Motivasi adalah energi psikologis yang bersifat abstrak, wujudnya hanya diamati dalam bentuk menifestasi tingkah laku yang ditampilkannya. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan. Motivasi menurut Ghufron (2010) “keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan”. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Pengertian lain yang berkaitan dengan motivasi dari beberapa ahli dalam Husdarta (2000) yaitu “proses aktualisasi generator penggerak internal di dalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas, menjamin kelangsungannya dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”.
Berbagai pendapat ahli memberikan gambaran mengenai pengertian motivasi berdasarkan sumber dan penyebab motivasi itu sendiri, namun untuk memudahkan penelitian maka peneliti hanya menguraikan teori motivasi yang terkait, yaitu: (1) Teori McClelland. Menurut McCleland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Asnawi(2002), mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi yaitu motif primer yang merupakan motif yang tidak perlajari dan motif sekunder yang timbul karena interaksi dengan orang lain oleh karena itu motif sekunder juga disebut motif sosial, motif primer yang tidak dipelajari inilsh yang timbul secara alamiah dan timbul pada setiap manusia secara biologis sehingga motif ini mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan,minum,dan kebutuhan biologis lainnya.
Sedangkan motif sekunder adalah motif yang timbul karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi dengan sosial.Motif dalam teori sekunder ini masih dibedakan lagi menjadi 3motif yaitu (a) Motif berprestasi. Motif berprestasi merupakan dorongan yang ada pada setiap manusia untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya secara maksimal, yang berarti motif prestasi adalah dorongan menuju kesuksesan dalam situasi kompetisi yang diukur dengan”keunggulan” dibanding kemampuan orang lain. (b) Motif berafiliasi yaitu manusia adalah makhluk sosial oleh sebab itu manusia menjadi berarti dalam interaksi dengan manusia yang lain(sosial). Dengan demikian secara naluri kebutuhan atau dorongan untuk berafilasi dengan sesame manusia adalah melekat pada setiap orang. Agar kebutuhan berafiliasi dengan orang lain terpenuhi dan supaya lebih disukai oleh orang lain, ia harus menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk mewujudkan semuanya itu maka setiap perbuatannya atau perilakunya adalah merupakan alat atau media untuk membentuk,memelihara,dan bekerja sama dengan orang lain.
Pencerminan motif berafaliasi di dalam perilaku sehari-hari dalam organisasi kerja, antara lain sebagai berikut:Senang menjalin persahabatan dengan orang lain terutama dengan peer group-nya; Dalam melakukan pekerjaan atau tugas lebih mementingkan team work daripada kerja sendiri; Dalam melakukan tugas maupun pekerjaan merasa lebih efektif jika bekerja sama dengan orang lain daripada sendiri; serta setiap pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas lebih cenderung meminta persetujuan atau kesepakatan orang lain atau kawan sekerjanya, dan sebagainya.
(2) Teori Maslow. Maslow, seorang ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi ini sejak tahun 1943. Maslow melanjutkan teori Eltom Mayo(1880-1949), mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materiil(biologis) dan kebutuhan nonmateri(psikologis), maslow mengembangkan teorinya setelah ia mempelajari kebutuhan-kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat atau sesuai dengan “hierarki” dan menyatakan bahwa:Manusia adalah suatu makhluk sosial”berkeinginan” dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Keinginan atau kebutuhsn ini bersifat terus-menerus, dan selalu meningkat; Kebutuhan yang telah terpenuhi(dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih meningkat; Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkat-tingkat tingkatan tersebut menunjukkan urutan kebutuhsn yang harus dipenuhi dalam suatu waktu tertentu. Satu modif yang lebih tinggi tidak akan dapat mempengaruhi atau mendorong tindakan seseorang, sebelum kebutuhan dasar terpenuhi. Dengan kata lain, motif-motif yang bersifat psikologis tidak akan mendorong perbuatan seseorang, sebelum kebutuhan dasar(biologis) tersebut terpenuhi serta kebutuhan yang satu dengan yang lain saling kait mengait, tetapi tidak terlalu dominan keterkaitan tersebut. Misalnya, kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan berprestasi tidak hrus dicapai sebelum pemenuhan kebutuhan berafiliasi dengan orang lain, meskipun kebutuhan tersebut selalu berkaitan.
