Metode Pembuangan Akhir Sampah (skripsi dan tesis)

  1. Metode Open Dumping

Open dumping adalah sampah yang ada hanya ditempatkan begitu saja hingga kapasitasnya tidak lagi terpenuhi (Sejati, 2009: 26). Sistem pembuangan Open Dumping merupakan sistem pembuangan sampah yang tertua yang dikenal manusia, dimana sampah hanya dibuang/ ditimbun di suatu tempat tanpa dilakukan penutupan dengan tanah sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan, tempat berkembangnya vektor penyakit seperti lalat dan tikus, menimbulkan bau, pencemaran terhadap air permukaan maupun air tanah dan bahaya kebakaran (Anonim. 1988: 64).

Keuntungan:

  • Mudah dilaksanakan karena tidak membutuhkan metode pengerjaan yang khusus.
  • Lahan yang tersedia tidak memerlukan konstruksi khusus.
  • Biaya murah dalam operasional dan pemeliharaan.

Kerugiannya:

  • Luas lahan yang dibutuhkan cukup besar.
  • Kurang memperhatikan segi estetika terhadap lingkungan.
  • Dapat menimbulkan bau dan gangguan adanya penyebaran vektor penyakit.
  • Kurang memperhatikan segi perlindungan lingkungan karena hasil dekomposisi sampah (leachate) dapat mencemari air tanah.
  1. Open Dumping yang ditingkatkan

Sistem ini merupakan pengembangan dan perbaikan sistem Open Dumping yang diketahui sangat mengganggu lingkungan. Dalam sistem ini timbunan sampah di lokasi TPA tersebut dipadatkan dan dilakukan penutupan dengan tanah setelah TPA penuh atau periode tertentu. Proses perataan dan pemadatan sampah harus dilakukan untuk memudahkan pembongkaran sampah dari truk serta pemanfaatan TPA semaksimal mungkin. Untuk menghindari perkembangbiakan lalat sebelum sampah ditutup dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida dan sedapat mungkin lokasinya jauh dari pemukiman (Anonim. 1988: 64).

  1. Metode Controlled Landfill

Metode ini adalah menimbun sampah pada daerah tersebut sampai pada ketinggian yang dikehendaki atau bisa dengan penggalian tanah sebagai tempat pembuangan sampah, kemudian tumpukan sampah itu ditimbun dengan lapisan tanah dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat berat (Anonim, 1995).

Keuntungan:

  • Mudah dilaksanakan karena menggunakan metode yang sederhana.
  • Lahan yang tersedia tidak memerlukan konstruksi.
  • Murah dalam operasi dan pemeliharaan karena sistem yang digunakan tidak terlalu kompleks.
  • Tidak menimbulkan dampak negatif bagi estetika kota, sebab sampah tersebut tidak tersebar sembarangan.
  • Tidak menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan karena gangguan bau sampah dapat dihindari dan berkurangnya vektor penyebab penyakit.

Kelemahan:

  • Memerlukan daerah yang cukup besar untuk lokasi pembuangan akhir.
  • Memerlukan anggaran biaya yang khusus untuk pembayaran tenaga operasional dan pemeliharaan alat.
  1. Metode Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Syarat sanitary landfill yang baik adalah sebagai berikut:

  • Tersedia tempat yang luas.
  • Tersedia tanah untuk menimbunnya.
  • Tersedia alat-alat besar.

Lokasi sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan sebagainya (Chandra, 2007: 116).