Orientasi kewirausahaan memegang peranan penting dalam meningkatkan
kinerja usaha. Witjaksono (2014) menyebutkan bahwa orientasi kewirausahaan
terdiri dari tiga dimensi, yaitu keinovasian, pengambilan resiko, dan proaktif.
1) Keinovasian mengacu kepada iklim atau budaya perusahaan yang ikut
serta dan mendukung gagasan baru, eksperimentasi, dan proses kreatif
yang berakibat pada proses teknologi, jasa, dan produk baru. Inovasi
merupakan aktivitas perusahaan yang cenderung mendukung gagasan
baru, eksperimen, dan proses kreatif. Inovasi dapat berupa keterbaruan
dari produk, pelayanan, maupun teknologi dalam proses produksi.
2) Pengambilan resiko didefinisikan sebagai sejauh mana para manajer
berkeinginan membuat komitmen sumber daya yang beresiko. Berani
mengambil resiko adalah keberanian pelaku usaha dalam mengambil
resiko atas segala keputusan yang diambilnya. Pengambilan resiko terjadi
di sepanjang kontinum mulai dari resiko yang relatif aman sampai resiko
yang sangat tinggi.
3) Proaktif berkaitan dengan kegiatan memandang ke depan (forward
looking), penggerak awal upaya pencarian keunggulan untuk membentuk
area dengan menghadirkan produk ataupun memproses persaingan ke
depan. Berperan proaktif ialah keberanian pelaksana usaha untuk
melaksanakan aksi guna mengalami kasus di depan, kebutuhan, ataupun
transformasi yang barangkali terjadi.