Menurut Jugiyanto (2010:111) terdapat dua jenis saham, jika perusahaan
hanya mengeluarkan satu kelas saham, saham ini disebut dengan saham biasa
(common stock). Untuk menarik investor lainnya, perusahaan mungkin juga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen
(preferred stock).
a. Saham biasa
Saham biasa (common stock) merupakan saham yang paling dikenal
masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat
berharga), saham biasa yang paling banyak digunakan untuk manarik dana
dari masyarakat. Maka dari itu, saham biasa merupakan saham yang paling
banyak menarik pemodal atau emiten. Pemegang saham biasanya adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang
saham biasa mempunyai beberapa hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh
pemegang saham biasa, yaitu hak untuk memilih dewan direksi dan hak
menerima pembagian keuntungan.
b. Saham Preferen
Saham Preferen (preferred stock) memberikan hasil yang tetap berupa
dividen preferen . seperti saham bias, dalam hal likuiditasi, klaim
pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang saham obligasi.
Beberapa hak pemegang saham preferen, yaitu hak atas dividen tetap dan
hak atas pembayaran terlebihg dahulu jika terjadi likuiditasi.
Pengertian Saham (skripsi dan tesis)
Saham adalah salah satu instrumen dari pasar modal yang dikeluarkan
oleh suatu emiten untuk menambah dana bagi perkembangan perusahaannya. Bagi
pemegang saham, saham adalah bukti kepemilikan modal pada suatu perusahaan
yang berhak mendapatkan keuntungan berupa deviden.
Hadi dan Fahmi (2009:68)
“Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana paa
suatu perusahaan, atau kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal,
nama perusahaan yang diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.”
Menurut Rivai dkk. (2009:984) saham adalah tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Jadi berdasarkan pengertian di atas saham adalah bukti kepemilikan suatu
perusahaan.
Jenis-jenis Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Terdapat berbagai jenis pasar modal, menurut Rivai dkk. (2009:935)
dalam menjalankan fungsinya pasar modal dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pasar
perdana, pasar sekunder dan bursa pararel.
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan pasar dimana emiten pertama kali
memperdagangkan saham atau surat berharga lainnya untuk publik, yang
bisa dikenal dengan penawaran umum atau Initial Public Offering (IPO).
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah pasar yang memperdagangkan efek setelah IPO,
dimana perdagangan hanya terjadi antara investor yabg satu dengan
investor lainnya, transaksi ini tidak terlepas dari fungsi bursa sebagai
fasilitator perdagangan di pasar modal.
3. Bursa Pararel
Bursa pararel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public,
memperjualbelikan efeknya jika tidak dapat memenuhi syarat yang
ditentukan pada bursa efek. Efek yang didaftarkan di bursa pararel
diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan dengan modal relatif kecil.
Instrumen Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Instrumen pasar modal pada dasarnya adalah semua surat-surat berharga
yang diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Rusdin (2009:68) instrumen pasar
modal terdiri dari saham, obligasi, bukti right, warrant dan reksadana.
a. Saham (Stock)
Saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki klaim atas penghasilan dan
aktiva perusahaan.
b. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut atau pemegang
obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga secara regular sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
c. Bukti right (Right Issue)
Bukti right didefenisikan sebagai hak memesan efek terlebih dahulu pada
harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Bukti right
diterbitkan pada penawaran umum terbatas (right issue), dimana saham
baru ditawarkan pertama kalinya kepada pemegang saham lama.
d. Warrant
Warrant biasanya melekat sebagai dya tarik (sweetener) pada penawaran
umum saham atau obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah
daripada harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi teresbut
tercatat di bursa, warrant dapat diperdagangkan secara terpisah.
e. Reksadana adalah sekumpulan saham, obligasi serta efek lain yang dibeli
oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi
yang profesional
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Berbagai lembaga dan profesi penunjang pasar modal diperlukan agar
kegiatan pasar modal dapat berjalan dengan baik. Menurut Husnan (2009:9)
lembaga dan profesi penunjang pasar modal adalah sebagai berikut :
1) BABEPAM, untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal.
2) Bursa Efek, yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek.
3) Lembaga Kliring dan Penjamin, yaitu lembaga yang menyediakan jasa
kliring dan penyelesaian transaksi bursa.
4) Lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu lembaga yang
menyediakan jasa kustodian (penyimpanan efek) sentral dan penyelesaian
transaksi efek.
5) Perusahaan Efek, yaitu perusahaan yang menjalankan usaha sebagai
Penjamin Emisi Efek.
6) Reksadana, yaitu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi.
7) Biro Administrasi Efek, yaitu untuk memelihara catatan tentang pemilik
saham.
8) Wali amanat, yang diperlukan untuk penerbitan obligasi.
9) Akuntan, untuk memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapatan
terhadap laporan keuangan.
10) Notaris, untuk memeriksa keabsahan dokumen-dokumen perusahaan.
11) Penilai, yaitu perusahaan yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan, untuk memperoleh nilai yang dianggap wajar
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Pada dasarnya keberhasilan pembentukan pasar modal secara umum
dipengaruhi oleh faktor supply dan demand, menurut Husnan (2009:8) pasar
modal dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Supply akan sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.
b. Demand akan sekuritas
Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas
yang ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi
Kondisi politik yang stabil akan ikut mmbantu pertumbuhan ekonomi
yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.
d. Masalah hukum dan peraturan
Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan
menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
e. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal.
Peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat
tersedianya menjadi sangat penting. Di samping itu transaksi harus dapat
dilakukan dengan efesien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai
lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut
dipenuhi.
Peranan Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Pasar modal mempunyai peranan yang besar bagi perekonomian suatu
negara, sehingga pasar modal banyak ditemukan di berbagai negara. Menurut
Husnan (2009:4) pasar modal mempunyai peranan yang besar terhadap
perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi
utamanya, yaitu fungsi ekonomi dan keuangan.
1) Fungsi Ekonomi
Menyediakan dana dari para investor yang menanamkan dananya pada
pasar modal (lenders) kepada emiten atas perusahaan yang menerbitkan
efek di pasar modal (borrowers). Landers akan mengharapkan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut, sedangkan dari sisi
borrowers, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka
melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari
perusahaan.
2) Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan
oleh borrowers dan lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat
langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi.
Pengertian Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Untuk mengembangkan usahanya perusahaan membutuhkan dana, baik
dana dari pihak eksternal maupun internal perusahaan. Dari pihak eksternal
perusahaan dapat mencatatkan perusahaannya pada pasar modal untuk
memperoleh dana tambahan dari para investor maupun kreditur.
Hadi dan Fahmi (2009:41) menyatakan :
“Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya
perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bound) dengan tujuan
dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai
tambahan dana atau umyuk memperkuat dana perusahaan.”
Husnan (2009:3) menyatakan :
“Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta.”
Menurut Rivai dkk. (2009:927) pasar modal adalah kegiatan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal
adalah tempat perdagangan saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya
dengan memakai jasa perantara perdagangan efek.
Bentuk-bentuk Investasi (skripsi dan tesis)
Menurut Hadi dan Fahmi (2009:7) berdasarkan aktifitasnya terdapat dua
macam bentuk investasi, yaitu :
1. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud,
seperti tanah, mesin atau pabrik.
2. Financial Investment
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,
seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
Pada dua bentuk investasi ini, Hadi dan Fahmi (2009:7) menegaskan
bahwa dalam perekonomian primitif hampir semua investasi dilakukan dalam
bentuk investasi nyata, sedangkan investasi modern lebih banyak dilakukan pada
investasi keuangan.
Selain itu, menurut Hadi dan Fahmi (2009:7) investasi dapat digolongkan
berdasarkan tipe aktiva keuangan yang akan dipilih oleh investor, yaitu :
1. Direct Investment
Investasi langsung ( Direct Investment) adalah mereka yang memiliki
dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu
akiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui
perantara atau berbagai cara lainnya. Terdapat beberapa macam investasi
langsung, yaitu :
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan yaitu tabungan dan
deposito.
b. Investasi langsung dapat diperjual belikan.
– Investasi langsung di pasar uang yaitu T-bill dan deposito yang
dinegosiasikan.
– Investasi langsung di pasar modal yaitu obligasi dan saham.
– Invesrasi langsung di pasar turunan yaitu opsi (waran, opsi put,
opsi call) dan future contract.
2. Indirect Investment
Investasi tidak langsung (indirect investment) adalah mereka yang
kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat
seara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan
memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Mereka yang
melakukan kebijakan inderect investment umumnya cenderung tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan yang penting pada perusahaan.
Tujuan Investasi (skripsi dan tesis)
Untuk mencapai suatu efektifitas dan efesiensi dalam keputusan maka
diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam
bidang investasi. Menurut Hadi dan Fahmi (2006:6) tujuan investasi adalah :
1. Terciptanya keberlanjutan dalam investasi tersebut.
2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan.
3. Terciptanya kemakmuran bagi pemegang saham.
4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
Pengertian Investasi (skripsi dan tesis)
Pada dasarnya investasi adalah proses pengelolaan dana atau
menempatkan dana dengan harapan agar mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang.
Menurut Hadi dan Fahmi (2009:6) Investasi adalah bentuk pengelolaan
dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada
alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan.
Inflasi Menurut Sifatnya (skripsi dan tesis)
Menurut Nopirin (2000) inflasi menurut sifatnya
sebagai berikut:
a. Inflasi tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang
cukup parah, yang ditandai dengan nilai uang yang
merosot tajam, perputaran uang makin cepat dan
harga naik secara cepat dan besar.
b. Inflasi menengah (galloping inflation) ditandai
dengan kenaikan harga yang cukup cepat dan
kadangkala berjalan dalam waktu relatif pendek.
Menurut Samuelson (1998) dalam Muliana (2014)
berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Laju inflasi rendah yaitu kurang dari 10% pertahun.
b. Inflasi Menengah (Golloping Inflation)
Laju inflasi di tandai dengan kenaikan harga yang
cukup besar dan berjalan dalam waktu yang relatif
pendek.
c. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah, ditandai dengan kenaikan
harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot
tajam.
Berdasarkan dua referensi di atas dapat disimpulkan
bahwa inflasi berdasarkan jenis nya ada 3 yaitu inflasi
merayap, menengah dan tinggi. Inflasi merayap nilainya
kurang dari 10%, sedangkan inflasi menegah ditandai dengan
kenaikan harga yang cukup besar dalam jangka waktu
singkat. Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah
ditandai dengan nilai uang yang merosot tajam
Pengertian Inflasi (skripsi dan tesis)
Tingkat inflasi biasanya didefinisikan dengan proses
kenaikan barang-barang pada umumnya secara terus
menerus selama periode tertentu. Menurunnya daya beli
masyarakat dan meningkatnya suku bunga dikarenakan
kenaikan harga yang terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga
barang-barang lain(Sunariyah, 2006).
Inflasi merupakan suatu kejadian penting yang
memberikan dampak negatif ataupun positif terhadap
perekonomian suatu negara. Inflasi biasanya ditandai
dengan banyaknya jumlah uang beredar namun daya beli
masyarakat atau daya guna uang tidak tinggi. Naiknya
harga-harga barang merupakan akibat adanya inflasi (Andi,
2016). Menurut Nopirin (2000) inflasi secara keseluruhan
yang berlangsung tergantung pada permintaan, kenaikan
biaya yang diharapkan dan serangkaian kekuatan luar
terutama penawaran.
Berdasarkan beberapa devinisi di atas dapat
disimpulkan bahwa inflasi merupakan kenaikan harga
barang secara terus menerus yang mengakibatkan dampak
negatif di perekonomian suatu negara. Inflasi ditandai
dengan menurunnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya jumlah uang beredar. Tidak semua kenaikan
barang dapat dikatakan sebagai inflasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Menurut Madura (2003) dalam Lasma (2012) secara
garis besar ada empat faktor yang mempengaruhi nilai tukar
rupiah yaitu:
a. Laju inflasi relatif
Di pasar valuta asing maupun perdagangan
internasional baik dalam bentuk barang atau jasa
menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing,
sehingga perubahan harga dalam negeri dipandang
sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs
valuta asing.
b. Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju
pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri.
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan
melemahkan kurs mata uang asing, sedangkan
pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan
permintaan valuta asing dibandingkan dengan supply
yang tersedia.
c. Suku bunga relatif
Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam
negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam
modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya
penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya
nilai mata uang.
d. Kontrol pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi
keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal yaitu:
a) Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar
valuta asing.
b) Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan
luar negeri.
c) Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan
menjual dan membeli mata uang. Alasan
pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar
uang adalah untuk memperlancar perubahan dari
nilai tukar uang domestik yang bersangkutan dan
untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di
dalam batas-batas yang ditentukan.
Menurut Halim dan Akbar (2014), salah satu faktor
penting yang mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah
neraca perdagangan nasional. Neraca perdagangan yang
mengalami penurunan (defisit) cenderung menaikkan nilai
valuta asing dan sebaliknya, apabila neraca perdagangan
kuat (surplus) dan cadangan valuta asing yang dimiliki
negara terus bertambah banyak maka nilai valuta asing
akan bertambah lemah.
Pengertian Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Nilai tukar atau kurs mata uang asing menunjukan
nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai
mata uang negara lain. Kurs mata uang asing didefinisikan
sebagai jumlah uang dosmetik yang dibutuhkan, yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu
unit mata uang asing (Sukirno, 2010 dalam Ika, 2013).
Nilai tukar merupakan hasil interaksi antara
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar
valuta asing (Halim dan Akbar, 2014). Menurut Saputra
(2010), demand dan suplay atas mata uang yang
bersangkutan mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata
uang. Faktor yang kompleks misalnya faktor politik
mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap hard
currencies (valuta asing yang nilainya kuat).
Berdasarkan beberapa devinisi di atas dapat
disimpulkan bahwa nilai tukar adalah nilai mata uang suatu
negara terhadap mata uang negara lain yang terjadi karena
interaksi antara permintaan dan penawaran.
Kriteria Indeks Dow Jones (skripsi dan tesis)
Jogiyanto (2014) menyatakan bahwa Dow Jones
Industrial Average (DJIA) menyajikan nilai rata-rata, bukan
nilai indeks. DJIA menggunakan 30 saham perusahaan
industri tertentu yang dikenal dengan istilah Blue Chip Stock,
yaitu saham yang mempunyai kualitas tinggi dengan reputasi
earning dan dividend yang baik. Penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Dow Jones Industrial Average (DJIA)
merupakan rata-rata saham gabungan dari 30 perusahaan
ternama di Amerika yang memiliki pengaruh besar, bukan
hanya berpengaruh untuk Indonesia tetapi menyebar ke
seluruh negara.
Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2014) Dow Jones
Industrial Average (DJIA) mengukur imbal balik atas suatu
portofolio yang terdiri dari masing-masing satu lembar saham
30 perusahaan, karena DJIA terkait dengan portofolio maka
investasi pada setiap perusahaan akan proposional oleh
karena itu DJIA dikenal sebagai rata-rata harga tertimbang
(price-weighted average).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dow Jones Industrial Average (skripsi dan tesis)
Menurut Andi (2016) dan Ika (2013) faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham Dow Jones Industrial
Average (DJIA) yaitu baik buruknya keadaan ekonomi
Amerika Serikat sendiri, apabila ekonomi memburuk maka
Federal Reserve akan mengambil keputusan kebijaksanaan
dengan menaikkan suku bunga. Keadaan ekonomi yang
memburuk terjadi karena adanya peristiwa dunia seperti
bencana alam, perang, kerusuhan politik. Tingkat suku bunga
yang meningkat maupun menurun dapat mempengaruhi naik
turunnya harga Dow Jones Industrial Average. Menaikkan
tingkat suku bunga dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar akibat memburuknya ekonomi dan mendorong para
pemodal untuk menanamkan investasinya.
Berdasarkan dua referensi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi naik turunnya
Dow Jones Industrial Average ada dua yaitu keadaan
ekonomi Amerika Serikat dan tingkat suku bunga
Pengertian Dow Jones Industrial Average (skripsi dan tesis)
Dow Jones Industrial Average pertama kali
dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 1896 dan merupakan
indeks tertua di Amerika Serikat. Rata-rata 12 perusahaan
industri terpenting di Amerika Serikat adalah representasi
dari indeks ini. Pemilihan daftar perusahaan yang
didasarkan pada aktivitas ekonomi, kemampuan
perusahaan, pertumbuhan laba dan lain-lain yang berhak
tercatat dalam indeks ini dilakukan oleh Wall Sreet Journal.
Perusahaan yang kegiatan ekonominya telah mendunia
yang dipilih pada umumnya (Yohanes, 2013).
Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah
satu indeks pasar yang didirikan oleh editor The Wall Street
Journal dan pendiri Dow Jones & Company, Charles Dow.
Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk
mengukur performa komponen industri di pasar saham
Amerika. Saat ini DJIA merupakan indeks pasar AS tertua
yang masih berjalan (Ika, 2013).
Dow Jones Industrial Average (DJIA) merupakan
rata-rata perusahaan industri yang terdiri dari 30 saham
korporat besar dan “blue chip” sejak tahun 1896. Persentase
perubahan dari 30 saham merupakan persentase perubahan
dalam DJIA. Persentase perubahan pada DJIA mengukur
imbal balik (dengan mengeluarkan deviden) atas suatu
portofolio masing-masing lembar saham dari 30 saham
tersebut (Bodie, Kane dan Marcus, 2014).
Berdasarkan beberapa devinisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Dow Jones Industrial Average
merupakan rata-rat dari 30 saham perusahaan blue chip
yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan
pendiri Dow Jones & Company, Charles Dow.
Kriteria Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (skripsi dan tesis)
Perhitungan indeks mempresentasikan pergerakan
harga saham yang terjadi melalui sistem perdagangan pasar
lelang. Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi
perubahan modal emiten atau faktor lain seperti adanya
tambahan emiten baru, right issue, waran, obligasi konversi
demikian juga delisting. Perhitungan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) dilakukan setiap hari yaitu setelah
penutupan perdagangan setiap harinya (Muliana, 2014).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen
perhitungannya. Bursa Efek Indonesia berwenang
mengerluarkan atau tidak memasukkan satu atau beberapa
perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar
pertimbangannya antara lain jumlah saham perusahaan
tercatat tersebut dimiliki oleh publik relatif kecil tetapi
kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahaan harga
saham perusahaan tercatat berpotensi mempengaruhi
pergerakan IHSG (Anton dan Triono, 2010).
Berdasarkan dua referensi di atas dapat disimpulkan
bahwa nilai indeks mempresentasikan pergerakan harga
saham dengan perhitungan yang dilakukan setiap hari setelah
penutupan perdagangan. IHSG berisikan semua perusahaan
tercatat dan BEI memiliki wewenang mengeluarkan atau
memasukkan perusahaan tercatat tersebut dengan dasar
pertimbangan.
Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (skripsi dan tesis)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah salah
satu indeks pasar modal yang digunakan di Bursa Efek
Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)).
Diperkenalkan pertama kali sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEJ pada tanggal 1 April 1983. Menurut
Joven dan Trisnadi (2013), Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) digunakan untuk mengukur kinerja kerja saham yang
tercatat di bursa efek dan perhitungannya menggunakan
metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham yang
tercatat (Weighted Average Method).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibagi
menjadi dua yaitu seluruh saham dan indeks harga saham
kelompok. Indeks harga saham gabungan seluruh saham
menggambarkan rangkain informasi historis sampai pada
tanggal tertentu mengenai pergerakan harga seluruh saham.
Sedangkan indeks harga saham kelompok menggambarkan
rangkain informasi historis sampai pasa tanggal tertentu
mengenai pergerakan harga saham kelompok. Indeks harga
saham gabungan seluruh saham dan indeks harga saham
gabungan disajikan setiap hari berdasarkan harga pentupuan
pada hari tersebut (Sunariyah, 2011).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks
yang dihitung dan disusun yang menghasilkan trend, di mana
angka indeks digunakan untuk membandingkan perubahan
saham dari waktu ke waktu. Waktu dasar (base period) dan
waktu yang sedang berjalan (arent period) yang digunakan
dalam perhitungan angka indeks (Yohanes, 2013).
Berdasarkan beberapa devinisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan adalah
suatu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang
digunakan sebagai alat ukur kinerja kerja saham secara
keseluruhan dan disusun yang menghasilkan trend, di mana
angka indeks digunakan untuk membandingkan perubahan
saham dari waktu ke waktu
Pengertian Indeks Harga Saham (skripsi dan tesis)
Pengambilan keputusan membutuhkan data historis
mengenai berbagai kejadian di masa lalu. Semakin detail
data yang diperoleh, pengambil keputusan dapat
merumuskan kebijakannya dengan lebih tepat. Bentuk
informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk
menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu
adalah suatu indeks harga saham yang memberikan
diskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu
maupun dalam periodisasi tertentu pula (Sunariyah, 2011).
Menurut Sunariyah (2011), Indeks harga saham
tersebut merupakan catatan terhadap perubahan-perubahan
maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali
beredar sampai pada suatu saat tertentu. Penyajian indeks
harga saham berdasarkan satuan angka dasar yang
disepakati. Indeks harga saham menjadi indikator bagi
investor untuk mengambil keputusan investasi.
Menurut Martalena dan Malinda (2011) Indeks
harga saham adalah suatu indikatoryang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator
tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan
kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar aktif atau lesu.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa indeks harga saham merupakan suatu
indikator yang menunjukkan harga saham yang
pergerakannya mengambarkan kondisi pasar apakah pasar
sedang aktif atau lesu dan menjadi indikator investor untuk
pengambilan keputusan investasi.
Instrumen Pasar Modal di Indonesia (skripsi dan tesis)
Keputusan Presiden RI Nomor 53 tahun 1990 efek
adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti
hutang, setiap rights, warrants, opsi, atau setiap derivative
dan efek, atau setiap instrument yang ditetapkan oleh
menteri sebagai efek.
Menurut Bapepam LK, Martalena dan Malinda
(2011) ada 3 instrumen pasar modal di Indonesia:
a. Saham
Saham merupakan salah satu instrumen yang
secara umum diperjualbelikan dipasar modal. Saham
adalah tanda penyertaan modal pada suatu PT
(Perseroan Terbatas). Menurut Martalina dan Malinda
(2011) Ada 2 macam jenis saham yaitu saham biasa dan
saham preferen.
1. Saham biasa memiliki karakteristik:
a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika
perusahaan dilikuidasi
b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi
serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat
umum pemegang saham
c) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan
laba disetujui di dalam rapat umum pemegang
saham
d) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum
efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat
2. Saham Preferen memiliki karakteristik:
a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
b) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham
biasa jika perusahaan dilikuidasi
c) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa
b. Obligasi
Obligasi merupakan surat pengakuan utang atas
pinjaman yang telah diterima oleh emiten (perusahaan)
penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Menurut
Martalina dan Malinda (2011) ada 2 macam jenis
obligasi yaitu:
1. Obligasi biasa
Obligasi biasa merupakan suatu bentuk hutang
jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau pihak lain dengan kewajiban membayar
bunga setiap periode tertentu.
2. Obligasi konversi
Obligasi konversi adalah surat berharga yang
menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam
sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki
kewajiban untuk membayar bunga secara berkala,
dan kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
c. Derivatif
Derivatif disebut juga dengan surat berharga
turunan yang dapat digunakan sebagai pinjaman di
Bursa Efek Indonesia. Beberapa jenis surat berharga
yang dapat digunakan sebagai pinjaman yaitu opsi,
warran, right, dan reksadana
1. Opsi (option)
Opsi merupakan suatu kontrak yang dikeluarkan
oleh lembaga/seseorang (bukan emiten) dengan
memberikan hak kepada investor untuk membeli
dan menjual saham pada harga khusus tanpa
waktu tertentu.
2. Waran (Warrant)
Waran merupakan efek yang dikeluarkan oleh
emiten untuk memberikan hak kepada investor
untuk membeli jumlah tertentu saham perusahaan
pada harga, serta dalam periode, dan tanggal
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Right
Right adalah surat berharga yang diterbitkan oleh
emiten dengan memberikan hak kepada investor
untuk membeli tambahan saham pada penerbitan
saham baru.
4. Reksadana
Reksadana merupakan suatu wadah untuk
investasi secara kolektif dengan menempatkan
dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan
investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa
keuangan.
Berdasarkan referensi di atas dapat disimpulkan
bahwa instrumen di pasar modal Indonesia ada beberapa
macam yaitu saham, obligasi dan derivatif. Ada 2 macam
jenis saham yaitu saham biasa dan saham preferen
sedangkan jenis obligasi ada 2 macam yaitu obligasi biasa
dan obligasi konversi. Ketiga derivatif yang disebut juga
surat berharga turunan. Derivatif meliputi right, waran,
opsi, dan reksadana.
Peranan Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Peranan penting pasar modal menurut Martalena
dan Malinda (2011) yaitu sebagai berikut:
a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana
secara efisien
b. Pasar modal sebagai alternatif investasi
c. Memngkinkan para investor untuk memiliki
perusahaan yang sehat dan berprospek baik
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara
professional dan transparan
e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional
Menurut Sunariyah (2011) peran penting pasar
modal dalam suatu negara adalah sebagai berikut :
a. Sebagai fasilitas untuk melakukan interaksi antara
pembeli dan penjual untuk menentukan harga saham
yang diperjual-belikan tanpa harus melalui tatap muka
secara langsung tetapi hal ini bisa dilakukan dengan
mudah melalui fasilitas komputer.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor
untuk memperoleh hasil yang diharapkan berupa
dividen. Kepuasan yang diberikan kepada investor
tercermin dari tingkat harga sekuritas yang
mencerminkan kondisi perusahaan.
c. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor
untuk menjual kembali sahamnya setiap saat sehingga
investor lebih mudah mendapatkan uangnya kembali
tanpa harus menunggu pencairan surat berharga
sampai dengan saat likuidasi perusahaan.
d. Pasar modal memberikan kesempatan kepada
masayarakat untuk turut andil dalam perkembangan
ekonomi. Masyarakat yang mampu secara finansial
menggunakan uang mereka untuk membeli sebagian
dari saham perusahaan publik.
e. Pasar modal menyediakan kebutuhan informasi bagi
investor secara lengkap secara akurat dan dapat
dipercaya sehingga hal ini mengurangi biaya informasi
dan transaksi surat berharga.
Berdasarkan dua referensi diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dengan adanya pasar modal
investor mendapat kesempatan untuk memperoleh
kembalian atas investasi yang sudah ditanamkan. Selain itu
pasar modal juga memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
Pengertian Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang
Pasar Modal No.8 Tahun 1995 adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Secara sederhana pasar modal berarti tempat
bertemunya pihak yang membutuhkan dana jangka panjang
dengan pihak yang menginvestasikan dananya.
Menurut Sunariyah (2011), pasar modal adalah
tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat
berharga. Di pasar modal inilah investor baik individu
maupun badan usaha melakukan investasi dalam dalam
bentuk surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.
Sebaliknya dipasar modal pula perusahaan atau entitas yang
membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan
cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas dipasar
modal sebagai emiten.
Menurut Martalena dan Maya (2011), pasar modal
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat
berharga (obligasi), saham, reksadana dan instrumen
lainnya. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu sebagai
sarana bagi pendanaan dan sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat jual beli
saham, obligasi dan lainnya yang harus listing terlebih
dahulu di Bursa Efek Indonesia dengan harapan dapat
memberikan keuntungan dimasing-masing pihak.
Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Harga Saham (skripsi dan tesis)
Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang
investor karena mempengaruhi harga saham perusahaan, karena bagi
investor volume perdagangan saham menggambarkan kondisi efek yang
diperjual belikan di pasar modal yang mampu berdampak pada harga
saham (Wahyu dan Wijayanto, 2005). Sedangkan volume perdagangan adalah
banyaknya lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal
setiap hari bursa dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual
dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham di pasar
modal yang dikenal dengan lot yang terdiri dari 500 lembar saham dalam
setiap 1 lot. Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi
seorang investor, karena bagi investor volume perdagangan saham
menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Semakin
banyak jumlah lembar saham yang diperdagangkan, berarti semakin tinggi
volume perdagangan saham, sehingga investor berminat untuk menginvestasikan
modalnya yang menyebabkan harga saham meningkat. Dari pernyataanpernyataan di atas, maka penelitian ini adalah: Sesuai dengan penelitian
terdahulu, maka semakin tinggi Volume Perdagangan yang dicapai oleh
Perusahaan menunjukkan kinerja semakin baik, sehingga Harga Saham yang
merupakan indikator kesehatan bank semakin meningkat. Volume Perdagangan
berpengaruh signifikan dengan Harga Saham
Pengaruh Kurs Terhadap Harga Saham (skripsi dan tesis)
(Samsul, 2006:201) Perubahan satu variable makro ekonomi memiliki dampak
yang berbeda terhadap setiap jenis saham, yaitu suatu saham dapat terkena
dampak positif sedangkan saham yang lainnya terkena dampak negative.
Misalnya, Kenaikan kurs US$ yang tajam terhadap rupiah akan berdampak
negatif terhadap emiten yang memiliki utang dolar sementara produk emiten
tersebut dijual secara lokal. Sementara itu, emiten yang berorientasi ekspor akan
menerima dampak positif dari kenaikan kurs US$ tersebut. Ini berarti harga
saham emiten yang terkena dampak negative akan mengalami penurunan di
Bursa Efek. Sementara emiten yang terkena dampak positif akan meningkat
harga sahamnya. Sebagian emiten yang tercatat di Bursa Efek akan terkena
dampak negative dan sebagian lagi akan terkena dampak positif .
Pengaruh BI Rate Terhadap Harga Saham (skripsi dan tesis)
(Samsul, 2006:201) Kenaikan tingkat bunga memiliki dampak negative terhadap
setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan
laba bersih. Penurunan Laba bersih akan mengakibatkan laba persaham menurun
dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Disisi lain naiknya
suku bunga akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian
menabung hasil penjualan itu ke deposito. Penjualan saham secara besarbesaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu kenaikan suku
bunga akan mengakibatkan turunnya harga saham.
Sebaliknya, penurunan tingkat bunga akan menaikan harga saham
dipasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat.
Penurunan bunga deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya
dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga
saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham.
(Cahyono, 2000:117) Terdapat dua penjelasan mengapa suku bunga
dapat mendorong harga saham kebawah. Pertama kenaikan suku bunga
mengubah peta hasil investasi. Kedua kenaikan suku bunga akan memotong laba
perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan
meningkatkan beban bunga emiten,sehingga labanya bias terpangkas. Selain itu
ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan
lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan
menimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun.
Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Meta (2005) menunjukkan bahwa tingkat suku
bunga berpengaruh secara signifikan negatif terhadap return saham dan Sodikin
(2007) menyatakan secara parsial tingkat suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (skripsi dan tesis)
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Wiyani (2005) ada
dua, yaitu faktor internal meliputi informasi arus kas, informasi laba dan
informasi akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan keuangan
perusahaan dan faktor eksternal perusahaan meliputi volume transaksi saham,
tingkat suku bunga, kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, kondisi
sosial politik dan kebijaksanaan perekonomian makro lainnya
Jenis-jenis Harga Saham (skripsi dan tesis)
Kurnianto (2013;44) ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis
saham yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim.
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham yang menempatkan pemiliknya berada diurutan paling akhir
terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan dilikuidasi.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memliki karakteristik gabungan obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi
bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2. Dilihat dari cara peralihan saham.
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,
siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
yang lebih tinggi dari rata-rata yang mampu dibayarkan oleh perusahaan
lain sejenis. Emiten seperti ini biasanya menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur mampu membayarkan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan
harga saham.
c. Growth Stocks (well-known)
Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi sebagai leader di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi.
Selain itu terdapat juga Growth Stocks (lesser known), yaitu saham dari
emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri
Growth Stocks.
d. Speculative Stocks
Saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan tinggi dimasa mendatang.
e. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagaimana
akibat dari kemampuan emiten memperoleh penghasilan yang tinggi pada
masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat
atau selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok.
f. Cyclical Stocks
Saham emiten yang mempunyai masa kemakmuran pada masa-masa
tertentu saja. Misalnya, perusahaan yang memproduksi perlengkapan
sekolah, menjelang tahun ajaran baru dimulai, perusahaan yang
memproduksi perlengkapan sekolah akan kebanjiran pesanan. Begitu juga
dengan perusahaan yang memproduksi seragam sekolah.
g. Junk Stocks
Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak memiliki manajemen
yang baik dan seringkali mengalami kerugian.Perusahaan seperti ini
memiliki uang yang banyak dan tidak memiliki produk yang berprospek
cerah. Kalaupun pernah membagikan dividen jumlahnya kecil dan
seringkali dilakukan karena dipaksa akibat adanya peraturan
Penilaian Harga Saham (skripsi dan tesis)
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intristik suatu saham dan kemudian
membandingkan dengan harga pasar saat ini (current market price) saham
tersebut menurut Husnan, 2005:282 Nilai intristik (NI) menunjukkan present
value arus kas yang di harapkan dari saham tersebut. Pedoman yang du gunakan
adalah sebagai berikut yaitu:
1. Apabila NI > Harga pasar saat ini, maka saham tersebut di nilai undervalued
(harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya di beli atau di tahan
apabila saham tersebut telah di miliki.
2. Apabila NI < Harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai terlalu
overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya seharusnya di jual.
3. Apabila NI = Harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya
dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Analisis Saham (skripsi dan tesis)
Dalam konteks teori untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua
pendekatan dasar :
1. Analisis Teknikal
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi
pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di
waktu yang lalu. Di dalam analisis teknikal informasi tentang harga dan
volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. misalnya,
peningkatan atau penurunan harga biasanya berkaitan dengan peningkatan
atau penurunan volume perdagangan. Analisis teknikal pada dasarnya
merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual
saham, dengan memanfaatkan). indikator-indikator teknis ataupun
menggunakan analisis grafis (Husnan, 2001:349)
2. Analisis Fundamental
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan
hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai instrinsik dari
suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analisis
perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai instrinsik saham
(Husnan, 2001:315 )
Harga Saham (skripsi dan tesis)
Menurut Ang (1997) harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan
karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupan (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya
suatu saham. Sartono, 2001:17 dalam Yuniatmoko, 2012 harga pasar saham
terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.
Kurnianto (2013), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau kepemilikan individu maupun organisasi (instansi) dalam suatu perusahaan.
Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Par Value (Nilai Nominal) : Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang
tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan
akuntansi. Par Value disebut juga stated value atau face value.
2. Base Price (Harga Dasar) : Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya
dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan
dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru
merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi
emiten.
3. Market Price (Harga Pasar) : Market Price (Harga Pasar) merupakan harga
yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup,
maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar
inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
Volume Perdagangan (skripsi dan tesis)
Volume perdagangan adalah banyaknya lembar saham suatu emiten yang
diperjualbelikan di pasar modal setiap hari bursa dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker)
perdagangan saham di pasar modal yang dikenal dengan lot yang terdiri dari 500
lembar saham dalam setiap 1 lot. Volume perdagangan saham merupakan hal
yang penting bagi seorang investor, karena bagi investor volume perdagangan
saham menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Bagi
investor, sebelum melakukan investasi atau penanaman modal hal terpenting
adalah tingkat likuiditas dari efek. (Wahyu dan Wijayanto, 2005)
Volume perdagangan saham merupakan rasio anatar jumlah lembar saham
yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar
pada waktu tertentu (Husnan dkk, 2005 dalam Michael Hendrawijaya Dj 2009).
Jumlah saham yang diterbitakan tercermin dalam jumlah lembar sham saat
perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Volume perdagangan saham
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan
di pasar (Sutrisno; 2000 dalam Shobriati 2012). Naiknya volume perdagangan
merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat
volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya
terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume
perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh
masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya haraga atau
return saham.
Aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat penilaian suatu
info oleh investor individual dalam arti info tersebut membuat suatu keputusan
perdagangan ataukah tidak. Hal ini berkaitan dengan salah satu motivasi investor
dalam melakukan transaksi jual beli saham yaitu penghasilan yang berkaitan
dengan capital gain. Volume perdagangan yang kecil menunjukkan investor yang
sedikit atau kurang tertaarik dalam melakukan investasi di pasar sekunder,
sedangkan volume yang besar menunjukkan banyaknya investor dan banyaknya
minat untuk melakukan transaksi jual dan beli saham.
Resiko Valuta Asing (skripsi dan tesis)
Fahmi, (2011:205) Resiko valuta asing merupakan resiko yang disebabkan oleh
perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang
diharapkan, terutama saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Setiap
Negara yang masuk dalam lingkungan global harus berhadapan dengan perubahan
nilai tukar mata uanga (exchange rate) yang setiap waktu mengalami kondisi
fluktuatif. Ini sebagaimana dikatakan oleh Gerald J. Thuesen W. J. Fabricky
bahwa “ Tiap hari tingkat kurs mata uang berfluktuasi di pasar pertukaran mata
uang dunia” dan Negara yang tidak memiliki Konstruksi exchange rate yang
kokoh akan tergilas dan terbawa pada krisis dan risiko Foreign exchange rate
Penentuan Kurs Pertukaran Oleh Pemerintah (skripsi dan tesis)
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuanya
adalah untuk memastikan kurs yang wujud tidak akan menimbulkan efek yang
buruk ke atas perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah adalah
berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas. Sejauh mana perbedaan
tersebut, dan apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditetapkan di pasar
bebas, adalah bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai
kurs yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan
mengembangkan perekonomian.
Kurs Rupiah (skripsi dan tesis)
Kurs memainkan peranan yang amat penting penting dalam keputusan- keputusan
pembelanjaan, karena kurs memungkinkan bagi kita untuk menerjemahkan hargaharga dari berbagai Negara kedalam satu bahasa yang sama.(krugman, 2000:40)
Mansur (2009) Kurs Valuta Asing adalah satu alat pengukur yang
digunakan dalam nilai kekuatan suatu perekonomian. Kurs Menunjukan
Banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta
asing tertentu.
(Kuncoro, 2013:174) Bagi Negara berkembang, seperti Indonesia, peranan
kurs menjadi sangat penting,terutama terhadap mata uang keras (hard currencies)
seperti dolar AS dan Yen Jepang. Pentingnya Kurs ini, Karena sebagai Negara
yang tengah melakukan pembangunan ekonomi, Maka kurs akan berhubungan
langsung dengan sector-sektor perdagangan luar negri, investasi, bahkan berkaitan
langsung dengan beban utang luar negeri (LN) yang merupakan sumber dana
pembangunan. Oleh karena itu, kestabilan dan keterjangkauan kurs mutlak
diperlakukan.
(Sukirno, 2012;397) Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
menunjukan harga atau nilai mata uang suatu Negara dinyatakan dalam nilai uang
Negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang
domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk
memperoleh suatu unit mata uang asing. Kurs yang menunjukan bahwa US$ 1.00
sama dengan Rp 10.848 berarti untuk memperoleh satu dolar AS dibutuhkan
10.848 rupiah Indonesia. Kurs valuta diantara dua Negara kerapkali berbeda
diantara masa satu masa dengan masa yang lainya. Apakah yang menentukan kurs
valuta asing sesuatu Negara dengan Negara lainya? Harga mata uang asing
ditentukan. Pada dasarnya terdapat dua cara didalam menentukan kurs valuta
asing
1. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
2. Ditentukan oleh pemerintah Permintaan Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing adalah factor yang sangat penting dalam
menentukan apakah barang dinegara lain adalah lebih murah atau lebih mahal
dari barang-barang yang di produksi dalam negeri. Semakin tinggi harga dolar
Amerika Serikat, Semakin sedikit permintaan ke atas mata uang tersebut
Mekanisme Penetapan BI Rate (skripsi dan tesis)
BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam Rapat Dewan
Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari, April, Julidan Oktober. Dalam
kondisi tertentu, jika dipandang perlu, Bi Rate dapat disesuaikan dalam RDG pada
bulan-bulan yang lain. Pada dasarnya perubahan BI Rate menunjukkan penilaian
Bank Indonesia terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran
Inflasi yang ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan mengamati penilaian
Bank Indonesia tersebut melalui penguatan dan transparansi yang akan dilakukan,
antara lain dalam Laporan Kebijakan Moneter yang disampaikan secara
triwulanan dan press release bulanan. “Operasi Moneter dengan BI Rate
dilakukan melalui lelang mingguan dengan mekanisme variabel rate tender dan
multiple price allotments”.(Siamat,2005; 140)
BI Rate yaitu suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank
Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada
di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran yang dimaksud yaitu sasaran
operasional kebijakan moneter yang dicerminkan pada perkembangan suku bunga
Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
BI Rate (skripsi dan tesis)
BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan
pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan untuk berlaku selama triwulan
berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam
triwulan yang sama”.(wwwbi.go.id) sedangkan menurut (Siamat, 2005;139) “BI
Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank
Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai
sinyal stance kebijakan moneter,”Dari pengertian yang dikeluarkan oleh Dahlan
Siamat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Bi Rate digunakan sebagai
acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku
bunga SBI-1 bulan hasil lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI
Rate. Selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan
mempengaruhi suku bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku bunga deposito
dan kredit serta suku bunga jangka waktu yang lebih panjang.( kuncoro, 2013;55)
Perbankan (skripsi dan tesis)
Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan
demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran system pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas system keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transfaran
dan dapat dipertanggung jawabkan.(www.bi.go.id)
Hubungan Harga Minyak Dunia terhadap IHSG (skripsi dan tesis)
Kebutuhan minyak mentah yang semakin meningkat seiring dengan munculnya
negara-negara industri baru secara langsung akan mempengaruhi harga minyak
mentah dunia. Hal tersebut jika dikaitkan dengan aktivitas perekonomian maka
harga minyak akan berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Bagi
negara penghasil minyak (pengekspor), kenaikan harga minyak menggambarkan
adanya pemindahan kesejahteraan dari negara pengimpor minyak ke negara
pengekspor minyak. Hal ini akan berdampak pada penerimaan dan kesejahteraan
masyarakatnnya. Selanjutnya, akan berdampak pada perekonomian.
Bjornland (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa kenaikan harga
minyak dunia akan mendorong kenaikan indeks harga saham. Hal ini karena
kenaikan harga minyak dunia mendorong perekonomiansehingga terjadi
peningkatan permintaan agregat dan meningkatnya kesejahteraan. Dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tinggi maka masyarakat cenderung melakukan
investasi pada instrumen saham. Selain itu, pergerakan IHSG banyak didorong
oleh saham-saham yang aktif diperdangkan sehingga kenaikan harga minyak akan
mendorong kenaikan IHSG. Hal ini disebabkan dengan adanya kenaikan harga
minyak akan memicu kenaikan harga bahan tambang secara umum. selanjutnya,
akan mendorong harga saham perusahaan tambang, akhirnya mendorong kenaikan
IHSG.
Nizar (2012) mengatakan bahwa Minyak mentah sampai sekarang ini masih
menjadi bahan pokok dalam berbagai kegiatan ekonomi. Semakin banyaknya
permintaan kebutuhan akan minyak mentah, maka semakin tinggi Harga Minyak
Mentah Dunia. Harga Minyak Mentah Dunia berpotensi membuat naik dan
turunnya harga BBM di Indonesia. Apabila Harga Minyak Mentah Dunia
bergerak naik, pada umumnya harga BBM akan ikut naik dan mengakibatkan
beberapa perusahaan yang terdaftar di BEI beban biayanya meningkat.
Perusahaan yang paling merasakan dampak kenaikan tersebut umumnya adalah
perusahaan barang konsumsi, retail, dan transportasi. Akibat dari peristiwa
tersebut akan sampai pada investor yang mana menginginkan return saham yang
stabil.
Umumnya investor yang merasa akan rugi jika harga BBM dinaikkan maka
saham yang dimilikinya akan dijual sebelum harga BBM itu sendiri naik,
sebaliknya jika Harga Minyak Mentah Dunia melemah maka pada umumnya
harga BBM juga akan turun.Dari berbagai sektor perusahaan, Harga Minyak
Mentah Dunia akan meningkatkan nilai saham perusahaannya karena pada
umumnya kenaikan harga tersebut diikuti dengan kenaikan harga barang atau
bahan hasil dari setiap sektor perusahaan.
Pardede (2016) dalam penelitiannya menyatakan Harga Minyak Dunia
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan.
Dari uraian tersebut, hubungan Harga Minyak Dunia terhadapIndeks Harga
Saham gabungan berpengaruh positif
Hubungan Kurs Rupiah/Dollar Amerika terhadap IHSG (skripsi dan tesis)
Menurut Karim (2008;157) mengatakan bahwa Nilai tukar rupiah adalah harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar Rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat. Excange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer
dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari
mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic
currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang
asing.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan sangat
mempengaruhi iklim investasi di dalam negeri khususnya di pasar modal.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sudah go public dengan masih
mengandalkan bahan baku impor dari luar negeri akan menerima dampak negatif
apabila mata uang rupiah terdepresiasi atau mengalami pelemahan terhadap mata
uang dollar AS. Hal ini akan mengakibatkan naiknya bahan baku tersebut.
Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan
sehingga akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap sahamsaham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut,
tentu akan mendorong penurunan indeks harga saham gabungan.
Pardede (2016) dalam penelitiannya menyatakan Kurs memiliki hubungan
negatif dan signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Dari uraian
tersebut, hubunganKurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh
negatif
Hubungan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (skripsi dan tesis)
Inflasi adalah suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana
harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan.
Jika kondisi ini terjadi secara terus- menerus, akan berdampak pada semakin
buruknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta terjadi guncangan pada
tatanan stabilitas politik suatu negara. Inflasi dapat membahayakan perekonomian
karena mampu menimbulkan efek yang sulit diatasi, bahkan berakhir pada
keadaan yang bisa menumbangkan pemerintahan. Contohnya adalah terjadinya
hiperinflasi di Indonesia pada era pemerintah presiden Soekarno (Fahmi,
2015:61).
Tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara akan mengakibatkan minat
investor (terutama investor asing) yang akan menanamkan modalnya menjadi
menurun. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan harga saham. Hal ini
sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak barang yang
ditawarkan, maka harga akan semakin menurun dan sebaliknya.
Dalam hal ini perusahaan sudah pasti bertujuan untuk menarik investor
asing yang memiliki modal cukup besar daripada investor dalam negeri.Keadaan
semacam ini apabila menimpa hampir seluruh perusahaanyang terdaftar di BEI
akan melemahkan IHSG selaku composite index di BEI. Namun sebaliknya,
IHSG akan menguat bila tingkat inflasi mengalami penurunan, karena jika tingkat
inflasiturun maka harga-harga barang akan turun dan perusahaan dapat
mengoptimalkan labanya dengan baik karena harga produksi yang lebih murah.
Appa (2014) dan Pardede (2016) dalam penelitiannya menyatakan hal
yang sama yaitu Inflasi memiliki hubungan negatif terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Berdasarkan uraian tersebut, hubungan Inflasi terhadap Indeks Harga
Saham Gabunganberpengaruh negatif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) (skripsi dan tesis)
Indeks harga saham gabungan (composite stock price indeks-CSPI) merupakan
indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. Indeks
harga saham gabungan (IHSG) diterbitkan oleh bursa efek. Pihak diluar bursa
efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks tersebut masih kalah
manfaatnya dengan indeks harga saham parsial, seperti untuk keperluan bedging.
Gabungan dari seluruh jenis saham maksudnya adalah bahwa kinerja saham yang
masuk dalam penghitungan seluruh saham yang telah tercatat di bursa efek.
Dengan adanya indeks harga saham, maka dapat membandingkan perubahan atas
harga saham dari waktu ke waktu (Samsul, 2015:136).
Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga
saham kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu
yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan
waktu berlaku merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan
waktu dasar.
Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang
terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan
dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang
biasanya menunjukkan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan
dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukkan dengan
indeks harga saham yang mengalami penurunan.
Harga Minyak Dunia (skripsi dan tesis)
Menurut Nizar (2012), Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan
uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa
bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Minyak
mentah (crude oil) merupakan komoditas dan sumber energi yang sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan suatu negara. Minyak mentah dapat diolah menjadi
sumber energi, seperti Liquified Petroleum Gas (LPG), bensin, solar, minyak
pelumas, minyak bakar dan lain-lain. Harga Minyak Mentah Dunia (Crude Oil
Price) diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan
menjadi standar adalah West Texas Intermediate dan Brent. Minyak dunia yang
diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI) merupakan minyak mentah
yang berkualitas tinggi. Jenis minyak tersebut sangat cocok untuk dijadikan bahan
bakar, ini menyebabkan harga minyak tersebut dijadikan patokan bagi
perdagangan minyak dunia.
Nilai Tukar (Kurs) (skripsi dan tesis)
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata
uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta
asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,
yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing. Kenaikan tajam kurs dolar AS terhadap rupiah akan berdampak negatif
terhadap emiten yang memiliki utang dolar sementara produk emiten tersebut
dijual secara lokal. Hal ini berarti harga saham dari emiten yang terkena dampak
tersebut akan mengalami penurunan di bursa efek (Sukirno, 2015:397).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs yaitu perubahan dalam citarasa
masyarakat, perubahan harga barang ekspor dan impor, kenaikan harga umu
(inflasi), perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi, dan
pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2015:402).
Menurut Ekananda (2014;314) terdapat 3 (tiga) sistem kurs valuta asing
yang dipakai suatu Negara begitupun yang diterapkan di indonesia, yaitu :
1. Sistem kurs bebas (floating)
Dalam sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan
nilai kurs. Nilai tukar kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran
terhadap valuta asing.
2. Sistem kurs tetap (fixed)
Dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral Negara yang bersangkutan
turut campur secara aktif dalam pasar valuta asing dengan membeli atau
menjual valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah
ditentukan.
3. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled)
Dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral Negara yang bersangkutan
mempunyai kekuasaan eksklusif dalam menentukan alokasi dari penggunaan
valuta asing yang tersedia.
Inflasi (skripsi dan tesis)
Inflasi adalah suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana
harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan.
Jika kondisi ini terjadi secara terus- menerus, akan berdampak pada semakin
buruknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta terjadi guncangan pada
tatanan stabilitas politik suatu negara. Inflasi dapat membahayakan perekonomian
karena mampu menimbulkan efek yang sulit diatasi, bahkan berakhir pada
keadaan yang bisa menumbangkan pemerintahan (Fahmi, 2015:61).
Menurut Sukirno (2011;354), kenaikkan harga-harga umum atau inflasi
disebabkan oleh tiga faktor yaitu jumlah uang beredar, kecepatan peredaran
uang, dan jumlah barang yang diperdagangkan.
Menurut Rahardja dan Manurung (2008;165), Ada beberapa indikator yang
dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu perekonomiansedang dilanda
inflasi atau tidak. Indikator tersebut diantaranya :
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
IHK adalah indeks harga yang paling umum dipakai sebagaiindikator inflasi.
IHK mempresentasikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat dalam suatu periode tertentu.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
IHPB merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari
komoditi-komoditi yang diperdagangkan pada tingkat produsen di suatu
daerah pada suatu periode tertentu. Jika pada IHK yang diamati adalah
barang-barang akhir yang dikonsumsi masyarakat, pada IHPB yang diamati
adalah barang-barang mentah dan barang-barang setengah jadi yang
merupakan input bagi produsen.
3. GDP Deflator
Prinsip dasar GDP deflator adalah membandingkan antara tingkat
pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil.
Indikator Pajak Pertambahan Nilai (skripsi dan tesis)
Menurut Bayu Kaniskha (2016) mengemukakan Indikator Pajak
Pertambahan Nilai adalah :
“Salah satu reformasi yang sudah dan akan dilakukan oleh pemerintah
adalah reformasi di bidang ekonomi khususnya perpajakan, reformasi
perpajakan perlu dilakukan karena kapabilitas organisasi dalam
melakukan pemungutan pajak semakin menurun”.
Dapat dilihat dari 2 indikator, yaitu trend penurunan terakhir dan target
penerimaan tidak sesuai target sejak tahun 2008. Kenaikan tingkat inflasi akan
mempengaruhi harga jual barang dan jasa dimana harga jual barang dan jasa
merupakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). 70% bahan baku produksi Indonesia
masih mengandalkan impor, jika terjadi depresiasi nilai tukar rupiah
mengakibatkan lebih banyak jumlah rupiah yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan satu dollar. Maka harga bahan baku produksi impor yang harus
dibayar Indonesia menjadi lebih mahal, harga jual barang dan jasa yang
mengalami peningkatan di masyarakat akan berpengaruh terhadap penurunan
daya konsumsi masyarakat yang akan berpengaruh pula terhadap penurunan
penerimaan PPN karena PPN merupakan pajak atas konsumsi barang dan jasa.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (skripsi dan tesis)
Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap
konsumsi dalam negeri dan dikenakan pada setiap jalur/rantai produksi dan
distribusi. Akan tetapi, pengenaan PPN tidak menimbulkan pajak berganda,
karena salah satu karakteristik PPN adalah menganut Indirect Substation
Method/Invoice Method, yaitu pajak yang terutang dihitung dengan cara
mengkreditkan Pajak Masukan (PM) terhadap Pajak Keluaran (PK). Dan menurut
beberapa para ahli sebagai berikut :
Definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Siti Kurnia Rahayu & Ely Suhayati
(2010:235) adalah sebagai berikut :
“Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi umum
dalam negeri, PPN hanya dikenakan atas konsumsi barang kena pajak
dan jasa kena pajak yang dilakukan di dalam negeri. PPN bersifat
netral, dibentuk oleh faktor PPN dikarenakan atas konsumsi barang
dan jasa, serta faktor dalam pemungutannya PPN menganut prinsip
tempat tujuan”.
Definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Pohan (2016:6) adalah sebagai
berikut:
“Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi barang dan
jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur
produksi dan distribusi”.
Sedangkan definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Sukardji Untung (2014:29)
adalah sebagai berikut :
“Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi barang dan
jasa di dalam daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat seperti
mata rantai di setiap jalur produksi dan distribusi”.
Dan definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Waluyo (2014:9) adalah sebagai
berikut :
“Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan atas
konsumsi dalam negeri di dalam daerah pabean, baik konsumsi barang
maupun konsumsi jasa”.
Dapat dikatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas
konsumsi umum dalam negeri di dalam daerah pabean, PPN hanya dikenakan atas
konsumsi barang kena pajak dan jasa kena pajak yang dilakukan di dalam negeri.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Menurut Hamdy Hady (2015:46-53) faktor yang mempengaruhi nilai tukar
rupiah dibagi tujuh faktor sebagai tersebut :
1. Supply dan Demand Foreign Currency. Valas atau forex sebagai benda
ekonomi yang mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas
atau forex market. Sumber-sumber penawaran atau supply valas tersebut
adalah ekspor barang dan jasa, impor modal dan transfer valas lainnya,
sedangkan sumber-sumber permintaan atau demand valas tersebut adalah
impor barang dan jasa, ekspor modal dan transfer valas lainnya. Sesuai
dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan permintaan dan
penawaran valas yang terjadi di bursa valas tentu akan mengubah harga
atau nilai valas tersebut yang ditunjukan oleh kurs valas atau forex rate.
2. Posisi Balane Of Payment (BOP). Balance Of Payment atau neraca
pembayaran Internasional adalah suatu catatan yang disusun secara
sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi
perdagangan, keuangan, dan moneter antara penduduk suatu negara dan
penduduk luar negri untuk satu periode tertentu biasanya satu tahun
periode.
3. Tingkat Inflasi. Pada keadaan semula kurs valas atau forex Rp/USD
adalah sebesar Rp 4.500 per USD diasumsikan inflasi di USA meningkat
cukup tinggi (misalnya 5%), sedangkan inflasi di Indonesia relatif stabil
(hanya 1%) dan barang-barang yang di jual di Indonesia dan USA relatif
sama dan saling mengsubstitusi. Dalam keadaan demikian harga barangbarang di USA akan lebih mahal sehingga impor USA dari jepang akan
meningkat. Impor USA yang meningkat ini akan mengakibatkan
permintaan terhadap Rp meningkat pula.
4. Tingkat Bunga. Hampir sama dengan pengaruh inflasi, maka
perkembangan atau perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh
terhadap kurs valas baik itu positif maupun negatif.
5. Tingkat Pendapatan. Faktor ke lima yang dapat mempengaruhi kurs valas
atau forex rate adalah tingkat pendapatan masyarakat di suatu negara.
Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi
sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, tentu
impor barang akan meningkat, peningkatan impor ini akan membawa
efek kepada demand valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs
valas.
6. Pengawasan pemerintah. Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya
dijalankan dalam berbagai bentuk kebijaksanaan moneter, fiskal, dan
perdagangan luar negri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh
terhadap kurs valas atau forex rate.
7. Ekspektasi dan Spekulasi/Isu/Rumor. Adanya harapan bahwa tingkat
inflasi atau defisit BOT-USA menurun atau sebaliknya juga dapat
mempengaruhi kurs valas USD. Adanya spekulasi atau isu devaluasi
Rupiah karena defisit current account yang besar juga berpengaruh
kepada kurs valas dimana valas secara umum mengalami apresiasi.
Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Rupiah merupakan mata uang resmi Indonesia, dikeluarkan dan
dikendalikan oleh Bank Indonesia. Rupiah telah mengalami inflasi tinggi selama
sebagian besar keberadaannya. Pada periode oktober 1946 hingga maret 1950
mata uang Indonesia tidak memiliki pengakuan Internasional dan nilainya
ditentukan dipasar gelap. Nilai tukar yang ditentukan saat kemerdekaan pada
tahun 1949 adalah 3,8 rupiah hingga US $1. Nilai tukar menunjukkan seberapa
banyak rupiah yang akan digunakan untuk dipersamakan dengan mata uang
negara asing. Saat ini nilai mata uang negara Indonesia terhadap dolar AS
melemah 167 poin atau 1,04 % ke level Rp 16.337 per dolar AS. Pelemahan
rupiah terjadi ditengah pergerakan mata uang Asia yang cenderung bervariasi.
Adapun indeks dolar AS terpantau naik 0,41% menjadi 98,776. Dan menurut
beberapa para ahli sebagai berikut :
Definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Adiningsih, dkk (2017:60) adalah
sebagai berikut :
“Nilai Tukar Rupiah merupakan harga rupiah terhadap mata uang
negara lain”.
Definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Ismanthono (2015:154) adalah sebagai
berikut :
“Nilai tukar rupiah merupakan nilai penukaran uang antara suatu valuta
dengan valuta lainnya yang dibedakan antara kurs beli (bid/buying rate)
dengan kurs jual (offer/selling rate)”.
Sedangkan definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Wardana (2017:239) adalah
sebagai berikut :
“Nilai tukar rupiah merupakan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai
nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian
hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah”.
Dan definisi Nilai Tukar Rupiah menurut Sukirno (2015:397) adalah
sebagai berikut :
“Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs
merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs
merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian
terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang
lainnya”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan teoritis diatas maka dapat dikatakan
bahwa Nilai Tukar Rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang
ditransaksikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah
terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya dan nilai
tukar rupiah merupakan nilai tukar mata uang negara terhadap mata uang asing
yang dibedakan antara kurs beli dengan kurs jual.
Jenis Inflasi (skripsi dan tesis)
Menurut Sukirno (2015:333), penyebab terjadinya inflasi dibagi tiga jenis
sebagai berikut :
1. Inflasi Tarikan Permintaan, Inflasi ini biasa terjadi pada perekonomian
berkembang dengan pesat, kesempatan kerja yang tinggi menciptakan
tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan
pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang
dan jasa. Disamping dalam perekonomian berkembang pesat, inflasi
tarikan permintaan juga dapat berlaku pada masa perang atau
ketidakstabilan politik yang terus menerus.
2. Inflasi Desakan Biaya, Inflasi jenis ini terutama berlaku dalam masa
perekonomian berkembang dengan pesat ketika pengangguran sangat
rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan
yang bertambah, mereka akan menaikan produksi dengan cara
memberikan gaji dan upah dan mencari pekerja baru dengan tawaran
pembayaran gaji yang tinggi. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi
meningkat yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga berbagai
barang.
3. Inflasi Diimpor, Inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan harga harga
barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang yang
diimpor mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan.
Inflasi (skripsi dan tesis)
Inflasi merupakan salah satu masalah yang dapat mengganggu perekonomian suatu negara salah satunya adalah Indonesia. Indonesia telah beberapa kali menghadapi masalah inflasi dan nyaris membangkrutkan perekonomian nasional. Perhatian pemerintah terhadap inflasi dengan segala masalahnya sejak era reformasi dan desentralisasi tidak lagi menjadi tanggungjawab pemerintah pusat dan Bank Indonesia saja.
Sistem Nilai Tukar (skripsi dan tesis)
Sistem nilai tukar memiliki peran untuk tercapainya stabilitas moneter. Nilai tukar yang stabil di perlukan untuk terciptanya kondisi yang kondusif bagi kegiatan dunia usaha. Sistem nilai tukar sendiri memiliki arti suatu perjanjian atau kesepakatan suatu nilai tukar mata uang yang akan digunakan sebagai pembayaran di waktu yang sekarang dan di waktu yang akan datang antara dua mata uang masing-masing negara. Sejak tahun 1944 sampai dengan akhir tahun 1960-an, sistem kurs valuta asing atau sistem moneter internasional didasarkan pada Fixed Exchange Rate (sistem kurs tetap). Sistem ini dikenal dengan Sistem Bretton Woods, karena didasarkan pada perjanjian yang disetujui oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dengan Bank Dunia (IBRD). Sistem ini juga dikenal sebagai standar tukar emas, karena banyak negara yang memegang emas dan devisa, khususnya Dollar Amerika sebagai cadangannnya. Namun, sejak tahun 60-an sistem ini tidak dipergunakan lagi dan beralih menggunakan sistem kurs mengambang (floating exhange rate). Di Indonesia sendiri sistem nilai tukar telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali. Yaitu : 37 1. Sistem nilai tukar tetap (1970 – 1978). Dalam sistem kurs tetap sesuai dengan UU no. 32 tahun 1964 Indonesia menganut kurs tetap yang dipatok sebesar Rp. 250 / US$, sedangkan nilai tukar mata uang lain dihitung berdasarkan kurs Rupiah terhadap US$. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar ini BI melakukan intervensi aktif terhadap perdagangan valuta asing. Pada tanggal 17 April 1970 pemerintah melakukan devaluasi rupiah menjadi Rp. 378 / US$. Kemudian pada tanggal 21 Agustus 1971 dilakukan devaluasi lagi menjadi Rp. 415 / US$. Pada tanggal 15 Nopember 1978 pemerintah kembali mendevaluasi rupiah menjadi Rp. 625 / US$. 2. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (1978 – Juli 1997). Setelah devaluasi rupiah pada tahun 1978 pemerintah mengganti sistem kurs mata uang menjadi sistem mengambang terkendali. Dalam sistem ini nilai tukar rupiah didasarkan pada nilai sekeranjang mata uang (basket of currencies), maksudnya adalah nilai tukar rupiah tidak hanya didasarkan pada satu mata uang saja, tetapi beberapa mata uang yang berperan penting dalam perdagangan dengan Indonesia. Masing-masing mata uang diberi bobot yang berbeda sesuai dengan peranannya dalam membiayai perdagangan Indonesia. Pada sistem ini BI menetapkan kurs indikasi (spread) dan hanya akan melakukan intervensi bila kurs 38 melewati batas indikasi. Meskipun begitu pemerintah tidak dapat menghindar dari melakukan devaluasi terhadap rupiah pada tanggal 30 Maret 1983 dari nilai Rp. 700 / US$, menjadi Rp. 970 / US$ dan tanggal 12 September 1986 dari nilai Rp. 1.334 /US$, menjadi Rp. 1664 /US$. Pada tanggal 14 Agustus 1997 pemerintah melepas kendali terhadap kurs rupiah akibat imbas dari krisis ekonomi. 3. Sistem nilai tukar mengambang bebas (14 Agustus 1997 – Sekarang). Dengan sistem mengambang bebas maka nilai tukar rupiah terhadap dollar dan mata uang lainnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Pemerintah melalui BI tidak lagi melakukan intervensi terhadap nilai tukar rupiah. Tujuan dari diterapkannya sistem ini agar cadangan devisa Indonesia tidak habis, tetapi akibat dilepaskannya nilai kurs valuta asing terhadap rupiah mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi dimana kenaikan terjadi setiap hari dari nilai tukar Rp. 2.300 /US$ naik menjadi Rp. 4.100 , kemudian Rp. 5.500 sampai pada puncaknya di bulan April 1998 nilai tukar rupiah mencapai Rp. 17.200 / US$.
Nilai Tukar (skripsi dan tesis)
Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapat dipandang sebagai harga dari suatu mata uang asing. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca perdagangan nasional. Menurut Mishkin (2009), kurs merupakan harga satu mata uang dalam mata uang yang lain.
Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. Menurut Salvator (1997) dalam Anggaristyadi (2011), Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar atau kurs juga dapat didefinisikan sebagai harga 1 unit mata uang domestik dalam satuan valuta asing, sehingga yang dimaksud dengan nilai tukar harga rupiah per unit dolar AS. Penurunan nilai tukar akan membuat harga dari berbagai barang produk barang dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Akibatnya impor akan menurun kenaikan harga–harga umum juga dapat menurunkan nilai tukar. Penurunan nilai tukar akan membuat harga dari produk barang di dalam negeri menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan harga barang produk impor yang lebih murah sehingga penduduk domestik berpaling untuk memilih menggunakan produk impor yang harganya lebih murah. Cara penilaian harga mata uang dengan menyatakan sekian unit mata uang lokal yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing dinamakan direct quotation. Joesoef, (2008) dalam Puspitaningrum dkk (2014)
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai tukar suatu mata uang. Kurs valuta asing dapat berubah bila terjadi perubahan selera, perubahan harga barang impor dan barang ekspor, terjadinya inflasi, perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi serta pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Madura (2006) dalam Puspitaningrum dkk (2014), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar diantaranya tingkat inflasi relatif, suku bunga relatif, tingkat pendapatan relatif, pengendalian pemerintah, dan prediksi pasar. Menurut Arifin, Hadi W (2009), dalam Theo dkk (2012). Nilai tukar adalah harga suatu nilai mata uang terhadap mata uang lainnya. Faktor yang mempengaruhi pegerakan nilai kurs merupakan akibat interaksi antara beberapa faktor secara tidak langsung, dengan mengansumsikan faktor lain yang secara langsung. 33 Menurut Raharjo (2009), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dsb. Ada dua faktor penyebab perubahan nilai tukar : 1. Faktor penyebab nilai tukar secara langsung sebagai berikut: a. Pemintaan valas akan ditentukan oleh impor barang dan jasa yang memerlukan dolar atau valas dan ekspor modal dari dalam ke luar negeri. b. Penawaran valas ditentukan oleh ekspor barang dan jasa yang menghasilkan dollar atau valas dan impor modal dari luar negeri ke dalam negeri. 2. Faktor penyebab nilai tukar secara tidak langsung sebagai berikut: a. Posisi neraca pembayaran. Saldo neraca pembayaran memiliki konsekuensi terhadap nilai tukar rupiah. Jika saldo neraca pembayaran defisit, permintaan terhadap valas akan meningkat.Hal ini menyebabkan nilai tukar melemah (depresiasi). Sebaliknya jika saldo neraca pembayaran surplus, permintaan terhadap valas akan menurun, dan hal ini menyebabkan nilai rupiah menguat (terapresiasi). b. Tingkat inflasi 34 Dengan asumsi faktor lainnya tetap (ceteris paribus), kenaikan harga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Sesuai dengan teori paritas daya beli (purchasing power parity) atau PPP, yang mengartikan bahwa pergerakan kurs antara mata uang dua negara berasal dari tingkat harga di kedua negara itu sendiri. Dengan demikian, menurut teori ini penurunan daya beli mata uang (yang ditunjukan oleh kenaikan harga di negara yang berkaitan) akan diikuti dengan depresiasi mata uang secara proporsional dalam pasar valuta asing. Sebaliknya, kenaikan daya beli mata uang domestik (misalnya rupiah) akan mengakibatkan apresiasi (penguatan mata uang) secara proporsional. c. Tingkat bunga Dengan asumsi ceteris paribus adanya kenaikan suku bunga dari simpanan mata uang domestik, akan mengakibatkan mata uang domestik itu mengalami apresiasi (penguatan) terhadap nilai mata uang negara lain. Hal ini mudah dimengerti karena peningkatkan suku bunga deposito, misalnya orang yang menyimpan aset di lembaga perbankan dalam bentuk rupiah akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih besar sehingga mengakibatkan nilai rupiah terapresiasi. d. Tingkat pendapatan nasional 35 Seperti pada tingkat bunga, tingkat pendapatan nasional hanya mempengaruhi nilai tukar melalui tingkat permintaan dolar atau valas lainnya. Kenaikan pendapatan nasional( yang identik dengan meningkatnya kegiatan transaksi ekonomi) melalui kenaikan impor akan menigkatkan permintaan terhadap dolar atau valas lainnya sehingga menyebabkan nilai rupiah terdepresiasi dibandingkan dengan valas lainnya. e. Kebijakan Moneter Kebijakan dari pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi dapat mempengaruhi suatu pergerakan kurs. Misalnya, kebijakan Bank Indonesia yang besifat ekspansif (dengan menambah jumlah uang beredar) kemudian mendorong kenaikan harga atau inflasi. Kemudian menyebabkan rupiah mengalami depresiasi karena menurunkan daya beli rupiah terhadap barang dan jasa dibandingkan dolar atau valas lainnya. f. Ekspektasi dan Spekulasi Untuk sistem nilai tukar yang diberikan kepada mekanisme pasar secara bebas, seperti halnya rupiah dan sebagian besar nilai mata uang negara di dunia, perubahan nilai tukar rupiah dapat disebabkan oleh faktor non-ekonomi (misalnya karena ledakan bom atau gangguan keamanan) akan berpengaruh kepada kondisi perekonomian di dalam negeri
Suku Bunga SBI (skripsi dan tesis)
Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah rata-rata persentase suku bunga SBI yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Data suku bunga yang digunakan diukur dalam satuan persen(%). Triyono (2008). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan merupakan salah satu komponen yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Tingkat suku bunga SBI merupakan acuan bagi tingkat pengembalian yang didapatkan oleh investor apabila berinvestasi pada investasi yang bebas risiko. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme BI rate (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. 30 BI Rate merupakan suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter. Secara sederhana, BI Rate merupakan indikasi level suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar Suku Bunga SBI 1 bulan hasil lelang Operasi Pasar Terbuka (OPT) berada di sekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga BI Rate diharapkan mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga simpanan, dan suku bunga lainnya dalam jangka waktu yang lebih panjang
Suku Bunga (skripsi dan tesis)
Menurut Sukirno (2005), suku bunga adalah persentase pendapatan yang diterima oleh kreditur dari pihak debitur selama interval waktu tertentu. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur. Pada umumnya ketika tingkat bunga rendah, maka semakin banyak dana mengalir sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Begitu juga ketika tingkat bunga tinggi, maka sedikit dana yang mengalir akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Menurut Mishkin (2009), stabilitas suku bunga sangat diharapkan, karena stabilitas suku bunga mendorong pula terjadinya stabilitas pasar keuangan sehingga kemampuan pasar keuangan untuk menyalurkan dana dari orang yang memiliki peluang investasi produktif dapat berjalan lancar dan kegiatan perekonomian juga tetap stabil. Oleh karena itu, Bank Indonesia selaku bank sentral bertugas untuk menjaga stabilitas suku bunga untuk menciptakan pasar keuangan yang lebih stabil. Suku bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2) Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Salah satu pengaruh yang memiliki korelasi yang sangat kuat mempengaruhi pergerakan harga-harga saham di bursa efek dan paling sering terjadi yang dapat kita amati adalah pegaruh fluktuasi tingkat suku bunga yang telah ditetapkan bank Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga adalah : 1. Kebutuhan dana. 2. Target laba yang di inginkan. 3. Kualitas jaminan. 4. Kebijaksanaan pemerintah. 5. Jangka waktu. 6. Reputasi perusahaan. 29 7. Produk yang kompetitif. 8. Hubungan baik. 9. Persaingan.
Kebijakan Penanggulangan Inflasi (skripsi dan tesis)
Inflasi memberikan dampak yang tidak baik bagi perekonomian, pemerintah harus menghentikan laju inflasi dengan memberikan maupun mengeluarkan kebijakan yang tepat sesuai dengan keadaan prekonomian saat itu. Baik kaum klasik maupun Keynes menyetujui bahwa inflasi ada kaitannya dengan jumlah uang yang beredar, tetapi juga dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Oleh karena itu untuk menanggulangi inflasi kebijakan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Menekan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar, atau dapat pula mengurangi jumlah uang yang beredar. Cara ini dapat ditempuh dengan cara yang bertahap (gradual approach), tetapi dapat juga dengan cara yang drastis (cold turkey approach). Dengan pendekatan gradual kebijakan yang ditempuh ialah dengan sedikit pengurangan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar. Tindakan ini akan mengurangi laju peningkatan harga, tetapi juga akan menambah tingkat pengangguran. Pendekatan cold turkey approach, strategi ini dimulai dengan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar secara tajam, sehingga dapat menciptakan suatu resesi yang hebat, dan inflasi akan menurun sedikit saja. Dengan pendekatan gradual inflasi akan terobati secara perlahan-lahan, dan perekonomian akan tidak terlalu menjauhi posisi kesempatan kerja penuh atau paling tidak disertai dengan tingkat pengangguran alamiah yang tertentu. Sedangkan dengan pendekatan cold turkey, maka perekonomian dapat cepat mengalami penurunan tingkat inflasi tetapi dibarengi dengan peningkatan jumlah pengangguran yang lebih besar daripada dalam pendekatan gradual. 2. Kebijakan Penghasilan (income policy) dan kebijakan insentif perpajakan (tax incentive plan) Kebijakan penghasilan untuk menanggulangi inflasi ini menghendaki adanya penekanan tingkat upah secara cepat baik dengan perundang- undangan atau dengan himbauan (persusion). Jadi kebijakan penghasilan adalah kebijakan yang mencoba mengurangi kenaikan tingkat upah dan tingkat harga secara cepat. Dalam kebijakan insentif pajak, pemerintah mengenakan pajak tambahan terhadap prusahaan-perusahaan yang menaikkan tingkat upah, dan justru mengurangi pajak terhadap perusahaan yang tidak melakukan kenaikan tingkat upah. 3. Kebijakan Penghematan (Austerity Program) Melalui anggaran belanja pemerintahan. Hanya pengeluaran- pengeluaran yang perlu saja yang boleh dilaksanakan. Dengan cara ini kebutuhan uang tunai untuk transaksi berkurang dan mampu menekan kenaikan harga pada umumnya
Jenis-jenis Inflasi (skripsi dan tesis)
Ada beberapa cara yang dikemukakan untuk menggolongkan jenis-jenis inflasi. Menurut Sukirno (2005), ada beberapa inflasi yaitu: a. Inflasi merayap ( inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun ). b. Inflasi sederhana ( inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen pertahun). c. Hiperinflasi ( inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam waktu setahun). Ada tiga kategori dalam inflasi dari tingkat keparahannya : a. Inflasi sedang ( Moderate Inflation). Inflasi sedang adalah inflasi yang ditandai dengan harga yang meningkat secara perlahan atau lambat dan tidak terlalu menimbulkan ketidaksempurnaan pasar pada pendapatan dan harga relatif. b. Inflasi ganas (Galloping Inflation ). Inflasi ganas adalah inflasi yang mencapai dua atau tiga digit seperti 20, 100, atau 200 persen per periode dapat menimbulkan gangguan parah. c. Hyperinflation. Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ratusan, ribuan pertahun, ini merupakan jenis yang berbahaya, merugikan dan mematikan.
Apabila dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya, inflasi dapat dibedakan ke dalam tiga macam yaitu : a) Inflasi Tarikan permintaan (Demand Full Inflation). Inflasi tarikan permintaan adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat. Barang-barang menjadi berkurang dikaenakan pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai tingkat maksimum atau karena produksi tidak dapat ditingkatkan secepatnya dengan mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah. b) Inflasi Dorongan Biaya (Cost-push inflation) Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebab akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar. Dengan perkataan lain, inflasi sisi penawaran adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi dan pembatasan terhadap penawaran dari satu atau atau lebih sumberdaya, atau inflasi yang terjadi apabila harga dari satu atau lebih sumberdaya mengalami kenaikan atau dinaikkan. 2 c) Inflasi Struktural Yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau kekuatan struktural yang menyebabkan penawaran didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat
Inflasi (skripsi dan tesis)
Menurut Triyono (2008), Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang kebutuhan umum yang terjadi secara terus-menerus dan inflasi diukur dalam satuan persen (%). Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum barang-barang yang tidak sesaat. Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Rahardja dan Manurung (2008) dalam Puspitaningrum dkk (2014). Secara garis besar inflasi terjadi pada kenaikan harga dan dalam waktu yang lama. Menurut Kuncoro (1998), dalam Raharjo (2009). Inflasi adalah kecenderungan dari harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan kepada barang lainnya. Inflasi ada dimana saja dan selalu merupakan fenomena moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil. Tingkat inflasi ini biasanya dinyatakan dalam persen pertahun. ‘
Secara umum inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang bersifat sementara tidak bisa disebut sebagai inflasi dan juga kenaikan terhadap suatu komoditi tertentu tidak bisa disebut sebagai inflasi. Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. Laju Inflasi adalah tingkat presentase kenaikan dalam beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lainnya. Perubahan tingkat harga berkaitan dengan perubahan dalam daya beli uang atau nilai uang. Kedua istilah ini mengacu pada sejumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu. Daya beli turun jika tingkat harga naik. Dengan demikian, inflasi yang berarti kenaikan umum pada tingkat harga, akan mengurangi daya beli uang. Sebaliknya daya beli uang akan naik bila tingkat harga menurun. Inflasi terjadi ketika tingkat harga umum naik. Saat ini kita menghitung inflasi dengan menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk individual. Indeks harga konsumen (CPI) mengukur biaya sekeranjang pasar dari barang dan jasa konsumen yang dikaitkan dengan biaya dari sekeranjang pasar dari barang dan jasa tersebut pada tahun dasar tertentu, sedangkan deflator GDP adalah harga dari GDP.
Pendapatan Riil (skripsi dan tesis)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menunjukan sampai dimana kegiatan perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada periode tertentu lebih tinggi dari pada pendapatan riil masyarakat pada periode sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan pendapatan nasional ( Tambunan, 2001 dalam Theo, 2012 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional : a. Permintaan dan penawaran agregat. Permintaan agregat menunjukan hubungan antara permintaan terhadap barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran agregat menunjukan hubungan antara keseluruhan penawaran barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan tingkat harga tertentu. b. Konsumsi dan tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Fungsi Uang (skripsi dan tesis)
Menurut Mankiw (2007), uang memiliki tiga tujuan, yaitu sebagai penyimpan
nilai, unit hitung, dan media pertukaran.
1. Sebagai penyimpan nilai (store of value), uang adalah cara mengubah
daya beli dari masa kini ke masa depan.
2. Sebagai unit hitung (unit of account), uang memberikan ukuran dimana
harga ditetapkan dan hutang dicatat.
3. Sebagai media pertukaran (medium of change), uang adalah apa yang kita
gunakan untuk membeli barang dan jasa
Jenis-jenis Uang (skripsi dan tesis)
Uang berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. Dari
perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu
uang barang, uang kertas, dan uang giral atau uang kredit.
1 Uang Barang (commodity money)
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang. Namun
tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan kondisi utama, agar suatu
barang bisa dijadikan uang, antara lain:
1) Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang tersebut harus terbatas.
2) Daya tahan (durability), yaitu barang tersebut harus bertahan lama.
3) Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi,
sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan
transaksi
2 Uang Tanda/Kertas (token money)
Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa
pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas
dan perak. Pihak-pihak ini nadalah bank, orang yang meminjamkan uang dan
pandai emas (goldsmith) atau took-toko perhiasan. mereka melihat bukti
peminjaman, penyimpanan atau penitipan emas dan perak ditempat mereka juga
bisa diterima dipasar.
Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang kertas)
dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang dimilikinya. Karena kertas ini
didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat umum menerima uang
kertas ini sebagai alat tukar. Jadi aspek penerimaan masyarakat secara umum dan
luas berlaku, sehingga menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah.
Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang dominan,
dan semua sistem perekonomian menggunakannya sebagai alat tukar utama.
Malahan sekarang, uang yang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi didukung
oleh cadangan emas. Ada beberapa keuntungan penggunaan uang kertas,
diantaranya biaya pembuatan rendah, pengirimannya mudah, penambahan dan
pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat dipecah-pecahkan dalam jumlah
berapapun. Namun kekurangan uang kertas inipun cukup signifikan, antara lain
uang kertas ini tidak bisa dibawa kemana-mana dalam jumlah yang banyak dan
karena dibuat dari kertas, sangat mudah rusak.
3 Uang Giral
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui
pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini merupakan
simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan
kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Artinya, cek dan giro yang
dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan sebagai alat pembayaran barang,
jasa dan utang. Kelebihan uang giral sebagai alat pembayaran adalah:
1) Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bisa diuangkan oleh
yang tidak berhak.
2) Tidak dapat dipindahtangankan dengan cepat dan ongkos yang rendah.
3) Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan nilai
transaksi.
Namun dibalik kelebihan sistem ini, sesungguhnya tersimpan bahaya besar.
Kemudahan perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan instrument bunga
bank membuka peluang terjadinya uangh beredar yang lebih besar daripada
transaksi riilnya. Inilah yang kemudian menjadi pertumbuhan ekonomi yang semu
(bubble economy).
Sejarah Uang (skripsi dan tesis)
Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makanannya secara mandiri. Dalam periode yang dikenal sebagai periode prabarter ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli. Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin maju, kegiatan dan interaksi antar sesama manusia pun meningkat tajam. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia, juga semakin beragam. Ketika itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Bisa dipahami, karena ketika seseorang menghabiskan waktunya seharian bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu ia tidak bisa memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri, atau kebutuhan lain. Satu sama lain mulai saling membutuhkan, karena tidak ada individu yang secara sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak saat itulah, manusia mulai mempergunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih sangat sederhana mereka dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan cara barter. Maka periode itu disebut zaman barter. Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada waktu yang bersamaan (double coincidence of wants) dari pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants ini. Misalnya, pada suatu ketika seseorang yang memiliki beras membutuhkan garam. Namun saat yang bersamaan, pemilik garam sedang tidak membutuhkan beras melainkan membutuhkan daging, sehingga syarat terjadinya barter tidak terpenuhi. Keadaan demikian tentu akan mempersulit hubungan antar manusia. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima oleh semua pihak. Alat tukar demikian kemudian disebut dengan uang. Pertama kali, uang dikenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia. ( Huda dkk, 2009)
Indeks Saham Regional dan Integrasi Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Pasar yang terintegrasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana tidak adanya hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di setiap pasar modal dan juga tidak ada dalam cash inflow maupun cash outflow. Pada pasar yang terintegrasi akan tercipta keadaan pasar modal dunia yang berhubungan erat antar satu sama lain, dan saling mempengaruhi (closely correlated). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang hingga saat ini masih bergantung pada kondisi perekonomian luar negeri terutama yang berkaitan dengan investasi. Hal ini berdampak pada kondisi pasar modal di Indonesia yang dipengaruhi oleh kondisi luar negeri terutama kondisi pasar modal yang ada pada negara-negara maju. Krisis keuangan timbul karena berbagai hal, salah satunya adalah korelasi antar pasar sehingga berdampak pada transmission of shocks (krisis) antar pasar (negara). Krisis dapat ditransmisikan secara kualitatif dalam dua cara yaitu keterkaitan antar-negara yang stabil (channels), dan perubahan yang mendadak (shifts) dalam keterkaitan persistensi yang berubah-ubah (Endri, 2008). Semenjak diizinkannya investor asing berinvestasi di Pasar Modal Indonesia menyebabkan adanya keterkaitan antara Pasar Modal Indonesia dengan pasar modal di negara lainnya. Dalam penelitian ini, Indeks Saham Regional yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) (Amerika), NIKKEI 225 (Jepang), FTSE 100 (Inggris), dan Shanghai Composite Index (Cina). 1) Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones 28 & Company Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham Amerika. DJIA merupakan indeks pasar AS tertua yang masih berjalan. Selain itu, indeks ini juga dikenal sebagai simbol dari kekuatan keuangan AS. Sekarang bursa saham ini terdiri 30 perusahaan terbesar dan ternama di Amerika Serikat yang sudah go public. Awalnya, pada 1896, terdapat 12 perusahaan yang terdaftar di DJIA. Jumlah keanggotaan bursa kemudian diperbanyak menjadi 20 pada 1916 dan akhirnya menjadi 30 perusahaan sejak 1928 hingga saat ini. Dimana Ps adalah jumlah seluruh harga saham dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh Dow Jones sebagai pembagi. Angka pembagi ini selalu diperbaharui dan disesuaikan dengn perkembngan pasar yang terjadi seperti stock split, pembayaran dividen, pengumuman bonus, dan berita ekonomi lain. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar nilai indeks tetap konsisten. Nilai divisor sekarang ini adalah 0,12283402. 2) Indeks NIKKEI 225 NIKKEI 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange – TSE). Indeks ini telah dihitung setiap hari oleh surat kabar Nihon Keizai Shimbun (NIKKEI) sejak tahun 1950. Indeks ini adalah harga rata – rata tertimbang (dalam satuan yen), dan komponennya ditinjau ulang setahun sekali. Saat ini NIKKEI adalah 29 indeks rata – rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, seperti halnya Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat. Bahkan dahulu antara 1975 – 1985, NIKKEI 225 pernah dikenal dengan sebutan “Dow Jones NIKKEI Stock Average”. NIKKEI 225 mulai dihitung pada tanggal 7 September 1950, data sebelumnya dihitung mundur sampai ke tanggal 16 Mei 1949 (www.tse.com). Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan yang lebih untuk sektor – sektor industri tertentu (www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm). Berbagai macam event yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock split, perpindahan dan penambahan dari saham yang beredar akan memberi dampak atas perhitungan indeks dan bilangan pembaginya (divisor). 3) Indeks FTSE 100 Indeks Financial Times Stock Exchange 100 (FTSE 100) yang secara informal disebut “Footsie” merupakan indeks saham dari 100 saham perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange dengan kapitalisasi pasar tertinggi. FTSE 100 adalah salah satu indeks saham yang paling banyak digunakan dan dipandang sebagai ukuran kemakmuran suatu bisnis. Indeks ini dikelola oleh Group FTSE, perusahaan patungan independen yang dimiliki oleh Financial Times dan London Stock Exchange. Indeks ini dihitung secara real time dan diterbitkan setiap 15 detik. 30 Perusahaan yang masuk FTSE 100 mewakili sekitar 81% dari seluruh kapitalisasi pasar di London Stock Exchange. Meskipun FTSE All Share Index lebih komprehensif , FTSE 100 paling banyak digunakan sebagai indikator Pasar Modal Inggris. 4) Shanghai Composite Indeks Indeks Shanghai disusun dan diterbitkan oleh Shanghai Stock Exchange (SSE). Indeks Shanghai adalah indeks statistik otoratif yang banyak diikuti di dalam dan luar negeri untuk mengukur kinerja Pasar Modal Cina. Indeks dari SSE terdiri dari 75 indeks, termasuk 69 indeks saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana, meliputi beberapa seri seperti ukuran pasar, sektor, gaya, strategi dan seri tematik dan menjadi sistem indeks yang terus menerus ditingkatkan. Indeks seri SSE mengukur tren pasar di Pasar Modal Shanghai pada umumnya atau dari dimensi yang berbeda dan dapat merefleksikan kinerja pergerakan harga perusahaan di beragam industri. Indeks SSE menawarkan kepada investor tolak ukur yang berbeda untuk analisis portofolio. Pasar modal diatur untuk memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian nasional, indeks SSE secara bertahap akan menjadi barometer perekonomian Cina (www.sse.com)
Sistem Nilai Tukar (skripsi dan tesis)
Menurut Prof. Dr. Hamdy, DEA (2008) berdasarkan perkembangan sistem moneter Internasional sejak berlakunya Bretton Woods System tahun 1947, pada umumnya dikenal tiga macam sistem penetapan kurs vlas (forex rate), yaitu: a. Sistem Kurs Tetap Atau Stabil (fixed exchange rate system) Dalam sebuah sitem nilai tukar tetap, nilai tukar yang dibuat ataupun konstan hanya diperbolehkan berfluktuasi hanya dalam kisaran yang sempit. Bila pada suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap berada pada kisaran yang diinginkan. b. Sistem Kurs Mengambang Atau Berubah Sistem kurs mengambang adalah sistem kurs yang mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas. Sistem kurs mengambang terbagi menjadi dua. Pertama sistem kurs mengambang secara murni yaitu, penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan pemerintah. Kedua, sistem kurs mengambang terkendali yaitu, penentuan kurs valas di bursa valas terjadi dengan campur tangan pemerintah yang mempengaruhi permintaan penawaran valas melalui berbagai kebijakannya di bidang moneter, fiscal dan perdagangan luar negeri. c. Sistem kurs terkait (pegged exchange rate system) Sistem nilai tukar ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlh mata uang tertentu
Definisi Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Nilai tukar valuta asing (kurs) adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Setiap negara memiliki mata uangnya masingmasing. Sifat kurs valuta asing tergantung dari sifat pasar. Bila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas dipasar, maka kurs valas berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Menurut Murni (2013) kurs (exchange rate) antara dua negara adalah sebagai jumlah uang domestic yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sedangkan menurut Pohan (2008) nilai tukar yang melonjaklonjak secara drastic tak terkendalikan akan menyebabkan kesulitan pada dunia usaha dalam merencanakan usahanya terutama bagi mereka yang mendatangkan bahan baku dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekspor. Oleh karena itu, pengelolaan nilai mata uang yang relatif stabil menjadi salah satu faktor moneter yang mendukung perekonomian secara makro.
Jenis Inflasi (skripsi dan tesis)
Ada beberapa macam Inflasi yang dapat terjadi dalam perekonomian suatu negara, yaitu inflasi moderat, inflasi ganas dan hiperinlasi. Menurut Murni (2013) yaitu: 24 1. Inflasi Moderat Inflasi moderat ditandai dengan harga – harga yang meningkat secara lambat. Dapat disebut sebagai laju inflasi satu digit pertahun. Apabila harga – harga relatif stabil, masyarakat percaya pada uang. Masyarakat bersedia memegang uang karena uang akan hampir sama nilainya pada bulan atau tahun mendatang sebagaimana nilainya hari ini. Masyarakat tidak akan menghabiskan waktu atau sumber daya mereka untuk mencoba menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk aktiva riil dibandingkan dengan aktiva uang atau kertas berharga karena mereka percaya aktiva uang mereka akan tetap sama nilainya. 2. Inflasi Ganas Inflasi dalam dua digit atau tiga digit seperti 20, 100, atau 200 persen per tahun, disebut “inflasi ganas”. Jika inflasi ganas timbul, maka timbullah gangguan – gangguan serius terhadap perekonomian. Umumnya sebagian besar kontrak disusun dalam indeks harga atau mata uang asing, seperti ; tingkat bunga riil dapat menjadi minus 50 atau 100 persen per tahun. 3. Hiperinflasi Perekonomian bisa saja tidak dapat bertahan jika wabah hiperinflasi menyerang. Tidak ada segi baik perekonomian pasar, apabila harga – harga meningkat jutaan atau triliunan persen per tahun. Berbagai penelitian telah menemukan beberapa gambaran umum mengenai hiperinflasi. Pertama, permintaan uang riil (diukur dengan stok uang dibagi dengan tingkat harga) menurun secara drastis. Kedua, harga – harga relatif menjadi sangat tidak stabil.
Definisi Inflasi (skripsi dan tesis)
Inflasi yaitu kondisi kenaikan tingkat harga secara terus-menerus (Mishkin, 2008). Menurut (Boediono, 2014) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan yang terus menerus menaik juga perlu diingat, kenaikan harga-harga misalnya musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi. Kenaikan semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya. Adapun komponen-komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi adalah kenaikan harga, bersifat umum dan berlangsung terus – menerus. Dampak dari Inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan keenderungan untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta distribusi barang relative tidak stabil dan terkonsentrasi. Indicator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kemudian BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota (Sumber:www.bps.go.id).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (skripsi dan tesis)
Indeks harga saham adalah suatu indicator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indictor tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turum. Misalnya jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indicator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham karena harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai indeks pun turun naik dalam waktu yang cepat pula (Martalena dan Maya Malinda, 2011). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga (Tandelilin, 2010:86). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indicator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada 20 waktu itu adalah sebanyak 13 emiten (Mie dan Agustina, 2014)
Instrumen Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011) dalam pasar modal banyak terdapat instrument yang ditawarkan, antara lain yaitu saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain. Setiap instrument memiliki karakteristik, keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Berikut jenis dan karakteristik dari tiap instrument pasar modal. a. Saham (stock) Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para 17 investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atau pendapatan perusahaan. Klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen. a) Saham biasa memilki karakterstik: (a) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi (b) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham (c) Hak memesan efek lebih dulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat b) Saham preferen memiliki karakteristik: (a) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap (b) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan dilikuidasi (c) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa b. Obligasi Obligasi adalah efek yang bersifat hutang jangka panjang. Adapun jenis-jenis obligasi yaitu sebagai berikut: a) Obligasi biasa Obligasi biasa merupakan suatu bentuk hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pihak lain dengan kewajiban membayar bunga setiap periode tertentu dan pook pinjaman pada akhir perode (jatuh tempo). b) Obligasi konversi Obligasi yang dapat dikonversikan ke saham obligasi (bond) adalah surat berharga yang menujukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah Dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewaiban melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. c. Right Right adalah hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu, diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat (2 minggu). d. Waran Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga tertentu di masa yang akan datang. Waran dapat diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan dengan masa berlaku sekitar 3-5 tahun. e. Reksadana Reksadana adalah aset yang dibentuk oleh manajer investasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal (Martalena dan Maya Malinda, 2011) yaitu: a. Supply sekuritas, apakah cukup banyak perusahaan yang butuh dana? Apakah mereka bersedia full disclosure?(membuka kondisi perusahaan) b. Demand sekuritas, apakah cukup banyak anggota masyarakat yang punya dana? c. Kondisi politik dan ekonomi d. Masalah hukum dan peraturan e. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi, dan berbagai lembaga yang memungkinkan transaksi secara efisien.
Peran dan Manfaat Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Adapun peran dan manfaat pasar modal (Martalena dan Maya Malinda, 2011) yaitu: Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien, pasar modal sebagai alternatif investasi, memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik, pelaksanaan manjemen perusahaan secara professional dan transparan, dan peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
Pasar Modal (skripsi dan tesis)
Pasar modal terdiri dari kata pasar dan modal. Jadi, pasar modal dapat diefinisikan sebagai tempat betemunya permintaan dan penawaran terhadap modal, baik dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka panjang. Di dalam undang-undang, pasarmodal didefiisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdaganga efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Bab 1, pasal 1, angka 13, UURI no. 8, 1995 tentang pasar modal) ( Martalena dan Maya Malinda, 2011). Pasar modal merupakan Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010). Menurut Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi (2009) pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebaai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahan. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yang pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Yang kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain. Dengan demikin masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan para perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument keuangan jangka panjang, seperti obligasi saham dan sebagainya (Martalena dan Maya Malinda, 2011).
Teori Makro Ekonomi (skripsi dan tesis)
Ilmu makro ekonomi merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi. Makro ekonomi berfokus pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi, neraca perdagangan suatu negara, faktor – faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga dan upah, kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga dan jumlah utang negara. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa makro ekonomi sangat memperhatikan interaksi antara tenaga kerja, perputaran barang dan aset-aset ekonomi yang mengakibatkan terjadinya kegiatan perdagangan tiap individu atau negara. Kondisi ekonomi makro suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan – perusahaan yang ada di negara tersebut. Menurut samsul (2015) faktor – faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja saham adalah: tingkat bunga umum, inflasi, perpajakan, kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, bunga luar negeri, ekonomi internasional, dan siklus ekonomi. Menurut Alwi (2008) faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham atau indeks harga saham ada dua yaitu: faktor internal (lingkungan mikro) seperti pengumuman tentang pemasaran, pengumuman pendanaan, pengumuman badan direksi manajemen, pengumuman pengambil alihan diversifikasi, pengumuman investasi, pengumuman ketenagakerjaan, dan pengumuman laporan keuangan seperti: peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan lain – lain. Faktor eksternal (lingkungan makro) seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, fluktuasi nilai tukar, serta berbagai isu baik dari dalam maupun luar negeri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurs (skripsi dan tesis)
1. Produk domestik bruto (PDB). Begitu pula yang dialami produk domestik bruto, sebagai akibat dari peningkatan pendapatan (relatif dengan negara lain) maka semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan impor yang akan berakibat pada perintaan nilai mata uang asing dalam bentuk dollar Amerika. 2. Utang luar negeri. Utang luar negeri merupakan total dari seluruh pinjaman secara resmi dalam bentuk uang tunai maupun bentuk aktiva lainnya. Selain itu, untuk mengalirkan dana dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang untuk merealisasikan pembangunan dan mendistribusikan pendapatan (Todaro, 1998). Pelemahan dari kurs rupiah membuat utang luar negeri yang harus dibayar oleh Indonesia menjadi lebih tinggi. Misalkan, mempunyai utang 100 dollar pada saat kurs Rupiah masih Rp 13.000,00 per dollar, sehingga untuk mengembalikannya harus menyiapkan uang sebesar Rp 1.300.000,00. Setahun kemudian, saat akan membayarkan utang tersebut, kurs Rupiah telah jatuh ke Rp 14.000,00 per dollar, sehingga untuk mengembalikan utang mencapai Rp 1.400.000,00. Jadi, Utang luar negeri sangat berhubungan dengan nilai tukar (kurs). Kuncoro (2013), menyatakan setelah runtuhnya sistem Bretton Woods dan berkembangnya system kurs mengambang, bagi ngara berkembang seperti Negara Indonesia, peranan kurs valas menjadi sangat penting, terutama terhadap mata uang keras (hard currencies) sepert dollar Amerika dan Yen jepang. Dampak dari utang luar negeri pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi banyak dipertanyakan orang. Beberapa bukti empiris juga telah menunjukkan, bahwa sejumlah negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk melaksanakan pembangunannya dapat berhasil dengan baik, dalam artian negara tersebut dapat meningkatkan taraf perekonomian dan juga sekaligus dapat membayar kembali utang luar negerinya. Tidak sedikit pula negara yang mempunyai pengalaman sebaliknya, yaitu dengan kondisi perekonomian yang mengalami kemerosotan, sehingga sangat memerlukan bantuan dari donor untuk menghapus sebagian utang-utangnya. Jarang ditemukan dampak positif utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan terlihat jelas bahwa utang luar negeri justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. 32 3. Ekspor netto. Untuk memperoleh valuta asing maka negara harus mampu mengekspor aneka produk yang dapat dihasilkan di dalam negeri. Jumlah devisa yang semakin banyak dari hasil ekspor akan memungkinkan suatu negara untuk meningkatkan hasil devisa ekspor dan akan meningkatkan pendapatan negara (Sanusi, 2004). 4. Suku bunga acuan (BI rate). Tingkat suku bunga yang tinggi akan menarik jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Jika tingkat suku bunga dinaikkan, maka jumlah uang yang beredar berkurang, karena orang lebih senang menabung dari pada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif. Sebaliknya jika tingkat suku bunga terlalu rendah maka jumlah uang yang beredar dimasyarakat akan bertambah karena orang lebih suka memutarkan uang mereka pada sektorsektor produktif daripada untuk menabungkan uang tersebut. Dalam hal ini tingkat suku bunga merupakan instrument konvensional untuk mengendalikan inflasi (Tajul, 2000). 5. Inflasi. Inflasi berpengaruh permintaan valuta asing semakin tinggi tingkat inflasi di Indonesia maka akan menyebabkan terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. yang akan berdampak pada semakin banyak kuota impor yang dilakukan oleh pemerintah.
Kebijakan mengatasi inflasi (skripsi dan tesis)
Untuk mengatasi sasaran dalam inflasi, ada tiga hal yang dapat ditempuh, yaitu: 1) Kebijakan moneter, yaitu kebijakan pemerintah dibidang moneter (keuangan) yang bertujuan menjaga kesetabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral, diantaranya politik diskonto terhadap bank umum, operasi pasar terbuka, menaikan cash ratio dan kebijakan kredit. 2) Kebijakan fiskal, dimana kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal yang dilakukan diantaranya mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, menaikan tarif pajak, dan mengadakan pinjaman pemerintah. 3) Kebijakan non moneter (kebijakan riil), yang dapat dilakukan dengan menaikan hasil produksi, kebijakan upath dan pengawasan harga
Dampak inflasi (skripsi dan tesis)
Inflasi memiliki dampak terhadap kegiatan perekonomian suatu negara, diantaranya: 1) Investasi berkurang, menurunnya uang cenderung mengurangi minat orang untuk menabungkan dana untuk berinvestasi menjadi berkurang, akibatnya pertumbuhan output nasional akan menjadi turun. 2) Pada keadaan inflasi, daya saing untuk mengekspor barang menjadi berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil. 3) Menimbulkan defisit neraca pembayaran. Produk nasional tidak dapat bersaing dipasar internasional sebagai akibat dari barang-barang luar negeri (barang impor) lebih murah jika dibandingkan dengan barang-barang dalam negeri, sehingga impor berkembang lebih cepat dari pada ekspor. Hal tersebut menyebabkan arus modal keluar negeri lebih banyak dari pada arus masuk ke dalam negeri. Keadaan tersebut akan berakibat terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan mata uang dalam negeri
Penggolongan inflasi (skripsi dan tesis)
Berdasarkan sumber timbulnya, inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Inflasi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan manjadi mahal. 2) Inflasi yang bersumber dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat dari naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang dari luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga, inflasi dibedakan menjadi inflasi tertutup dan inflasi terbuka. Inflasi tertutup, yaitu jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu. Sedangkan inflasi terbuka, jika kenaikan harga terjadi secara keseluruhan. Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi digolongkan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang masih belum begitu menggangu keadaan ekonomi. Inflasi ini masih mudah dikendalikan. Inflasi ringan berada dibawah 10% per tahun. 2) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang belum membahayakan kegiatan ekonomi. Tetapi inflasi ini sudah menurunkan kesejahteraan orang- 28 orang yeng berpenghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar antara 10%- 30% per tahun. 3) Inflasi berat, yaitu inflasi yang sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun. 4) Inflasi sangat berat (hyperinflation), yaitu jenis inflasi yang sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi sangat berat berada diatas 100% per tahun. Berdasarkan penyebabnya, inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu inflasi karena kenaikan permintaan dan inflasi karena kenaikan biaya produksi. Inflasi karena kenaikan permintaan disebabkan karena kenaikan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi oleh produsen, sehingga hargaharga akan cenderung naik. Sedangkan inflasi karena kenaikan biaya produksi, yaitu inflai yang terjadi karena penurunan agregat. Kenaiakan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga menimbulkan inflasi
Cara menghitung laju inflasi (skripsi dan tesis)
Secara umum, dikenal dengan tiga cara yang dalam menghitung laju inflasi, yaitu: 1) Indeks harga konsumen (consumen price index atau CPI), yaitu Indeks harga yang digunkaan untuk mengukur biaya pembelian sekelompok barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumen. Biasanya kelompok barang yang digunakan untuk mengukur dapat berupa disesuaikan dengan pola konsumsi aktual masyarakat. IHK mengukur biaya yang langsung dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran. 2) Indeks harga produsen (producen price index atau PPI), yaitu suatu indeks dari harga bahan-bahan baku (raw materials), produk antara (intermediate products), peralatan, modal dan mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau perusahaan. Jadi, PPI hanya mencakup bahan baku dan barang antara atau setengah jadi saja, sementara barang-barang jadi tidak dimasukan dalam perhitungan. 3) GNP deflator, yaitu suatu indeks harga yang digunakan untukmenyesuaikan nilai uang dalam GNP untuk mendapatkan nilai riil GNP. Nilai riil GNP sangat penting karena menggambarkan output dari barang dan jasa karena GNP meningkat, tetapi hal ini dapat disebabkan adanya inflasi tanpa adanya peningkatan output secara fisik. GNP deflator digunkan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga dan mencatat perubahan yang sebenarnya.
Pengertian inflasi (skripsi dan tesis)
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbabgai faktor diantaranya konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihan likuiditas dipasar yang memicu 25 konsumsi atau spekulasi, termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang (Wahab, 2012). Menurut istilah dalam BPS (2014), inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara. Laju inflasi merupakan suatu gambaran harga-harga. Harga yang melambung tinggi tergambar dari inflasi yang tinggi. Sementara itu, harga yang relatif stabil tergambar dari tingkat inflasi yang rendah. Tingkat inflasi adalah kenaikan presentase tahunan dalam tingkat harga umum yang diukur berdasarkan indeks harga konsumen atau indeks harga lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat tiga aspek penting yaitu: 1) Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarati mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan yang meningkat. 2) Peningkatan harga tersebut berlangsung secara terus menerus, yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja. 3) Tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga secara umum, yang berarti tingkat harga yang mangalamai kenaikan ini bukan hanya pada satu atau beberapa komoditas saja.
Fungsi suku bunga (skripsi dan tesis)
Fungsi suku bunga (interest rate), yaitu: 1) Sebagai daya tarik bagi penabung, baik bagi individu, institusi atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. Dana berlebihan yang ada ditangan masyarakat tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan suatu perekonomian. 2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap investasi pada sekrtor-sektor ekonomi. Dalam hal pemerintah memberikan dukungan kepada sektor-sektor ekonomi, pemerinyah akan membuat suatu kebijakan tingkat bunga yang rendah untuk sektor ekonomi tersebut dengan tujuan mempercepat pertumbuhan sektor tersebut. 3) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri maka perusahaan-perusahaan dari industri 24 tersebut akan meminjam dana diberi fasilitas. Maksudnya pemerintah memberi suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan sektor lain. 4) Pemerintah dapar memanipulasi tingkat bunga untuk meningatkan produksi sebagai akibat tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. Ini berarti pemeritah dapat mengukur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Misalnya kebijakan politik menegaskan pemerintah diharuskna mendukung sektor industri dalam negeri, maka pemerintah memberlakukan kebijakan tingkat suku buga yang lebih rendah. Kebijakan ini akan mendorong produksi menjadi lebih tinggi. Pemerintah dapat mengendalikan permintaan dan penawaran dengan menetapkan bunga dari bank. Dalam hal ini dapat disesuaikan oleh pemerintah. Pada saat permintaan uang terlalu tinggi, sirkulasi uang dimasyarakat terlalu besar, maka pemerintah dapat menaikan tingkat bunga agar penawaran uang meningkat dan permintaan uang menurun
Unsur-unsur dalam suku bunga (skripsi dan tesis)
. Menurut Samuelson (1994), unsur-unsur dalam tingkat suku bunga, meliputi: 1) Syarat atau jatuh tempo. Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman pendek adalah pinjaman satu malam. Surat-surat berharaga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga jangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek, karena masyarakat ingin mengorbankan lebih cepat dana mereka hanya jika mereka dapat meningkatkan hasilnya. Ada pinjaman pada hakikatnya tidak memiliki risiko, sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan tagihan tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan oleh kredit atau kekuatan kepercayaan dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan, negara bagian, dan pemerintah lokal. Investasi berisiko yang memiliki risiko gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi pada perusahaan-perusahaan yang hampir bangkrut, kota-kota dengan pajak tinggi, atau negara-negara Amerika Latin dengan utang luar ngeri yang besar dan pendapatan impor yang kecil. 2) Likuiditas. Aktiva kas disebut likuid apabila dapat ditukar denga kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian dengan nilai yang sedikit. Sebagian surat berharga, termasuk sebagian saham biasa obligasi perusahaan atau pemerintah, dapat diukur dengan kas secara cepat mendekati nilai sekarangnya. Aktiva-aktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik. Risiko yang lebih tinggi dan kesulitan mendapatkan investasi dari para pemberi pinjaman, aktiva atau pinjaman yang tidak likuid biasanya mempunyai tingkat bunga lebih tinggi dari pada yang diberikan oleh aktiva likuid, yaitu yang tidak berisiko. 3) Biaya-biaya administrasi. Waktu dan ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangat berbeda. Pinjaman dengan administrasi yang lebih tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 persen per tahun, lebih besar dari tingkat bunga lainnya.
Jenis suku bunga (skripsi dan tesis)
Suku bunga dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Suku bunga nominal, yaitu suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukan sejumlah rupiah untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. 2) Suku bunga riil, yaitu suku buga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. 3) Suku bunga tetap (fixed rate), yaitu suku bunga yanng besarnya selalu tetap selama jangka waktu tertentu atau selama jangka waktu kredit. 4) Suku bunnga mengambang (floatinng rate), yaitu suku bunga yag besarnya dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan besarnya suku bunnga yang berlkau dipasar (mengikuti mekenisme pasar).
Pengertian suku bunga (skripsi dan tesis)
Suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang diukur dalam dollar Amerika per tahun untuk setiap dollar Amerika yang dipinjam, adalah suku bunga (Samuelson, 1994). Menurut Lipsey dkk (1995), suku bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk meminjam uang selama periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam persentase uang yang dipinjam
Teori ekspor netto (skripsi dan tesis)
1) Teori klasik keunggulan mutlak Adam Smith. Adam Smith berpandangan bahwa negara akan melkukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak (Apridar, 2009). 20 2) Biaya relatif David Richardo. David Richardo berpandangan bahwa negara akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien, serta akan mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kutang atau tidak (Apridar, 2009). 3) Teori Heckscher-Ohlin atau teori H-O. Dasar pemikiran teori ini adalah negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksi akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. Sebalikanya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksi (Apridar, 2009).
Penentuan ekspor netto (skripsi dan tesis)
Menurut Sukirno (2004), faktor utama yang menentukan kemampuan suatu negara mengekspor keluar negeri adalah daya saing dipasaran luar negeri, keadaan ekonomi dinegara-negara lain, kebijakan proteksi diluar negeri, dan kurs valuta asing. Sedangkan faktor yang menetukan impor suatu negara adalah daya saing negara lain dinegara tersebut, proteksi perdagangan yang dilakukan negara tersebut dan kurs valuta asing. Faktor utama yang menentukan impor adalah pendapatan masyarakat suatu negara. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin bayak impor yang mereka lakukan
Pengertian ekspor netto (skripsi dan tesis)
. Pengertian ekspor neto (net export) adalah nilai ekspor suatu negara dikurangi dengan nilai impornya dan dapat disebut dengan neraca perdagangan (trade balance). Ekspor adalah suatu barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri untuk dijual keluar negeri. Ekspor barang maupun jasa dilakukan guna memenuhi permintaan suatu negara diluar negeri. Menurut Apridar (2009), ekspor adalah pembelian barang dinegara asing atas barang buatan dalam negeri. Faktor yang menentukan ekspor adalah kemampuan negara tersebut untuk mengeluarkan produk barangbarang yang dapat bersaing dalam pasar luar negeri. Menurut Purnamawati (2013), impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing. Sedangkan pengertian impor secara umum adalah barang dan jasa yang diproduksi diluar negeri untuk dijual didalam negeri.
Utang luar negeri (skripsi dan tesis)
Pengertian utang luar negeri tidak berbeda dengan pinjaman luar negeri. Menurut Tribroto (2001), pinjaman luar negeri pada hakikatnya dapat ditelaah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari sudut pandang pemberi pinjaman atau kreditur, penelaah akan lebih ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pinjaman itu kembali pada waktunya dengan perolehan manfaat tertentu. Sementara itu penerima pinjaman atau debitur, penelaah akan ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pemanfaatannya secara maksimal dengan nilai tambah dari kemampuan pengembalian sekaligus kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang tinggi. Menurut Sukirno (2004), aliran dana dari luar negeri dinamakan utang luar negeri, apabila memiliki ciri-ciri merupakan aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan dan diberikan dengan syarat yang lebih ringan dari pada yang berlaku pada pasar internasional. Dalam undang-Undang peraturan Bukan Bank Indonesia Nomor: 10/7/PBI/2008 tentang Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank, dinyatakan bahwa pinjaman luar negeri merupakan salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap neraca pembayaran, kestabilan moneter dan kesinambungan pembangunan, maka pinjaman luar negeri perlu dikelola dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kepentingan perekonomian nasional serta menjaga kepercayaan pasar keuangan internasional. Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dengan ketua Bapennas No. 185/KMK.03/1995 dan No. KEP. 031/KET/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah dirubah dengan SKB No. 459/KMK.03/1999 dan No. KEP. 264/KET/09/1999 tanggal 29 September 1999 tentang Tatacara Perencanaan, Pelaksanaan/ Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman atau Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN, pengertian utang luar negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Dalam Laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan diluar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. SBSN terdiri dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate IFR) dan Global Sukuk. Utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia, yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu 18 juga terdapat utang kepada pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan utang dalam bentuk kas dan simpanan serta kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk kepada bukan penduduk dalam valuta asing, dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, kas dan simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri swasta meliputi utang bank dan bukan bank. Utang luar negeri bukan bank terdiri dari utang luar negeri Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan termasuk perorangan kepada pihak bukan penduduk. Termasuk dalam komponen utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri yang berasal dari penerbitan surat berharga di dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk (Bank Indonesia, 2015).
Produk domestik bruto (skripsi dan tesis)
Terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu negera menandakan bahwa ada indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam analisis makro pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara dihasilkan dari perimbangan pendapatan riil. Tetapi pada kenyataannya, pada pertumbuhan ekonomi dana pendapatan masih relatif rendah tersebut ditopang oleh konsumsi masyarakat (Karlina, 2017). Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkemabngan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2004). Menurut Santoso (2017), tingkat pertumbuhan makro merupakan indikator kinerja makro yang sangat populer dana dalam hitungannya merupakan devariasi dari PDB. Pendapat ini sejalan dengan Mankiw (2003) dengan analisis makro pengukuran dalam perekonomian suatu negara adalah PDB. Menurut Nopirin (2008), perhitungan PBD dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. PDB dengan pendekatan produksi adalah menjumlahkan nilai tambah barang atau jasa yang dihasilkan dari sembilan unit produksi seperti pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengannggkutan dan komunikasi, keuangan, real esteate dan jasa perusahaan, jasa-jasa (termasuk pemerintah).
PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah dengan menjumlahkan komponen permintaan akhir meliputi C+I+G+(X-M), dimana: a. Comsumption (C) atau pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba. b. Investment (I) atau perubahan inventori dalam satu periode. c. Goverment (G) atau konsumsi pemerintah atas barang atau jasa, dan d. Export-Import (X-M) atau ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor. Pendekatan pendapatan meliputi komponen balas jasa yang diterima dari faktor peoduksi seperti upah atau gaji, sewa tanah, bunga modal. Dengan menjumlahkan komponen tersebut maka PDB dengan pendekatan data dilakukan. Berdasarkan tiga pendekatan diatas, tampak bahwa pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertumbuhan pada sisi permintaan agregat (AD) dan atau sisi penawaran agregat (AS) dan atau pada sisi produksi agregat (AP). Menurut Sukirno (2004), tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun. Menurut Wijaya (1997), menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya dalam waktu satu tahun. Menurut Tambunan (2001), ada kecenderungan atau dapat dilihat sebagai hipotesis, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun yang membuat semakin tinggi atau semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, semakin perubahan ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain pendukung proses tersebut seperti tenaga kerja, bahan baku dan teknologi tersedia
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs (skripsi dan tesis)
Perubahan permintaan dan penawaran suatu valuta, menyebabkan perubahan dalam kurs valuta yang disebabkan beberapa faktor, antara lain (Sukirno, 2004): 12 1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Perubahan cita rasa masyarakat mengubah corak konsumsi atas barangbarang yang diproduksikan didalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang dalam negeri akan menaikkan ekspor dan menurunkan impor, sebaliknya jika perbaikan kualitas barang impor akan menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor semakin bertambah. Perubahan ini mempengaruhi permintaan dan pemawaran valuta asing. 2) Perubahan harga barang ekspor dan impor. Barang-barang yang ada didalam negeri, jika dijual dengan harga murah maka akan menaikan ekspor dan jika harganya naik akan mengurangi ekspor. Pengurangan harga impor, akan menaikan jumlah barang impor dan kenaikan harga barang impor mengurangi jumlah impor. Dengan demikian, perubahan harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan mata uang negara tersebut. 3) Kenaikan harga (inflasi). Inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs pertukaran valuta asing. Inflasi cenderung menurunkan nilai suatu valuta asing. Inflasi juga menyebabkan harga-harga didalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan harga barang diluar negeri sehingga inflasi yang tinggi akan menambah impor, dan menyebabkan permintaan atas valuta asing bertambah. Inflasi menyebabkan harga barang ekspor lebih mahal, sehingga mengurai ekspor, ini yang menyebabkan penawaran valuta asing berkurang maka harga valuta asing akan bertambah
Jenis-jenis kurs (skripsi dan tesis)
Menurut Herlambang (2001), menyimpulkan bahwa kurs dibedakan menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal yaitu menunjukan harga relatif mata uang dari dua negara, contoh: mata uang asing per 1 (satu) mata uang domestik. Sedangkan kurs riil yang menunjukan harga relatif barang dari dua negara dan tingkat ukuran suatu barang yang dapat diperdagangkan antar negara, contoh: kurs riil apresiasi di Indonesia berarti akan meningkatkan ekspor dan menurunkan impor. Dari Mankiw (2003), kurs terbagi menjadi dua macam, yaitu : kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, dan kurs rill adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang dinyatakan tingkat dimana bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain
Pengertian kurs (skripsi dan tesis)
Menurut Mankiw (2003), kurs (exchange rate) antar dua negara
adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling
melakukan perdagangan. Nilai tukar valuta asing adalah harga satuan mata
uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar ditentukan dalam pasar valuta
asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda
diperdangangkan (Samuelson, 1994).
Sedangkan Menurut Puspopranoto (2004), nilai tukar (kurs)
merupakan harga dimana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan
mata uang negara lain. Nilai tukar ini dipengaruhi oleh kekuatan pasar,
antara permintaan dan penawaran pasar pertukaran uang. Nilai tukar
menentukan biaya dari produk suatu negara, sehingga berpengaruh terhadap
ekspor, disisi lain nilai tukar juga menentukan biaya dari produk impor.
Dengan demikian, nilai tukar dapat berpengaruh terhadap harga suatu
barang atau jasa.
Suku Bunga (skripsi dan tesis)
Suku Bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang di ukur dalam Rupiah atau Dollar per tahun untuk setiap Rupiah atau Dollar yang dipinjam adalah Suku Bunga. Menurut Boediono (1996:76), Suku Bunga adalah harga yang harus di bayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah nanti. Adanya kenaikan suku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan. Menurut Kasmir, (2008:131), bunga bank adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produkanya. Bunga juga dapat diartikan harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Berdasarkan pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam yaitu sebagai berikut: a. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. b. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga. Sebagai contoh bunga kredit.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah (yang memiliki simpanan) dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga, misalnya penentuan tingkat bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan system dana suatu negara, dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara yang cenderung berbeda. Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga di luar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan Suku Bunga di samping faktor – faktor lainnya. Menurut Weston dan Brigham, (1990:84), menyebutkan bahwa Suku Bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara: (1) karena bunga merupakan biaya, maka semakin tinggi tingkat Suku Bunga maka semakin rendah laba perusahaan apabila hal-hal lain dianggap konstan; dan (2) Suku Bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi, karena itu mempengaruhi laba perusahaan. Suku Bunga tidak diragukan lagi mempengaruhi investasi portofolio karena pengaruhnya terhadap laba, tetapi yang terpenting adalah Suku Bunga berpengaruh karena adanya persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Menurut Pohan (2008:53), mengatakan bahwa Suku Bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana perbankan akan meningkat. Sementara itu, di sisi lain Suku Bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan penurunan kegiatan produksi di dalam negeri. Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia usaha. Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga menurun sehingga dalam kondisi Suku Bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan adalah ke mana dana itu akan disalurkan. Sedangkan menurut Tandelilin (2001:213), Suku Bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Suku Bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu, Suku Bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya Suku Bunga maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana yang akan meningkat. Dengan demikian Suku Bunga dan keuntungan yang diisyaratkan merupakan variabel penting yang sangat berpengaruh terhadap keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan investor untuk melakukan investasi portofolio di pasar modal dengan Suku Bunga yang rendah. 16 Faktor yang menyebabkan kenaikan Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung. Apabila dalam suatu perekonomian ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan konsumsinya, maka kelebihan pendapatan akan dialokasikan atau digunakan untuk menabung. Penawaran akan loanable funds dibentuk atau diperoleh dari jumlah seluruh tabungan masyarakat pada periode tertentu. Di lain pihak dalam periode yang sama anggota masyarakat yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan usahanya. Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga (secara makro) yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu didalam kegiatankegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai uang sekarang. Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari loanable funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan di pasar uang). 17 Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjamkan besarnya ditentukan oleh preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku ekonomi di pasar. Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku ekonomi dalam hal pinjaman dan pemberian pinjaman tetapi dipengaruhi perubahan daya beli uang, suku bunga pasar atau suku bunga yang berlaku berubah dari waktu ke waktu. Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor pro duktif atau menyimpannya dalam bentuk kas dirumah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripadamenginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga. Suku bunga adalah sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harta yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah (nasabah yang memperoleh pinjaman) Kasmir (2001: 101). Kenaikan tingkat suku 18 bunga akan menaikkan nilai uang di masa yang mendatang, maka hal ini akan menjadikan nilai return saham menjadi kurang berharga maka semakin lama harga saham akan semakin jatuh. Tingkat suku bunga mempengaruhi penentuan pemberian kebijakan kredit secara mikro dan kebijakan moneter secara makro, yang realitanya berkembang menjadi salah satu unsur yang penting dalam pertimbangan layak tidaknya setiap keputusan investasi sebagai pembanding dari investasi bebas risiko atau lebih dikenal dengan pertimbangan opportunity risk
Nilai Tukar Rupiah (skripsi dan tesis)
Menurut Adiningsih, dkk (1998:155), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya. Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika. Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Jadi, Nilai Tukar Rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi berkurang. Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan ekspor.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing yaitu (Simorangkir dan Suseno, 2004:6): a. Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar. b. Faktor aliran modal keluar. Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai 10 tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang local terhadap mata uang asing. Penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: a. Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya Nilai Tukar Rupiah terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi. b. Faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (portfolio investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct investment). Pergerakan Nilai Kurs IDR/USD Definisi Kurs Nilai tukar suatu mata uang atau kurs adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara asing lainya (Thobarry, 2009). Definisi yang lebih lengkap mengenai kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai 11 inilah sering disebut dengan kurs (exchange rate). Nilai tukar biasanya berubahubah, perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar AS artinya suatu penurunan harga dollar AS terhadap rupiah. Sedangkan apresiasi rupiah terhadap dollar AS adalah kenaikan rupiah terhadap USD ( Anwary, 2011:17). Kurs (exchange rate) antar dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk dua negara untuk saling melakukan perdagangan (Mankiw, 2006:128). Menurut Martono dan Harjito (2001: 384) kurs valuta asing adalah banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli atau ditukar dengan satu satuan mata uang asing atau harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Hal ini ditentukan dalam bursa valas tempat mata uang diperjualbelikan. Permintaan akan valas timbul dari kebutuhan untuk membayar barang dan jasa serta asset yang berasal dari luar negeri.
Menurut Kartika (2003:14) Sistem kurs ada dua macam, yaitu: a. Sistem kurs tetap Sistem kurs tetap bercirikan kurs stabil yang diperkenankan berfluktuasi dalam batas-batas sempit mengelilingi nilai pasar, dimana kedua batas tersebut tetap tetapi tidak kekal. Keunggulan utama sistem kurs tetap adalah bahwa kurs tetap memberikan tindakan stabilitas kurs dan dengan demikian menghilangkan sumber ketidakpastian dan ketidakstabilan harga yang lebih jauh. Kelemahan utama sistem ini adalah bahwa kurs tetap mengsubordinari sasaran-sasaran ekonomi internal terhadap sasaran-sasaran ekonomi eksternal. b. Sistem Kurs Mengambang Sistem kurs mengambang bebas bercirikan kurs yang bebas bereaksi terhadap perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Keunggulan utama kurs mengambang adalah bahwa kurs menyesuaikan secara otomatis untuk mengamankan keseimbangan neraca pembayaran. Kelemahan utamanya adalah bahwa kurs mempengaruhi ketidakstabilan harga yang meredam perdagangan dan mengurangi kesejahteraan ekonomi. Faktor yang memengaruhi Perubahan Kurs Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu (Thobarry, 2009:46) Kurs Nominal dan Riil a. Kurs Nominal (nominal exchange rate) Harga relative dari mata uang dua negara. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” diantara dua negara, mereka biasanya mengartikan sebagai kurs nomonal (Mankiw, 2006:128). b. Kurs Riil (real exchange rate) Harga relative dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade (Mankiw, 2006:128).
Fungsi Pasar Valuta Asing (skripsi dan tesis)
Menurut Nopirin (2012:139) Pasar Valuta Asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, yang pertama, mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Kedua, memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian/ kontrak jual beli dengan kredit. Ketiga, memungkinkan dilakukanya “hedging”, dapat dilakukan pada pasar jangka (forward market). Pasar jangka adalah pasar dimana transaksi jual-beli terjadi dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan barang dilakukan dikemudian hari. e) Hubungan antara inflasi dan neraca perdagangan terhadap kurstukar rupiah 1) Hubungan antara inflasi terhadap kurs tukar Hubungan inflasi terhadap kurs tukar dibedakan mejadi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal menunjukkan harga relatif mata uang dan dua negara, sedangkan nilai tukar riil menujukkan tingkat kuran (rate) suatu barang dapat diperdagangkan antar negara. Jika nilai tukar riil tinggi berarti harga produk luar negeri relatif murah dan harga produk domestik relatif mahal. Presentase perubahan nilai tukar nominal sama dengan presentase perubahan nilai tukar riil ditambah perbedaan inflasi antara inflasi luar negeri dengan inflasi domestik (persentase perubahan harga inflasi). Jika suatu negara luar negeri lebih tinggi inflasinya dibandingkan domestik (Indonesia) maka rupiah akan ditukarkan dengan lebih banyak valas. Jika inflasi meningkat untuk membeli valuta asing yang sama jumlahnya harus ditukar dengan rupiah yang makin banyak atau depresiasi rupiah (Herlambang, dkk, 2001: 282) 2) Hubungan neraca perdagangan terhadap kurs tukar Hubungan neraca perdagangan terhadap kurs tukar apabila neraca perdagangan suatu negara mengalami defisit, maka ini menunjukkan bahwa nilai mata uang negara tersebut terdepresiasi dibandingkan dengan negara lain (Lindert dan Kindleberger, 1995:376).
Definisi Pasar Valuta Asing (skripsi dan tesis)
Menurut Jeff Madura (2000:89)Pengertian Pasar Valuta Asing Pasar yang memperdagangakan mata uang internasional disebut pasar valuta asing (foreign-exchange market). Pasar valas tidaklah hanya menyangkut kurs/ harga valas saja.Tetapi juga pihak- pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain: eksportir-importir, bank, pedagang, perantara dan bank sentral. Mereka saling berhubungan sehingga membentuk pasar valuta asing yaitu eksportir dan atau importir yang hendak menjual atau membeli valas menghubungi bank mereka Menurut Siamat (1999:178) menyatakan bahwa “pasar valuta asing adalah suatu mekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beli antar negara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasional, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang”
Ratio harga ekspor dan harga impor (skripsi dan tesis)
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor
Hutang publik (Public debt) (skripsi dan tesis)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut
Neraca perdagangan (skripsi dan tesis)
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar (skripsi dan tesis)
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar biasanya merupakan akibat
interaksi antara beberapa faktor secara slimutan, dengan
mengansumsikan faktor lainya. Menurut Madura (2006:296) dalam
bukunya “Manajemen Keuangan Internasional” ada lima faktor yang
mempengaruhi penawaran dan permintaan nilai tukar:
1) Laju inflasi relative
Perubahan dalam laju inflasi relative mempengaruhi aktivitas
perdagangan internasional, karena mempengaruhi permintaan dan
penawaran valuta dan dengan demikian mempengaruhi valuta.
2) Suku bunga relative
Perubahan suku bunga relative mempengaruhi permintaan dan
penawaran valuta asing, yang selanjutnya akan mempengaruhi
permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar.
3) Tingkat pendapatan relative
Apabila pendapatan Indonesia lebih besar dari AS, maka akan terjadi
peningkatan impor dan tingkat penawaran produk domesik tetap,
sehingga tingkat konsumsi turun.
4) Control pemerintah
Pemerintah negara-negara asing dapat mempengaruhi nilai tukar
ekuilibirium dengan berbagai cara, diantaranya melaui:
a. Hambatan jual beli valuta asing
b. Hambatan perdagangan
c. Intervensi (pembelian dan penjualan valuta) dalam pasar valuta asing
d. Pengubahan variabel-variabel makro seperti inflasi, suku bunga,
dan tingkat pendapatan nasional.
5) Ekspektasi pasar
Keseimbangan kurs jika dipengaruhi oleh pengharapan pasar terhadap
posisi kurs pada masa yang akan datang. Sama seperti pasar keuangan
lainya pasar valuta asing juga reponsif terhadap informasi baru.
Sedangakan menurut (Kindleberger,1995:379) faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang negara yaitu:
1) Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan
lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang
inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang
tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu,
negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman
dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul
kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya
lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara
partner dagangnya.
2) Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat.
Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa
mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang
lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara
tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik
dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi,
investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya
lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka
akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.