Glukosa adalah karbohidrat terpenting bagi tubuh karena glukosa bertindak sebagai bahan bakar metabolik utama. Glukosa juga berfungsi sebagai prekursor untuk sintesis karbohidrat lain, misalnya glikogen, galaktosa, ribosa, dan deoksiribosa. Glukosa merupakan produk akhir terbanyak dari metabolisme karbohidrat. Sebagian besar karbohidrat diabsorpsi ke dalam darah dalam bentuk glukosa, sedangkan monosakarida lain seperti fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa di dalam hati. Karena itu, glukosa merupakan monosakarida terbanyak di dalam darah (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
Selain berasal dari makanan, glukosa dalam darah juga berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis (Kronenberg et al., 2008). Kadar glukosa darah diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Dalam keadaan absorptif, sumber energi utama adalah glukosa. Glukosa yang berlebih akan disimpan dalam bentuk glikogen atau trigliserida. Dalam keadaan pasca-absorptif, glukosa harus dihemat untuk digunakan oleh otak dan sel darah merah yang sangat bergantung pada glukosa. Jaringan lain yang dapat menggunakan bahan bakar selain glukosa akan menggunakan bahan bakar alternatif (Sherwood, 2011)
Setelah mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, kadar glukosa darah dalam tubuh meningkat. Hal ini akibat hasil absorpsi karbohidrat dalam bentuk glukosa. Glukosa tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Sebagian glukosa dalam darah disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Dalam keadaan tidak ada asupan makanan (puasa), glikogen ini kelak akan diuraikan atau dipecah melalui proses glikogenolisis. Proses glikogenolisis memecah glikogen untuk menghasilkan glukosa.(Murray, et al. 2009)
Jumlah glukosa dalam darah dan cadangan glikogen di dalam tubuh akan habis jika lebih dari 30 jam tubuh tidak mendapat sedikit pun makanan sebagai sumber glukosa (energi). Hati dan organ-organ lain berperan dalam fungsi homeostasis glukosa. Regulasi konsentrasi glukosa darah dipengaruhi oleh sistem hormon. Hormon utama yang sangat berperan adalah insulin dan glukagon yang dihasilkan kelenjar pankreas serta hormon glukokortikoid yang dihasilkan kelenjar adrenal. (Thompson, et al. 2011)
Peningkatan glukosa darah akan sejalan dengan proses pencernaan karbohidrat. Saat pencernaan karbohidrat akan terjadi perangsaan terhadap sekresi insulin dan inhibisi terhadap sekresi glukagon. Perbedaan kadar hormon insulin dan glukagon saling bertolak belakang dalam merespon kadar glukosa darah. Insulin dan glukagon memiliki peran untuk mengatur homeostatis darah. (Martini, 2012)
Hormon dan fungsinya dalam mengatur kadar glukosa darah dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Fungsi Hormon dalam Meregulasi Kadar Glukosa Darah
Hormon | Pengaruhya terhadap
glukosa |
Rangsangan utama
untuk disekresikan |
Peran
dalammetabolisme |
Glukagon | § ↑ Glikogenolisis
§ ↓ Glikogenesis § ↑ Glukoneogenesis |
§ ↑ Asam amino darah
§ ↓ Glukosa darah |
Regulator utama pada
siklus absorptif dan pasca-absorptif, proteksi tubuh terhadap hipoglikemia |
Insulin | § ↑ Ambilan glukosa
§ ↓ Glikogenolisis § ↓ Glukoneogenesis § ↑ Glikogenesis |
§ ↑ Asam amino darah
§ ↑ Glukosa darah |
Regulator utama pada
siklus absorptif dan pasca-absorptif |
Epinefrin | § ↑ Sekresi glukagon
§ ↑ Glikogenolisis |
Stimulasi sarah simpatis
(contoh : saat olahraga / stress) |
Penghasil energi dalam
keadaan sulit / darurat dan saat olahraga |
Sumber: Sherwood, 2011