ada alasan untuk berganti
    merek.
  7. Pelanggan merasa puas dan akan mengalami kerugian dengan berganti
    merek.
  8. Pelanggan yang menghargai merek tersebut dan menganggapnya sebagai
    teman.
  9. Pelanggan sangat setia dengan merek tersebut.