Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005:52) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Sementara itu, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil menurut DeVito (2011:303) sebagai berikut :
1. Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima.
2. Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara.
3. Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. 4. Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.
Bentuk-bentuk komunikasi kelompok kecil (small group communication) (dalam Efendy 2003:77), yaitu:
1. Ceramah (lecture)
2. Diskusi panel (panel discussion)
3. Simposium (symposium)
Dalam tatanan kehidupan masyarakat ada kelompok-kelompok yang terbentuk dalam rangka menghimpun usaha-usaha untuk mencapai tujuan bersama, kelompok-kelompok yang ada di tengah masyarakat itu diklasifikasi dalam berbagai macam kelompok (Abdulsyani, 2007:105-113) yaitu:
1. Kelompok kekerabatan
Dalam kehidupan masyarakat yang masih sederhana yang memiliki jumlah anggota terbatas, biasanya hubungan antara masing-masing anggotanya saling mengenal secara mendalam. Yang menjadi dasar kekuatan ikatan kelompok semacam ini adalah sistem kekerabatan yang terdiri dari anggota keluarga, termasuk pula atas dasar persamaan pekerjaan atau status sosial dalam masyarakat. Ukuran yang paling utama bagi kelompok kekerabatan ini adalah bahwa individu lebih dekat atau tertarik dengan kehidupan keluarga, tetangga atau individu lain yang dianggap dapat berfungsi membina kerukunan-kerukunan sosial dalam kehidupan mereka.
2. Kelompok utama dan kelompok sekunder
Kelompok utama dan kelompok sekunder, oleh banyak para ahli sering disebut sebagai primary group dan secondary group. Secara sosiologis kelompok ini sering disebut sebagai we feeling, dimana perasaan memiliki anggota terhadap kelompok ini sangat besar. Para anggotanya saling membagi pengalaman, berencana dan memecahkan masalah bersama serta berusaha bersama dalam memenuhi kebutuhan bersama.
Agar dapat lebih jelas, maka dibawah ini dikutip beberapa perbedaan antara kelompok primer dan kelompok sekunder sesuai pendapat Rogers, yaitu :
a. Kelompok primer; ukuran kecil seringkali lebih kecil dari 20 atau 30 orang anggota, hubungan bersifat pribadi dan akrab diantara anggota, lebih mengutamakan komunikasi tatap muka, lebih permanen dan para anggota berada bersama dalam periode waktu yang relatif panjang, para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan loyalitas yang kuat, bersifat informal, keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional dan kurang rasional.
b. Kelompok sekunder; ukuran besar, hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh antara sesame anggota, sedikit saja komunikasi tatap muka, bersifat temporer dan para anggota berada bersama dalam waktu yang relatif singkat, anggota tidak saling mengenal secara baik, bersifat formal, keputusan-keputusan dalam kelompok lebih rasional dan menekankan pada efisensi.
3. Gemeinschaft dan Gesellschaft
Gemeinschaft dan Gesellschaft adalah pokok pikiran tentang kelompok masyarakat yang dicetuskan oleh Ferdinand Tonnies. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan besifat kekal. Dasar dari hubungan itu adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk kelompok gemeinschaft dapat juga dijumpai pada masyarakat desa atau masyarakat yang tergolong sederhana. Didalam gemeinschaft apabila terjadi perselisihan atau pertentangan paham, maka penyelesaiannya tidak cukup dilakukan atas nama pribadi, akan tetapi menjadi urusan bersama atas dasar nama kelompok. Sementara itu yang disebut sebagai Gesellschaft adalah kelompok yang didasari atas ikatan lahiriah yang jangka waktunya hanya terbatas. Gesellschaft hanya bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka serta struktur-strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
4. Kelompok formal dan kelompok informal
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan dan didasarkan pada aturan-aturan yang tegas. Aturan-aturan yang ada dimaksudkan sebagai sarana untuk mengatur hubungan antar anggotanya didalam setiap usaha mencapai tujuannya. Status-status yang dimiliki oleh anggota-anggotanya diatur pula sesuai dengan pembatasan tugas dan wewenangnya. Sebagai contohnya adalah instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok-kelompok yang terbentuk karena kuantitas pertemuan yang cukup tinggi dan berulang-ulang. Setiap pertemuan dilakukan atas dasar kepentingan dan pengalaman masingmasing yang relative sama. Dalam kelompok informal terdapat juga klik (qliques), yaitu kelompok yang terikat kuat atas dasar persahabatan atau kepentingan bersama dan mempunyai perasaankelompok yang sangat kuat.
5. Membership group dan Reference group
Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Menurut Merton pengertiannya sama dengan apa yang disebut dengan informal group, hanya saja dalam kelompok ini anggota-anggotanya sering melakukan interaksi untuk membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Reference group adalah kelompok sosial yang dijadikan sebagai perbandingan atau contoh bagi seseorang yang bukan sebagai anggotanya, kemudian seseorang yang bersangkutan melakukan identifikasi dirinya sebagaimana kelompok contoh tadi. Secara umum kelompok reference merupakan kelompok yang menurut pandangan seseorang mengakui, menerima dan mengidentifikasikan dirinya tanpa harus menjadi anggotanya. Perkembangan kelompok sangat menentukan kehidupan kelompok selanjutnya. Jika setiap anggota merasakan suasana yang nyaman dalam kelompok, baik itu dari interaksi yang ada di dalam kelompok, tujuan kelompok atau tujuan pribadi yang tercapai, maka hal tersebut dapat membantu sebuah kelompok bertahan, sebaliknya jika setiap anggota kelompok tidak menemukan kenyamanan dalam interaksi sesame anggota, tidak menemukan tercapainya tujuan, baik itu tujuan kelompok atau tujuannya pribadi, maka kondisi tersebut memungkinkan kelompok tersebut mengalami perpecahan.
Adapun pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi (dalam Fajar, 2009:70), yaitu:
1. Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga
2. Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras