Regresi Logistik (skripsi dan tesis)

Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) tujuan melakukan analisis data kategori menggunakan regresi logistik adalah mendapatkan model terbaik dan sederhana untuk menjelaskan hubungan antara keluaran dari variabel respons (π‘Œ) dengan variabel-variabel prediktornya (𝑋). Variabel respons dalam regresi logistik dapat berupa kategori atau kualitatif, sedangkan variabel prediktornya dapat berupa kualitatif dan kuantitatif. Jika variabel π‘Œ merupakan variabel biner atau dikotomi dalam artian variabel respons terdiri dari dua kategori yaitu β€œsukses” (π‘Œ = 1) atau β€œgagal” (π‘Œ = 0), maka variabel π‘Œ mengikuti sebaran Bernoulli yang memiliki fungsi densitas peluang: 𝑓(𝑦𝑖 ) = πœ‹(π‘₯𝑖) 𝑦𝑖(1 βˆ’ πœ‹(π‘₯𝑖)) 1βˆ’π‘¦π‘– , ; 𝑦𝑖 = 0,1 (2.1) sehingga diperoleh: Untuk 𝑦𝑖 = 0, maka 𝑓(0) = πœ‹(π‘₯𝑖) 0 (1 βˆ’ πœ‹(π‘₯𝑖)) 1βˆ’0 = 1 βˆ’ πœ‹(π‘₯𝑖), untuk 𝑦𝑖 = 1, maka 𝑓(1) = πœ‹(π‘₯𝑖) 1 (1 βˆ’ πœ‹(π‘₯𝑖)) 1βˆ’1 = πœ‹(π‘₯𝑖). Misalkan probabilitas dari variabel respons π‘Œ untuk nilai π‘₯ yang diberikan, dinotasikan sebagai πœ‹(π‘₯). Model umum πœ‹(π‘₯) dinotasikan sebagai berikut: πœ‹(π‘₯) = exp(𝛽0 + 𝛽1π‘₯1 + 𝛽2π‘₯2 + β‹― + 𝛽𝑝π‘₯𝑝) 1 + exp(𝛽0 + 𝛽1π‘₯1 + 𝛽2π‘₯2 + β‹― + 𝛽𝑝π‘₯𝑝) , Persamaan (2.2) disebut fungsi regresi logistik yang menunjukkan hubungan antara variabel prediktor dan probabilitas yang tidak linear, sehingga untuk mendapatkan (2.2) 9 hubungan yang linear dilakukan transformasi yang sering disebut dengan transformasi logit. Bentuk logit dari πœ‹(π‘₯) dinyatakan sebagai 𝑔(π‘₯), yaitu: logit [πœ‹(π‘₯)] = 𝑔(π‘₯) = ln ( πœ‹(π‘₯) 1βˆ’πœ‹(π‘₯) ) = 𝛽0 + 𝛽1π‘₯1 + 𝛽2π‘₯2 + β‹― + 𝛽𝑝π‘₯𝑝. (2.3) Persamaan (2.3) merupakan bentuk fungsi hubungan model regresi logistik yang disebut model regresi logistik berganda (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

Multikolinieritas (skripsi dan tesis)

Salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam pembentukan model regresi dengan beberapa variabel prediktor adalah tidak ada kasus multikolinieritas atau tidak terdapat korelasi antara satu variabel prediktor dengan variabel prediktor yang lain. Dalam model regresi, adanya korelasi antar variabel prediktor menyebabkan taksiran parameter regresi yang dihasilkan akan memiliki error yang sangat besar. Pendeteksian kasus multikolinieritas dilakukan menggunakan kriteria VIF (Varians Inflation Factor) lebih besar dari menunjukkan adanya multikolinieritas anatar variabel prediktor. Nilai VIF dinyatakan sebagai berikut : 𝑉𝐼𝐹 = 1 1βˆ’π‘…π‘— 2 (4) Dengan 𝑅𝑗 2 adalah koefisien determinasi antara satu variabel prediktor Xj dengan variabel prediktor lainnya

Heteroskedastisitas (skripsi dan tesis)

Β Uji heterokedastisitas spasial dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat karakteristik atau keunikan sendiri di setiap lokasi pengamatan. Adanya heterogenitas spasial dapat menghasilkan parameter regresi yang berbeda-beda di setiap lokasi pengamatan. Heterogenitas spasial di uji menggunakan statistik uji Breusch-Pagan dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : 𝛼1 2 = 𝛼2 2 = … 𝛼 2 (homoskedastisitas) H1 : minimal ada satu 𝛼1 2 β‰  𝛼 2 (heteroskedastisitas) Statistik uji : 𝐡𝑃 = ( 1 2 ) 𝑓 𝑇𝑍(𝑍 𝑇𝑍) βˆ’1𝑍 𝑇𝑓 (3) Dengan elemen vektor f adalah 𝑓1 = ( 𝑒𝑑 2 𝛼2 βˆ’ 1) dimana 𝑒𝑖 = 𝑦𝑖 βˆ’ 𝑦̂𝑖 adalah least square residual untuk pengematan ke-i dan z merupakan matrik berukuran (n x (p+1)) berisi vektor yang sudah di normal standarkan untuk tiap pengamatan. Daerah penolakan : repository.unimus.ac.id Tolak H0, jikan 𝐡𝑃 > π‘₯𝑝 2 atau jika p-value < alpha dengan p adalah banyaknya prediktor.

Autokorelasi (skripsi dan tesis)

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalamΒ  model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika d lebih < dL, berarti hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika (d > dL), berarti terdapat autokorelasi. 3. Jika d terletak antara du dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi 4. Jika dL < d < dU atau (4-dU), berarti tidak dapat disimpulkan

Normalitas (skripsi dan tesis)

Asumsi persyaratan normalitas harus terpenuhi untuk mengetahui apakah residual/error dari data berdistribusi normal atau untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi tang berdistribusi normal. Uji statistik yang yang digunakan adalah kolmogorov-smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H0 : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal Tingkat signifikan 𝛼 = 5% Pengambilan keputusan : Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak

Uji Durbin-Watson (skripsi dan tesis)

Vincent Gaspersz (1991), J.Durbin dan G.S.Watson dalam dua artikel yang dimuat dalam majalah ilmiah Biometrika pada tahun 1950 dan 1951 telah mengemukakan uji untuk autokorelasi yang populer dengan nama uji DurbinWatson. Uji Durbin-Watson dapat digunakan untuk menguji hipotesis berikut: H0 : 𝜌𝜌 = 0 ; tidak terdapat autokorelasi H1 : 𝜌𝜌 β‰  0 ; terdapat autokorelasi Untuk menguji H0, dapat digunakan uji Durbin-Watson yang dirumuskan sebagai berikut: 𝑑𝑑 = βˆ‘ (π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1) 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=2 βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=1 = βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=2 +βˆ‘ π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=2 βˆ’2 βˆ‘ π‘’π‘’π‘‘π‘‘π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 𝑛𝑛 𝑑𝑑=2 βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=1 (2.17) Adapun beberapa asumsi yang melandasi uji Durbin-Watson ini yaitu:
Β 1. Uji Durbin-Watson diterapkan untuk model regresi yang mencakup parameter 𝛽𝛽0 , dengan kata lain dipergunakan untuk model regresi yang mengandung intersep. Jika kita mempunyai model regresi tanpa intersep atau model regresi melalui titik asal maka perlu membangun model regresi dengan intersep untuk menghitung nilai error dari model itu
Β 2. Variabel-variabel bebas 𝑋𝑋 adalah nonstokastik, atau bersifat tetap dalam penarikan sampel yang berulang (repeated sampling)
3. Bentuk kesalahan pengganggu/error mengikuti pola autoregresif derajatpertama dengan bentuk persamaan: πœ€πœ€π‘‘π‘‘ = πœŒπœŒπœ€πœ€π‘‘π‘‘βˆ’1 + 𝑒𝑒𝑑𝑑
4. Model regresi tidak mencakup nilai-nilai lag dari variabel terikat sebagai suatu variabel bebas
5. Tidak ada pengamatan yang hilang dalam data, dengan demikian uji Durbin-Watson hanya dapat diterapkan untuk model regresi yang dibangun berdasarkan data yang lengkap. Untuk sampel yang berukuran besar, maka bentuk-bentuk: βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=2 , βˆ‘ π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=2 , 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 𝑛𝑛 2 𝑑𝑑=1 akan mendekati hasil yang sama atau memiliki besaran yang hampir serupa atau hampir sama besar. Dengan demikian, kita dapat menulis statistik d dalam pendekatan berikut:
 𝑑𝑑 β‰ˆ 2 βˆ‘ 𝑒𝑒2 π‘‘π‘‘βˆ’1 βˆ‘ 𝑒𝑒2π‘‘π‘‘βˆ’1 βˆ’ 2 βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 βˆ‘ 𝑒𝑒2π‘‘π‘‘βˆ’1 β‰ˆ 2(1 βˆ’ βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 βˆ‘ 𝑒𝑒2π‘‘π‘‘βˆ’1 ). Dan didefinisikan 𝜌𝜌� = βˆ‘ 𝑒𝑒𝑑𝑑 π‘’π‘’π‘‘π‘‘βˆ’1 βˆ‘ 𝑒𝑒2π‘‘π‘‘βˆ’1 sehingga 𝑑𝑑 β‰ˆ 2(1 βˆ’ 𝜌𝜌�) . Oleh karena terdapat suatu batasan bahwa βˆ’1 ≀ 𝜌𝜌 ≀ 1 , maka statistik d akan terletak dalam selang (0,4) sehingga dapat ditulis 0 ≀ 𝑑𝑑 ≀ 4.
Β Dari uraian yang dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan tentang beberapa sifat uji Durbin-Watson antara lain:
1. Jika tidak terdapat autokorelasi, maka 𝜌𝜌� = 0 maka 𝑑𝑑 = 2 sehingga apabila berdasarkan perhitungan diperoleh 𝑑𝑑 β‰ˆ 2 maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi dalam fungsi regresi 2. Jika 𝜌𝜌� = 1 maka 𝑑𝑑 = 0 , dan dalam keadaan seperti ini menunjukkan adanya autokorelasi positif sempurna. Dengan demikian, jika 0 < 𝑑𝑑 < 2 menunjukkan adanya suatu autokorelasi positif di mana autokorelasi tersebut akan semakin kuat bersifat positif apabila nilai 𝑑𝑑 β‰ˆ 0 , dan sebaliknya autokorelasi positif tesebut akan semakin lemah apabila nilai 𝑑𝑑 β‰ˆ 2
Β 3. Jika 𝜌𝜌� = βˆ’1 maka 𝑑𝑑 = 4, dan dalam keadaan ini menunjukkan adanya autokorelasi negatif sempurna. Dengan demikian, jika 2 < 𝑑𝑑 < 4 menunjukkan adanya autokorelasi negatif dimana autokorelasi negatif tersebut akan semakin kuat apabila 𝑑𝑑 β‰ˆ 4, sebaliknya autokorelasi negatif tersebut akan semakin lemah apabila 𝑑𝑑 β‰ˆ 2. Keuntungan dari uji Durbin-Watson ini adalah statistik tersebut didasarkan pada error/residual yang diestimasi, yang secara rutin dihitung pada analisis regresi. Dan kelemahan dari uji ini yaitu jika d jatuh dalam daerah yang meragukan atau daerah ketidaktahuan maka kita tidak dapat menyimpulkan apakah autokorelasi ada atau tidak (Gujarati, 1988). Durbin-Watson telah menetapkan batas atas (dU) dan batas bawah (dL) untuk taraf nyata tertentu yang cocok untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidak adanya autokorelasi.
Mekanisme dari uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut, dengan mengasumsikan bahwa asumsi yang mendasari pengujian terpenuhi:
1. Lakukan regresi OLS dan dapatkan nilai error/residual
2. Hitung nilai d
3. Untuk ukuran sampel tertentu dan jumlah variabel bebas tertentu, tentukan nilai kriteria dL dan dU. 4
. Menarik kesimpulan dengan mengikuti aturan pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson

Konsekuensi Autokorelasi (skripsi dan tesis)

Jika semua asumsi model regresi linier klasik dipenuhi, teori Gauss-Markov menyatakan bahwa dalam kelas semua penduga tak bias linier penduga OLS adalah yang terbaik yaitu penduga tersebut mempunyai varians minimum (Gujarati, 1988). Akan tetapi jika suatu model regresi linier menunjukkan adanya autokorelasi maka telah disebutkan sebelumnya bahwa penduga parameter 𝛽𝛽0, 𝛽𝛽1, 𝛽𝛽2, … , π›½π›½π‘˜π‘˜ yang diperoleh dengan metode OLS tidak lagi bersifat BLUE.Gujarati (1988), jika kita tetap melakukan penerapan OLS dalam situasi autokorelasi, konsekuensi sebagai berikut terjadi:

1. Jika kita mengabaikan autokorelasi dalam penduga OLS yang dihitung secara konvensional dan variansnya, penduga tersebut masih tetap tidak efisien. Oleh karena itu, selang keyakinannya menjadi lebar dan pengujian arti (signifikan) kurang kuat
2. Jika kita tidak memperhatikan batas masalah autokorelasi dan terus menerapkan formula OLS klasik (dengan asumsi tidak ada autokorelasi) maka konsekuensinya akan lebih serius karena:

 a.) Varians error 𝜎𝜎�2 menduga terlalu rendah (underestimate) 𝜎𝜎2 sebenarnya
b.) Jika 𝜎𝜎2 tidak diduga terlalu rendah, varians dan kesalahan standar OLS nampaknya akan menduga varians terlalu rendah dan juga kesalahan standar yang sebenarnya
c.) Pengujian arti (signifikan) t dan F tidak lagi sah, dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan secara serius mengenai arti statistik dari koefisien regresi yang diduga

3. Meskipun penduga OLS tidak bias yang merupakan sifat penyampelan berulang, tetapi dalam satu sampel tertentu penduga tersebut memberikan gamabaran yang menyimpang dari populasi sebenarnya. Seperti telah dikemukakan dalam batasan masalah di bab sebelumnya bahwa kesalahan pengganggu/error mengikuti persamaan berikut: πœ€πœ€π‘‘π‘‘ = πœŒπœŒπœ€πœ€π‘‘π‘‘βˆ’1 + 𝑒𝑒𝑑𝑑 (2.16) keterangan: πœ€πœ€π‘‘π‘‘= kesalahan pengganggu/error pada waktu t 𝜌𝜌 = koefisien autokorelasi dengan nilai βˆ’1 ≀ 𝜌𝜌 ≀ 1 πœ€πœ€π‘‘π‘‘βˆ’1 = kesalahan pengganggu/error pada periode 𝑑𝑑 βˆ’ 1 𝑒𝑒𝑑𝑑= kesalahan pengganggu/error yang mana dalam hal ini 𝑒𝑒𝑑𝑑 diasumsikan memenuhi semua asumsi OLS yaitu: 𝐸𝐸(𝑒𝑒𝑑𝑑) = 0, 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣(𝑒𝑒𝑑𝑑) = 𝜎𝜎2, 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐(𝑒𝑒𝑑𝑑, 𝑒𝑒𝑑𝑑+𝑠𝑠) = 0 , 𝑠𝑠 β‰  0. Persamaan (2.16) di atas dikenal sebagai autoregresif derajat-satu yang ditulis sebagai AR(1), disebut autoregresif karena persamaan (2.16) diinterpretasikan sebagai regresi πœ€πœ€π‘‘π‘‘ atas dirinya sendiri yang terlambat satu periode dan dinamakan derajat-satu karena hanya πœ€πœ€π‘‘π‘‘ dan nilai error pada satu periode sebelumnya (πœ€πœ€π‘‘π‘‘βˆ’1) saja yang terlibat

Alasan Terjadinya Autokorelasi (skripsi dan tesis)

Β Vincent Gaspersz (1991), terjadinya autokorelasi pada suatu model regresi linier dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Adanya variabel-variabel bebas yang dihilangkan dari model Seperti diketahui bahwa kebanyakan variabel-variabel dalam bidang ekonomi cenderung memiliki autokorelasi, di mana nilai-nilai dari periode sekarang akan tergantung pada periode sebelumnya. Jika variabel yang memiliki sifat autokorelasi ini dihilangkan atau dikeluarkan dari model atau dipisahkan dari sekumpulan variabel-variabel bebas yang lain, maka jelas hal ini akan berpengaruh yang direfleksikan dalam variabel error πœ€πœ€, sehingga nilai-nilai error akan berautokorelasi
Β 2. Adanya kesalahan spesifikasi bentuk matematika dari model Jika kita merumuskan atau menetapkan bentuk matematika yang berbeda dari bentuk hubungan yang sebenarnya, maka nilai error akan menunjukkan autokorelasi
Β 3. Adanya fenomena cobweb
Β 4. Di dalam regresi deret-waktu, jika model regresi mengikutsertakan tidak hanya nilai-nilai sekarang tetapi juga nilai-nilai pada waktu yang lalu sebagai variabel bebas, maka variabel itu disebut sebagai model distribusi β€œ lags ”
Β 5. Adanya manipulasi data Di dalam analisis empirik, data mentah sering dimanipulasi. Sebelum membahas manipulasi data, maka perlu dikemukakan bahwa kata manipulasi tidak berkaitan dengan hal-hal yang negatif seperti memalsukan data, mengarang data, dan sebagainya tetapi manipulasi data yang dimaksudkan disini adalah suatu teknik mengubah data yang berkonotasi positif, dimana teknik mengubah data atau memperkirakan data itu dapat dibenarkan tetapi sering menimbulkan masalah yang berkaitan dengan bentuk gangguan.

Autokorelasi (skripsi dan tesis)

Salah satu asumsi penting dari beberapa asumsi model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu/error dari pengamatan yang berbeda (πœ€πœ€π‘–π‘–, πœ€πœ€π‘—π‘— ) bersifat bebas. Dengan kata lain asumsi ini mengharuskan tidak terdapatnya autokorelasi di antara error πœ€πœ€π‘–π‘– yang ada dalam fungsi regresi populasi. Asumsi ini secara tegas menyatakan bahwa nilai-nilai error antara periode pengamatan yang satu harus bebas (tidak berkorelasi) dengan periode pengamatan yang lain (Vincent Gaspersz, 1991). Istilah autokorelasi (autocorrelation), menurut Maurice G. Kendall dan William R. Buckland, A Dictionary of Statistical Terms : β€œ Correlation between members of series observations ordered in time (as in time-series data), or space (as in cross-sectional data) ”. Autokorelasi adalah korelasi di antara anggota seri dari observasi-observasi yang diurutkan berdasarkan waktu (seperti pada data deretwaktu) atau tempat (seperti pada data cross-section). Dalam hubungannya dengan persoalan regresi, model regresi linier klasik menganggap bahwa autokorelasi demikian itu tidak terjadi pada error. Dengan simbol dapat dinyatakan sebagai berikut: πΈπΈοΏ½πœ€πœ€π‘–π‘–πœ€πœ€π‘—π‘— οΏ½ = 0 , 𝑖𝑖 β‰  𝑗𝑗. Model tersebut menganggap bahwa error πœ€πœ€π‘–π‘– yang berhubungan dengan data obsevasi ke-𝑖𝑖tidak akan dipengaruhi oleh error πœ€πœ€π‘—π‘— yang berhubungan dengan data observasi ke-𝑗𝑗 (𝑖𝑖,𝑗𝑗 = 1,2, … , 𝑛𝑛). Akan tetapi jika terdapat ketergantungan antaraπœ€πœ€π‘–π‘– dan πœ€πœ€π‘—π‘—maka dikatakan ada autokorelasi, dengan simbol dapat dinyatakan sebagai berikut: πΈπΈοΏ½πœ€πœ€π‘–π‘–πœ€πœ€π‘—π‘— οΏ½ β‰  0 , 𝑖𝑖 β‰  𝑗𝑗. Autokorelasi merupakan bentuk khusus atau kasus khusus dari korelasi. Autokorelasi berkaitan dengan hubungan di antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Dengan demikian terlihat adanya perbedaan pengertian antara autokorelasi dan korelasi, meskipun pada dasarnya sama-sama mengukur derajat keeratan hubungan. Korelasi mengukur derajat keeratan hubungan di antara dua buah variabel yang berbeda, sedangkan autokorelasi mengukur derajat keeratan hubungan di antara nilai-nilai yang berurutan pada variabel yang sama atau pada variabel itu sendiri (Vincent Gaspersz, 1991

Sifat-Sifat Penduga yang Utama (skripsi dan tesis)

Menurut Nachrowi (2008), sifat-sifat penduga yang utama yaitu: 1. Tak Bias Bila b adalah penduga dari 𝛽𝛽 (suatu parameter), maka b dikatakan penduga tak bias jika 𝐸𝐸(𝑏𝑏) = 𝛽𝛽 2. Efisien Bila 𝛽𝛽̂ dan 𝛽𝛽̅keduanya merupakan penduga tak bias untuk 𝛽𝛽, maka 𝛽𝛽̂ dikatakan lebih efisien dari 𝛽𝛽̅jika 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣(𝛽𝛽̂) ≀ 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣(𝛽𝛽̅ ) 3. Terbaik dan Tak Bias atau BUE (Best Unbiased Estimator) Bila 𝛽𝛽̂ merupakan penduga tak bias untuk 𝛽𝛽, maka 𝛽𝛽̂ dikatakan sebagai penduga terbaik dan tak bias untuk 𝛽𝛽 jika untuk setiap penduga tak bias untuk 𝛽𝛽 sebut 𝛽𝛽̅, berlaku 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣(𝛽𝛽̂) ≀ 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣(𝛽𝛽̅ ) 4. BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)Β  Suatu penduga katakan 𝛽𝛽̂ dikatakan penduga tak bias linier terbaik (BLUE) dari 𝛽𝛽 jika 𝛽𝛽 tadi linier, tak bias dan mempunyai varians minimum dalam semua kelas penduga linier tak bias dari οΏ½

Regresi Linier (skripsi dan tesis)

Analisis regresi linier merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antarvariabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas X1, X2, …, Xk. Dalam hal hanya terdapat satu variabel bebas, maka model yang diperoleh disebut model regresi linier sederhana sedangkan jika variabel bebas yang digunakan lebih dari satu, model yang diperoleh disebut model regresi linier berganda (Nachrowi, 2008). Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Penentuan variabel mana yang bebas dan mana yang terikat dalam beberapa hal tidak mudah dapat dilaksanakan. Studi yang cermat, diskusi yang seksama, berbagai pertimbangan, kewajaran masalah yang dihadapi dan pengalaman akan membantu memudahkan penentuan. Variabel yang mudah didapat atau tersedia sering digolongkan ke dalam variabel bebas sedangkan variabel yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variabel terikat (Sudjana, 2005). Secara umum bentuk persamaan regresi linier sederhana dapat dituliskan sebagai berikut π‘Œπ‘Œπ‘–π‘– = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1𝑋𝑋𝑖𝑖+πœ€πœ€π‘–π‘– (2.1) keterangan: 𝛽𝛽0, 𝛽𝛽1 = parameter model regresi linier πœ€πœ€π‘–π‘– = kesalahan pengganggu/error 𝑖𝑖 = 1,2, … , 𝑛𝑛. 𝛽𝛽0, 𝛽𝛽1 dan πœ€πœ€π‘–π‘– tidak diketahui nilainya dan memang πœ€πœ€π‘–π‘– sangat sukar diketahui sebab nilainya berubah untuk setiap observasi Y. Akan tetapi 𝛽𝛽0, 𝛽𝛽1 selalu tetap dan meskipun kita tidak mungkin mengetahui berapa persis nilainya tanpa memeriksa semua kemungkinan pasangan Y dan X, kita dapat menggunakan informasi di dalam data contoh untuk menghasilkan nilai dugaan (estimate) 𝑏𝑏0 dan 𝑏𝑏1bagi 𝛽𝛽0 dan 𝛽𝛽1. Jadi, kita dapat menuliskan π‘Œπ‘ŒοΏ½ 𝑖𝑖 = 𝑏𝑏0 + 𝑏𝑏1𝑋𝑋𝑖𝑖. (2.2) Dalam hal ini π‘Œπ‘ŒοΏ½ 𝑖𝑖 , melambangkan nilai ramalan π‘Œπ‘Œ untuk suatu 𝑋𝑋 tertentu bila 𝑏𝑏0 dan 𝑏𝑏1 telah ditentukan. Persamaan (2.2) dengan demikian dapat digunakan sebagai persamaan peramal, substitusi untuk suatu nilai 𝑋𝑋 akan menghasilkan ramalan bagi nilai tengah atau rataan populasi π‘Œπ‘Œ pada nilai 𝑋𝑋 tersebut (Draper & Smith,1992). Dan secara umum bentuk persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut π‘Œπ‘Œπ‘–π‘– = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1𝑋𝑋1𝑖𝑖 + 𝛽𝛽2𝑋𝑋2𝑖𝑖 + β‹― + π›½π›½π‘˜π‘˜π‘‹π‘‹π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ + πœ€πœ€π‘–π‘– (2.3) keterangan: 𝛽𝛽0, 𝛽𝛽1, 𝛽𝛽2, … , π›½π›½π‘˜π‘˜ = parameter model regresi linier πœ€πœ€π‘–π‘– = kesalahan pengganggu/error 𝑖𝑖 = 1,2, … , οΏ½

Median Data (skripsi dan tesis)

Median segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau terbesar sampai terkecil adalah pengamatan yang tepat di tengah-tengah bila banyaknya pengamatan itu ganjil atau rata-rata kedua pengamatan yang di tengah bila banyaknya pengamatan genap. Kalau nilai median sama dengan Me, maka 50% dari data paling tinggi sama dengan Me sedangkan 50% lagi paling rendah sama dengan Me. Median adalah nilai tengah dari data-data yang terurut. Ada dua cara menentukan median:
1. Jika jumlah data adalah ganjil maka median Me setelah data disusun menurut nilainya, merupakan data paling tengah. Nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus : Index Median = ((n-1)/2+1) 12 Median = data ke-(Index Median)
2. Jika jumlah data genap maka median Me setelah data disusun menurut urutan nilainya merupakan rata-rata hitung dua data tengah. Nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus : Index Median = n/2 Median= (data ke-(Index Median) + data ke-( Index Median +1))/2.

Regresi Robust (skripsi dan tesis)

 

Regresi robust adalah salah satu metode penduga regresi yang digunakan ketika distribusi dari galat tidak normal atau adanya beberapa pencilan yang berpengaruhΒ  Β pada model (Ryan, 1997). Metode ini dibutuhkan karena metode kuadrat terkecil yang dianggap penduga terbaik dalam analisis regresi ternyata peka terhadap data yang menyimpang dari asumsi. Prosedur robust ditunjukkan untuk memberikan dugaan yang lebih tepat dan cepat terhadap data yang melanggar asumsi dengan cara meniadakan identifikasi adanya data pencilan, serta bersifat otomatis dalam menanggulangi data pencilan. Beberapa metode dalam regresi robust diantaranya adalah Theil-Sen, Least Trimmed Square (LTS), Least Mean Square (LMS), MM estimator, S estimator, dan M estimator (penduga M).

Metode Kuadrat Terkecil (skripsi dan tesis)

Metode Kuadrat Terkecil (MKT) merupakan salah satu metode penduga parameter yang terbaik karena bersifat tak bias dan efisien. Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan ragam minimum bagi parameter regresi. Prinsip dasar metode ini adalah meminimumkan jumlah kuadrat galat. Dengan menggunakan persamaan linier untuk pendugaan garis regresi linier, MKT dapat diuraikan dengan notasi matematika yaitu sebagai berikut:
i = a + bxi Jarak vertikal antara titik observasi (xi , yi ) dan titik ( i , i ) pada garis dugaan dapat ditulis: |yi – i| atau | yi – – xi| Jumlah kuadrat dari semua jarak ini ditulis: βˆ‘ ( βˆ’ ) = βˆ‘ ( βˆ’ βˆ’ ) 10
Β Solusi dari MKT dapat dilakukan sebagai berikut: S(a,b ) = βˆ‘ ( βˆ’ βˆ’ ) ( , ) = -2 βˆ‘ ( βˆ’ βˆ’ ) = 0 ( , ) = -2 βˆ‘ ( βˆ’ βˆ’ ) = 0 Dengan menyederhanakan kedua persamaan ini maka diperoleh: a βˆ‘ + b βˆ‘ 2 = βˆ‘ na + b βˆ‘ = βˆ‘ b = βˆ‘ βˆ‘ (βˆ‘ )/ βˆ‘ βˆ‘ / b = βˆ‘ ( )(( ) βˆ‘ ( ) dan a = – b Persamaan garis regresi kuadrat terkecil yang didapat adalah: = a + b X atau = + b (X – ) Persamaan garis diatas dapat digunakan untuk memprediksi Y oleh nilai X yang berpadanan (Myers dan Milton,1991)

Uji Normalitas (skripsi dan tesis)

Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal digunakan statistik nonparametrik. Tujuan uji normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Drapper dan Smith, 1992). Untuk pengujian normalitas, pada pengujian ini dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi norma
l H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 dengan Ξ± = 5% berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data 9 tersebut tidak normal (H1 diterima ). Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 dengan Ξ± = 5% maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji normal (H0 diterima).

Uji heteroskedasitas (skripsi dan tesis)

Heteroskedasitas adalah variansi dari galat model regresi tidak konstan atau variansi antar galat yang satu dengan galat yang lain berbeda. Dampak adanya heteroskedasitas dalam model regresi adalah walaupun estimator MKT masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode MKT tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Selanjutnya dilakukan deteksi masalah heteroskedasitas dalam model regresi. Untuk pengujian hetroskedasitas pada penulisan ini dilakukan dengan metode Glejser. Glejser merupakan seorang ahli elektronometrika dan mengatakan bahwa nilai variansi variabel galat model regresi tergantung dari variabel bebas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel galat mengandung heteroskedasitas, Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai mutlak residual dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang diperoleh tidak signifikan, maka tidak ada heteroskedasitas dalam model regresi (Widarjono, 2007).

Asumsi Analisis Regresi Linear (skripsi dan tesis)

 

Agar mampu memiliki kesimpulan yang benar tentang parameter Ξ± dan Ξ², pemenuhan asumsi-asumsi model regresi yang harus terpenuhi (Drapper dan Smith, 1992): 1. Nilai Ι›i adalah bebas satu dengan yang lainnya atau korelasi (Ι›i , Ι›j) = 0. Untuk asumsi pertama yang menyatakan independent, artinya Ι›i merupakan variabel acak dengan nilai tengah nol dan ragam Οƒ 2 yang tidak diketahui. Jadi, E(Ι›i) = 0, V(Ι›i) = Οƒ 2 . Ι›i dan Ι›j tidak berkorelasi, i β‰  j , sehingga covv(Ι›i Ι›j) = 0. Jadi, E(Yi ) = Ξ± + Ξ²Xi , Yi dan Yj , i β‰  j , tidak berkorelasi. Ι›i merupakan variabel acak normal, dengan nilai tengah nol dan ragam Οƒ 2 Ι› dengan kata lain Ι›i ~ N (0, Οƒ 2 Ι›). 2. Nilai tengah dari Y adalah fungsi linier dari X, yaitu jika dihubungkan titik-titik dari nilai tengah yang berbeda, maka akan diperoleh garis lurus Β΅(y/x) = Ξ± + Ξ² X. Untuk asumsi kedua yang disebut garis linier, artinya X mempunyai hubungan linier dengan Y. Nilai tengah Y untuk kombinasi tertentu dari nilai X adalah fungsi linier dari X, yaitu Β΅Y|X . Ι› adalah variabel acak dengan Β΅ = 0 untuk nilai X yang tetap, sehingga Β΅Ι›|X = 0 untuk sembarang X, dengan nilai X yang tetap maka nilai E(Y) = E(Ξ²X) = Ξ²X. Ι› menggambarkan seberapa jauh setiap Y menyimpang dari regresi populasinya. Yang dimaksud dengan kelinieran adalah linier dengan koefisien.

Jika hubungan titik-titik dari nilai tengah Β΅Y|X yang berbeda akan diperoleh garis lurus. Asumsi ini diperlukan agar uji-uji statistik seperti uji F dan uji t menjadi signifikan. 6 3. Ragam galat homogen (homoskedastik) yaitu galat memiliki nilai ragam yang sama antara galat ke-i dan galat ke-j. Secara matematis ditulis Var (Ι›i) = Οƒ 2 ; i = 1,2,. . . , n dan n = banyaknya pengamatan. Untuk asumsi ketiga yang menyatakan varian Y adalah sama untuk setiap kombinasi tetap X; yaitu Οƒ 2 Y|X = var (Y|X) = Οƒ 2 untuk semua X. Asumsi ini sering dikenal dengan sebutan homoscedasticity, dengan homo berarti sama scedastic berarti sebaran. Model regresi menganggap galat menyebar secara normal disekitar nilai tengah nol, dan mempunyai ragam yang sama. Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk memeriksa apakah asumsi ini terpenuhi atau tidak, salah satunya adalah dengan metode Glejser. Kehomogenan diperlukan agar uji-uji statistik seperti uji F dan uji t menjadi signifikan. 4. Ragam galat menyebar normal dengan rata-rata nol dan suatu ragam tertentu. Asumsi keempat menyatakan untuk sembarang kombinasi tetap dari variabel bebas X, variabel tak bebas Y berdistribusi normal atau yang biasa disebut asumsi kenormalan. Dengan kata lain Y ~ N (Β΅Y|X, Οƒ 2 ). E(Y) = E(XΞ²) + E(Ι›) dengan E(Ι›) = 0 sehingga E(Y) = (XΞ²). Dan Var (Y) = Var (X + Ξ² ) = Var (Ι›) = Οƒ 2 . Ι›i merupakan variabel acak dengan nilai tengah nol dan ragam Οƒ 2 , sehingga Ι› ~ N (0, Οƒ 2 ). Sebaran normal diperlukan agar uji t maupun uji F dapat dilakukan. Kenormalan bisa dilihat secara eksploratif melalui plot sisaan sedangkan untuk uji formalnya dapat digunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Analisis Regresi Linear Sederhana (skripsi dan tesis)

Dalam analisis regresi linear sederhana akan ditentukan persamaan yang menghubungkan dua variabel yang dapat dinyatakan sebagai bentuk persamaaan 4 pangkat satu (persamaan linier / persamaan garis lurus). Dimana variabel terikat dijelaskan oleh satu variabel bebas. Persamaan umum garis regresi untuk regresi linear sederhana adalah: Yi = Ξ± + Ξ² Xi + Ι›i dengan, Yi = variabel tak bebas pengamatan ke-i Xi = variabel bebas pengamatan ke-i Ξ± = konstanta (parameter) Ξ² = koefisien regresi atau slope (parameter) Ι›i = sisaan (galat) pengamatan ke-i Dalam regresi linier sederhana yang akan diduga adalah Ξ± dan Ξ². Persamaan linier untuk pendugaan garis regresi linier ditulis dalam bentuk: i = a + bxi dengan, i = nilai dugaan variabel terikat pengamatan ke-i xi = nilai variabel bebas pengamatan ke-i a = titik potong garis regresi pada sumbu-y atau nilai dugaan bila x = 0 b = gradien garis regresi (perubahan nilai dugaan per satuan perubahan nilai x)

Analisis Regresi (skripsi dan tesis)

Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor. Misalkan X adalah variabel prediktor dan Y adalah variabel respon untuk n data pengamatan berpasangan {( , )} , maka hubungan antara variabel prediktor dan variabel respon tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: yi = f(xi) + ; i = 1,2,3,…,n Dengan adalah galat yang diasumsikan independen, menyebar normal, dan variansi (konstan). f(xi) disebut sebagai fungsi regresi atau kurva regresi (Hardle,1994).

Uji Normalitas (skripsi dan tesis)

Uji normalitas dilakukan dengan maksud memeriksa apakah data yang berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.

(a). Tujuan uji normalitas data ini adalah untuk memeriksa / mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Menurut Santoso (2000) pedoman yang dipakai dalam uji normalitas ini adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yaitu :

– Jika nilai signifikansi > alpha ( ) distribusi adalah normal

– Jika nilai signifikansi < alpha ( ), distribusi adalah tidak normal.

Analisis Deskriptif (skripsi dan tesis)

Analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masingmasing variabel penelitian. Dengan cara menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai rata-rata, skor total, dan tingkat pencapaian responden (TCR) serta menginterpretasikannya. Analisis ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya.

Arikunto (2002:65) menyatakan bahwa kriteria nilai tingkat capaian responden (TCR) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Persentase Pencapaian TCR :

Kriteria 90 % – 100 % : Sangat Baik

80 % – 89,99 % : Baik

65 % – 79,99 % : Cukup baik

55 % – 64,99 % : Kurang baik

0 % – 54,99 % : Tidak baik

Uji Reliabilitas (skripsi dan tesis)

Uji reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak beda dilakukan pengulangan pengukuran terhadap subjek yang sama. Uji ini hanya dapat dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang valid saja. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha atau Cronbach’s Alpha, instrumen yang mempunyai reliabilitasi. Apabila koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari pada nilai kritisnya.

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. Menurut Sugiyono (2004) kriteria pengujian analisis ini adalah: – Jika nilai koefisien korelasi (r alpha) lebih besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi (Ξ±=0,05), maka butir pernyataan instrumen dinyatakan reliabel. – Jika nilai koefisien korelasi (r alpha ) lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (Ξ±=0,05), maka butir pernyataan instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Uji Validitas (skripsi dan tesis)

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui valid tidaknya butir pertanyaan yang diajukan. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut (Santoso, 2001) Validitas didefenisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mengungkapkan data dengan tetap, akan tetapi juga harus memberikan gambaran mengenai data tersebut. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi atau memberikan hasil ukurannya yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran.

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Satistical Package for Social Science) versi 15.00. Untuk menentukan nomor item yang valid dan yang gugur digunakan kriteria pengujian analisis sebagai berikut: – Jika nilai koefisien kolerasi (r hitung) skor tiap butir dengan skor total lebih besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi (Ξ±=0,05), maka butir pernyataan instrumen dinyatakan valid. – Jika nilai koefisien kolerasi (r hitung) skor tiap butir dengan skor total lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (Ξ± = 0,05), maka butir pernyataan instrumen dinyatakan tidak valid / gugur

Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Antara Kualitas Terhadap Loyalitas (skripsi dan tesis)

 

Menurut Barnes (2003) untuk meningkatkan loyalitas, harus meningkatkan tingkat kepuasan setiap pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan tersebut dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan kepuasan, perlu menambahkan nilai pada apa yang kita tawarkan. Menambahkan nilai akan membuat pelanggan merasa bahwa mereka mendapat lebih dari apa yang mereka bayar atau bahkan lebih dari yang mereka harapkan. Hal itu tidak harus berarti menurunkan harga atau memberikan produk-produk tambahan. Selanjutnya Barnes (2003) menyatakan bahwa mencapai tingkat kepuasan tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Pada kenyataannya, akhir-akhir ini banyak perhatian tercurah pada konsep kepuasan “total”, yang implikasinya adalah mencapai kepuasan sebagian saja tidaklah cukup untuk membuat pelanggan setia dan kembali lagi. Ketika pelanggan merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi dan juga puas akan barang atau jasa yang mereka dapatkan, besar kemungkinan meraka akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut dan produkproduknya. Juga kecil kemungkinan mereka berpaling ke pesaing-pesaing anda. Mempertahankan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu akan membina hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Pemasaran bukanlah semata-mata membuat penjualan, melainkan tentang bagaimana memuaskan pelanggan terus-menerus. Ketika pelanggan merasa puas maka akan tercipta sikap yang loyal pada konsumen. Kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan akan dapat memperkirakan tingkat loyalitas konsumen.

Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh dan kepuasan konsumen akan menentukan minat membeli atau menggunakan kembali suatu produk. Artinya semakin baik bentuk pelayanan yang diberikan dan didukung oleh tingkat kepuasan yang tinggi tentunya akan membentuk loyalitas pada konsumen. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan dalam menentukan loyalitas konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang menyenangkan tentu akan tercipta loyalitas yang tinggi pada konsumen terhadap perusahaan (Tjiptono, 2006). Dalam menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas layanannya (service quality). Kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Semakin baik kualitas layanannya, akan semakin tinggi pula kepuasan pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Tingginya kualitas layanan juga tidak lepas dari dukungan internal perusahaan, terutama dukungan dari sumber daya manusianya (Chen, 2007).

Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas (skripsi dan tesis)

Persepsi pasien tentang pelayanan memegang peranan yang sangat penting. Kualitas pelayanan akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari pemberi jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh pasien. Kotler (2005) menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan jaminan terbaik untuk menciptakan dan mempertahankan kesetiaan konsumen dan benteng pertahanan dalam menghadapi persaingan global. Artinya pelayanan yang berkualitas dari perusahaan akan mempengaruhi loyalitas konsumen. Parasuraman, et al (1988) menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan konsep yang terdiri dari lima dimensi yaitu: tangible, reliability, responsive-ness, assurance dan empaty. Lima dimensi ini sangat berperan dalam membentuk tingkat loyalitas pelanggan. Pelayanan berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan dan secara umum dapat diwujudkan dengan tiga cara pokok (Tjiptono, 2006) yaitu : 1. Memperlakukan pelanggan yang tidak puas sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan loyalitas mereka. 2. Perusahaan memberikan jaminan yang luas dan tidak terbatas pada ganti rugi yang dijanjikan. 3. Perusahaan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang mengeluh dengan cara menangani keluhan mereka secara profesional.

Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien (skripsi dan tesis)

Bahia dan Nantel (2000) menyatakan bahwa pasien dan keluarganya cenderung sangat kritis terhadap masalah kesehatannya yang disimpan dalam riwayat kesehatan di dokumen rekam medik rumah sakit sehingga mereka relatif tidak akan mentolerir adanya kesalahan penyampaian jasa pelayanan kesehatan rumah sakit bila berkaitan dengan dana yang dikeluarkan. Menurut Cronin dan Taylor (1992) terkait dengan hubungan antara kualitas jasa dan kepuasan konsumen, khususnya dalam hal apakah keduanya merupakan dua konstruk yang berbeda, secara ringkas menyatakan bahwa para manajer penyedia jasa perlu mengetahui bagaimana mengukur kualitas jasa, aspek-aspek khusus apa yang paling baik menentukan kualitas jasa itu, dan apakah konsumen membeli jasa dari sebuah perusahaan karena dipersepsi memiliki kualitas yang paling tinggi atau dari perusahaan yang mampu memberikan kepuasan paling tinggi

Kepuasan Pasien (skripsi dan tesis)

Perusahaan yang sukses dalam jangka panjang adalah perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan konsumennya dalam segi pelayanan, sebab kepuasan atau ketidakpuasan konsumen akan suatu produk dan pelajarannya akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis pemasaran barang dan jasa adalah untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar bagi pembelian ulang dan terciptanya kesetiaan pelanggan, dalam membeli produk atau jasa yang ditawarkan serta merekomendasikan kepada orang lain dari mulut ke mulut (Tjiptono, 2007). Dewasa ini, konsep tujuan perusahaan telah bergeser dimana tujuan perusahaan tidak lagi semata-mata mencari laba, namun juga untuk memuaskan konsumen.

Tjiptono (2007) mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Konsumen yang tidak merasa puas atas kualitas dan pelayanan yang diperoleh cenderung menimbulkan masalah, sebaliknya apabila mereka puas maka akan tercipta hubungan yang baik dan harmonis. Hal ini akan menjadi dasar yang baik bagi terciptanya pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen yang akan menguntungkan perusahaan. Beralihnya konsumen disebabkan oleh kurang pekanya perusahaan dalam memberi pelayanan dan rasa tidak puas konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah suatu tanggapan atau penilaian antara persepsi dan ekspektasi pembeli mengenai nilai suatu produk yang ditawarkan oleh produsen. Apabila kinerja berada di bawah harapan, maka konsumen akan kecewa. Sebaliknya, apabila kinerja sesuai dengan harapan, konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk dapat dibentuk dari pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari pemasar dan saingannya. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan. Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan harapan pelanggan. Sebuah perusahaan perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan terhadap produksi air minum di antaranya adalah sebagai berikut (Yuliarmi dan Riyasa, 2007) : 1. Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan sedang mencoba melakukan transaksi dengan perusahaan. Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan terhadap produksi air minum yang ditawarkan oleh perusahaan air minum sangat besar, maka harapan-harapan pelanggan yang berkaitan dengan kualitas produk dan layanan perusahaan akan tinggi pula, begitu juga sebaliknya. 2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dan layanan, baik dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya. 3. Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas produk dan layanan perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan. 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul dari image periklanan dan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan. Upaya mewujudkan kepuasan pelanggan bukan merupakan hal yang mudah. Banyak hal yang membuat pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanan perusahaan. Alma (2004) menyebutkan antara lain : 1. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan 2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan 3. Perilaku personil yang kurang memuaskan 4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang 5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga yang tidak sesuai. 6. Promosi/ iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi.

Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur (Tjiptono, 2006), antara lain meliputi: a. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan. g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggungjawab perusahaan terhadapnya. Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan, konsumen yang tidak pernah mengajukan keluhan (complain) bukan berarti konsumen tersebut merasa puas, namun mereka akan beralih ke produk perusahaan lain tanpa mengkonfirmasikan keberatannya. Konsumen yang berani mengungkapkan ketidakpuasannya seringkali justru konsumen yang setia. Terciptanya kepuasan konsumen akan memberi manfaat kepada perusahaan karena pembeli merasa terpenuhi keinginannya dan kebutuhan akan membeli ulang (repeat buying) dan terciptanya loyalitas terhadap jasa pelayanan yang diterima, selain itu mereka akan lebih loyal terhadap harga serta akan merekomendasikannya dari mulut ke mulut kepada teman sekitarnya untuk menggunakan jasa tersebut dan menguntungkan perusahaan.

Menurut Kartajaya (2000), untuk memuaskan konsumen sekaligus agar konsumen mengkonsumsi suatu produk atau jasa lebih banyak adalah dengan memberikan sesuatu yang tidak ada pada average industri. Hal ini bisa terjadi bila konsumen diperlakukan sebagai manusia seutuhnya (Total Human Being) yang berarti manusia yang mempunyai fisik, pikiran, dan jiwa. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, seperti yang disebutkan oleh Tjiptono (2007) sebagai berikut. 1) Hubungan antara konsumen dan perusahaan menjadi harmonis. 2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3) Terciptanya loyalitas konsumen. 4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut

Kotler dan Keller (2007) mengemukakan empat metode yang banyak digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen, antara lain. 1. Sistem Keluhan dan Saran Perusahaan dapat menggunakan kotak saran yang diletakkan di tempat strategis, menggunakan kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa atau melalui website. Namun metode ini bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan konsumen. Tidak semua konsumen akan menyampaikan keluhannya, namun mereka dapat langsung berganti pemasok atau menghentikan pembelian terhadap produk atau jasa. Upaya ini juga tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila perusahaan tidak memberi timbal balik dan tindak lanjut yang memadai bagi konsumen yang menyampaikan keluhan dan saran mereka. 2. Ghost Shopping Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan sebagai konsumen potensial jasa perusahaan pesaing. Ghost shoppers dapat melaporkan temuan penting mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Selain itu ghost shoppers juga dapat mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan konsumen, menjawab pertanyaan konsumen, dan menangani setiap masalah terkait dengan keluhan konsumen. 3. Lost Customer Analysis Perusahaan menghubungi para konsumen yang telah berhenti melakukan pembelian atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Akan tetapi, ada kesulitan dalam pelaksanaan metode ini, yaitu mengidentifikasi dan menghubungi mantan konsumen yang bersedia memberi masukan dan evaluasi kinerja perusahaan. 4. Survey Kepuasan Konsumen Penelitian mengenai kepuasan konsumen dapat dilakukan melalui survey, baik melalui via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan langsung dari konsumen dan juga memberi sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap konsumen.

Viktor (2008) menyatakan dimensi dari kepuasan konsumen adalah sebagai berikut. 1) Harapan umum merupakan harapan konsumen sebelum menerima jasa, menyangkut tentang pelayanan. 2) Pengalaman yang diperoleh merupakan penilaian konsumen atas manfaat dari suatu produk jasa yang berhubungan dengan kemampuan produk tersebut guna memenuhi kebutuhan pengguna. 3) Kepuasan overall merupakan tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan setelah menerima jasa, mencakup penilaian tentang pengalaman yang dialaminya.

Pengertian Bisnis (skripsi dan tesis)

Menurut Griffin dan Ebert (2007) bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba. Sedangkan Menurut Allan Afuah (2004) Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industri. Dari dua pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan menjual dan membeli suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia yang tujuannya mencari sebuah keuntungan. Dilihat dari pengertian kewirausahaan dan pengantar bisnis pada intinya kegiatan ini adalah sama-sama mencari sebuah keuntungan atau laba.

Pengertian Kewirausahaan (skripsi dan tesis)

.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan sesorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produksi baru dengan mening katkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Suherman, 2010). Sedangkan menurut (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010) dalam bukunya ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dari pengertian menurut para ahli tersebutΒ dapat penulis simpulkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan dalam mencari peluang untuk dapat menciptakan atau menemukan hal yang baru untuk mendapatkan sebuah keuntungan. Sedangkan usaha sesunggunya (real Business) adalah samudra luas yang digeluti seorang wiruasaha, dia tidak mengenal jalan pintas, apalagi cara-cara cepat menjadi kaya (Kasali, dkk. 2010)

Kualitas Pelayanan (skripsi dan tesis)

Dalam menghadapi persaingan antar rumah sakit (perusahaan) yang semakin ketat, maka rumah sakit bersaing untuk memikat agar para pelanggannya tetap loyal dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan rumah sakit yang diberikannya. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian penting adalah kualitas layanan yang diberikan oleh rumah sakit. Kualitas layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service dan perceived service. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berpikir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. (Isbandono, 2009). Baik buruknya kualitas layanan menjadi tanggung jawab seluruh bagian organisasi perusahaan. Total Quality Control merupakan syarat utama dalam bersaing dan bertahan. Total Quality Control (TQC) menjadi tanggung jawab semua orang dalam organisasi dalam rangka menciptakan kualitas layanan, sehingga pada akhirnya pelanggan akan memperoleh tawaran pelayanan dengan kualitas yang tinggi. Pada hakikatnya TQC merupakan bagian dari visi strategi manajemen kualitas (Rusdarti, 2004).

Lovelock dan Wright (2008) menyatakan kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi konsumen. Sedangkan Tjiptono (2007) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan. Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian dibandingkannya. Lovelock dan Wright (2008) menjelaskan bahwa konsumen akan menilai kualitas jasa melalui lima dimensi pelayanan sebagai tolok ukurnya. Kelima dimensi tersebut yaitu : 1. Keberwujudan (Tangible), adalah sesuatu yang tampak atau nyata yaitu penampilan para pegawai dan fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan. 2. Kehandalan (Reliability) merupakan kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen. 3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu konsumen dalam memberikan pelayanan tepat waktu. 4. Jaminan (Assurance), yaitu pengetahuan dan kesopansantunan serta kepercayaan dari pegawai. Dimensi jaminan memiliki ciri-ciri kompensasi untuk memberikan pelayanan, sopan, dan memiliki sifat respek terhadap konsumen. 5. Empati (Empathy), adalah memberikan perhatian individu secara khusus. Dimensi empati ini memiliki ciri-ciri kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan, dan perasaan konsumen.

Loyalitas (skripsi dan tesis)

Pada dasarnya setiap perusahaan yang melakukan program kualitas pelayanan maka akan menciptakan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang memperoleh kepuasan dalam pelayanan merupakan modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Menurut Tjiptono (2007) setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan akan memperoleh beberapa manfaat pokok yaitu reputasi perusahaan yang makin positif dimata pelanggan dan masyarakat, serta dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan yang memungkinkan bagi perusahaan, meningkatkan keuntungan, harmonisnya hubungan perusahaan dengan pelanggannya, serta mendorong setiap orang dalam perusahaan untuk bekerja dengan tujuan yang lebih baik. Hurriyanti (2005) menyatakan loyalitas merupakan maninfestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan rasa aman, dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attatchment. Sedangkan loyalitas dalam the oxford english dictionary adalah : a strong feeling of support, and allegience; a person showing firm and constant support dari definisi tersebut terdapat kata strong feeling artinya kedalaman perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan menentukan keeratan serta loyalitas pelanggan. Kertajaya (2005) mendefinisikan loyalitas sebagai perilaku pelanggan yang melakukan pembelian ulang (repeat), mereferensikan produk atau jasa yang digunakan kepada orang lain (revere) dan bersikap kebal terhadap godaan produk lain ( immune ). Konsep lain mengenai loyalitas pelanggan menyebutkan bahwa konsep loyalitas lebih mengarah pada perilaku (behavior) dibandingkan dengan sikap (attitude) dan seseorang pelanggan loyal memperlihatkan perilaku pembelian yang dapat diartikan sebagai pola pembelian yang teratur dan dalam waktu yang lama, yang dilakukan oleh unit-unit pembuat atau pengambil keputusan (Griffin, 2005).

Lebih lanjut Grifin (2005) menyatakan bahwa ciri-ciri pelanggan yang memiliki loyalitas tinggi adalah: 1. Memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi 2. Tidak mudah beralih 3. Melakukan rekomendasi dari mulut ke mulut 4. Menyampaikan keluhan yang dirasakan (kritik dan saran) 5. Pembelaan Griffin (2005) juga menyatakan bahwa keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal terhadap barang dan jasa, antara lain : 1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen baru lebih mahal). 2. Mengurangi biaya transaksi seperti biaya negosiasi kontrak, pemprosesan, pesanan dan lain-lain. 3. Mengurangi biaya turn over konsumen karena penggantian konsumen yang lebih sedikit. 4. Meningkatkan penjualan silang yang akan meningkatkan pangsa pasar. 5. Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka puas. 6. Mengurangi biaya kegagalan seperti biaya penggantian. Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi perusahaan, dan untuk mengetahui pelanggan yang loyal perusahaan harus mampu menawarkan produk atau jasa yang dapat memenuhi harapan pelanggan serta dapat memuaskan pelanggannya. apabila pelanggan melakukan tindakan pembelian secara berulang dan teratur maka pelanggan tersebut adalah pelanggan yang loyal. Untuk menjadi pelanggan yang loyal seorang kosumen harus melalui beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi konsumen loyal dan klien perusahaan. Menurut Griffin (2005), pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Dari berbagai teori diatas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan setelah mengalami pelayanan yang dinyatakan dalam perilaku untuk menggunakan jasa pelayanan tersebut dan mencerminkan adanya ikatan jangka panjang antara perusahaan dan pelanggan

Langkah Analisis Jalur (skripsi dan tesis)

Langkah-langkah menguji analisi jalur sebagai berikut (Kuncoro, 2008, p116-

117):

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambar diagram jalur lengkap tentukan sub-sub struktural dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang

diajukan.Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel eksogen(τ€œΊτ€¬΅danτ€œΊτ€¬Ά).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

5. Mencari besar kontribusi bersama atau koefisien determinasi (KD) dengan

mengalikan Rsquare dengan 100%.

6. Meringkas dan menyimpulkan

Prinsip Dasar Dalam Analisis Jalur (skripsi dan tesis)

Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam

analisis jalur diantaranya ialah (Kuncoro, 2008, p2-3):

1. Hubungan antar variabel adalah bersifat adaptif dan bersifat normal.

8

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang

berbalik.

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio.

4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel

5. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran validitas

dan reliabilitas) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara

langsung.

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori

yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang

mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

Analisis Jalur (skripsi dan tesis)

Analisis jalur atau juga dikenal dengan sebutan path analysis dikembangkan

pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika bernama Sewall Wright

(Kuncoro, 2008, p1). Bohrnstedt (Kusnendi, 2005, p1) mengartikan analisis jalur sebagai

β€œa technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a

dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized

causal asymetric relation among variables.”

Sedangkan tujuan utama analisis jalur adalah

β€œa method of measuring the direct influence along each separate path in such a

system and thus of finding the degree which variation of a given effect is determined by

each particular cause.”

Jadi analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Manfaat dari model analisis jalur adalah untuk menjelaskan fenomena yang

diteliti, memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X),

faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan

terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalurjalur)

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dan pengujian model

menggunakan metode trimming

Analisis jalur atau juga dikenal dengan sebutan path analysis dikembangkan

pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika bernama Sewall Wright

(Kuncoro, 2008, p1). Bohrnstedt (Kusnendi, 2005, p1) mengartikan analisis jalur sebagai

β€œa technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a

dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized

causal asymetric relation among variables.”

Sedangkan tujuan utama analisis jalur adalah

β€œa method of measuring the direct influence along each separate path in such a

system and thus of finding the degree which variation of a given effect is determined by

each particular cause.”

Jadi analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Manfaat dari model analisis jalur adalah untuk menjelaskan fenomena yang

diteliti, memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X),

faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan

terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalurjalur)

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dan pengujian model

menggunakan metode trimming

Citra RUmah Sakit (skripsi dan tesis)

Peran citra sangat memengaruhi keberhasilan kegiatan suatu lembaga seperti rumah sakit. Citra perusahaan yang positif, akan membantu dalam era kondisi persaingan saat ini. Menurut Zeitham, (1996) dikutip oleh Puspita, (2009) menyatakan citra perusahan yang baik merupakan asset bagi kebanyakan perusahaan, karena citra dapat berdampak kepada kualitas, nilai dan kepuasan. Citra tidak dapat dicetak seperti membuat barang di pabrik, akan tetapi citra ini adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya yang mempunyai landasan pada segi pelayanan (Alma, 2005). Menurut Andreassen (1998) dalam Puspita (2009) menyatakan citra perusahan dapat diidentifikasi sebagai suatu faktor untuk mengevaluasi jasa dan perusahaan secara keseluruhan. Evaluasi secara keseluruhan terhadap perusahaan diukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu: (1) pendapat keseluruhan perusahaan, (2) pendapat mengenai kontribusi perusahaan untuk masyarakat dan (3) kesukaan terhadap perusahaan. Sutojo (2004) mengatakan citra masyarakat terhadap perusahaan didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: 1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran. 2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realitas. 3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 4. Citra yang ditonjokan mudah dimengerti kelompok sasaran. 5. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana untuk mencapai tujuan usaha. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut: (1) daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, (2) menjadi perisai selama masa krisis, (3) menjadi daya tarik eksekutif handal, (4) meningkatkan efektifitas strategis pemasaran, dan (5) penghematan biaya operasional. Menurut Goonroos (2000) pengalaman dalam menggunakan jasa merupakan sebuah fungsi dari dua dimensi yaitu Technical quality dan functional. Dua model dimensi kualitas jasa tersebut menentukan citra perusahan, hal ini karena adanya pengaruh pelanggan akan kualitas jasa tersebut. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Cooper (1994) yang dikutip oleh Lita (2004) bahwa pelayanan kesehatan dimiliki dan diberikan kepada pengguna jasa oleh suatu institusi seperti rumah sakit akan berpengaru pada citra rumah sakit tersebut

Ukuran-ukuran Kepuasan Pasien (skripsi dan tesis)

Menurut Pohan (2006) kepuasan pasien dapat diukur dengan beberapa indikator, indikator-indikator tersebut diantaranya: 1. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan, hal ini dinyatakan oleh sikap dan pengetahuan tentang sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan tempat saat dibutuhkan, kemudahan dalam memperoleh layanan kesehatan, serta sejauhmana pasien mengerti bagaimana sistem pelayanan kesehatan itu bekerja. 2. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar manusia. Hal ini ditentukan dengan malakukan pengukuran sejauh mana ketersedian layanan rumah sakit menurut penilaian pasien, persepsi tentang perhatian dokter atau profesi layanan kesehatan lainnya, tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter, tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnos, dan sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat dokter atau profesi layanan kesehatan lainnya. 3. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan, hal ini ditentukan oleh sikap terhadap fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan, sistem perjanjian termasuk waktu menunggu serta sifat keuntungan dan layanan kesehatan yang ditawarkan. Menurut Sabarguna (2008) pengukuran kepuasan pasien meliputi 4 (empat) aspek, keempat aspet tersebut adalah: a. Kenyamana, meliputi: lokasi rumah sakit, kenyamanan ruang, makanan, peralatan ruang, dan kebersihan rumah sakit. b. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit, meliputi: keramahan, komunikatif, responatif, suportif, dan cekatan. c. Kompetensi teknis petugas, meliputi: keberanian bertindak, pengalaman, gelar, terkenal, dan kursus. d. Biaya, meliputi: mahalnya pelayanana, ada tidaknya keringanan, kemudahan proses. Pengukuran kepuasan pasien menunjukan bahwa upaya untuk mengukur tingkat kepuasan pasien tidaklah mudah, karena upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien akan berhadapan dengan suatu kendala kultur, yaitu terdapatnya suatu kecenderungan masyarakat yang tidak mau mengemukakan kritik, apalagi terhadap fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah, hal ini disebabkan sebagian besar fasilitas layanan kesehatan yang digunakan oleh masyarakat dari golongan strata bahwa (Pohan, 2006). Pohan (2003) juga mengemukakan ketidakmudahan pengukuran kepuasan pasien dikarenakan layanan kesehatan tidak mengalami semua perlakuan yang dialami pasar biasa. Dalam layanan kesehatan, pilihan-piihan yang ekonomis tidak jelas. Pasien tidak mungkin atau sulit mengetahui apakah layanan kesehatan yang didapatinya optimal atau tidak. Apabila fasilitas layanan kesehatan dianggap produsen suatu layanan kesehatan, akan dijumpai suatu rentetan dari struktur dan proses. Didalam struktur terdapat gedung, peralatan, obat, profesi layanan kesehatan, prosedur, kebijaksanaan dan organisasi. Proses akan menyangkut penyelenggara pelayanan itu sendiri. Keluaran akan menghasilkan sesuatu untuk kepentingan pasien dan penyelenggara dari layanan kesehatan itu sendiri.

Pengertian Kepuasan Pasien (skripsi dan tesis)

Menurut Pohan (2006) kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan seseorang atau masyarakat setelah membandingkan hasil yang dirasakan dengan harapannya. Apabila hasil yang dirasakan sama atau melebihi harapannya maka akan timbul perasaan puas, sebaliknya akan timbul perasaan kecewa atau ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan. Kepuasan adalah reaksi emosi terhadap kualitas pelayanan yang dirasakan dan kualitas pelayanan yang dirasakan merupakan pendapat menyeluruh atau sikap yang berhubungan dengan keutamaan pelayanan. Dengan kata lain kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan yang dipandang dari kepentingan konsumen dalam hal ini adalah pasien (Anjaryani, 2009). Oliver (1997) dikutip oleh Koentjoro (2007) menyatakan kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhinya kebutuhan dan harapan. Hal tersebut merupakan penilain pelanggan terhadap pelayanan, yang merupakan cerminan tingkat kenikmatan yang didapatkan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan, termasuk didalamnya tingkat pemenuhan yang kurang atau tingkat pemenuhan yang melebihi kebutuhan dan harapan. Setiap pasien memiliki standar pembanding untuk menilai pelayanan yang diterimanya. Hasil penilai tersebut menunjukan persepsi apakah kebutuhan dan harapan dipenuhi atau tidak, yang akan menghasilkan kepuasan atau ketidakpuasan. Ungkapan dari rasa kepuasan atau ketidakpuasan dapat berupa tindakan untuk membeli kembali, memberikan pujian, mengajukan komplain, atau menceritakan apa yang dialaminya kepada orang lain. Kepuasan pasien terbentuk dari penilain pasien terhadap kualitas/mutu, kinerja hasil, dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh dari produk atau pelayanan yang diterima (Koentjoro, 2007). Dengan demikian, kepuasan terjadi karena penilaian terhadap manfaat serta kenikmatan yang diperoleh lebih dari apa yang dibutuhkan atau dihatapkan

Dimensi Pengukuran Kualitas Pelayanan Rumah Sakit (skripsi dan tesis)

Menurut Zeithaml dan Berry (1988) dikutip oleh Tjiptono (2005) mengemukakan ada 5 (lima) dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Beberapa dimensi tersebut diantaranya: 1. Kehandalan (Reliablility), berkaitaan dengan kemampuan rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan akurat, segera dan sesuai dengan waktu yang disepakati. 2. Daya tanggap (Responsiveness), berkaitan dengan kesedian dan kemampuan para staff untuk membantu pasien dan memberikan palayanan dengan tanggap. 3. Keyakinan (Assurance), berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan, keterampilan staff dalam menangani setiap palayanan yang diberikan sehingga mampu menunbuhkan kepercayaan dan rasa aman pada pasien. 4. Kepedulian (Empathy), berkaitan dengan rumah sakit bertindak demi kepentingan pasien, seperti kemudahan dalam melakukan hubungan komunitas yang baik, perhatian, memahami kebutuhan pasien. 5. Bukti fisik (Tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan yang tersedia, material yang digunakan rumah sakit serta penampilan karyawan. Gronroons (2000) memaparkan tiga dimensi utama atau faktor yang dipergunakan konsumen dalam menilai kualitas, ketiga dimensi tersebut diantaranya Outcome-Related (Technical quality), Process-Related (Fungtional Quality), dan Image-Related Dimentions. Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan sebagai berikut: 1. Professionalism and skill, yaitu merupakan outcome-related, dimana pelanggan menganggap bahwa penyedian jasa, para karyawan, sistem operasional dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara professional. 2. Attitudes and behavior yaitu merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa karyawan dalam memberikan pelayanan selalu memperhatikan mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan senang hati. 3. Accessibility and flexibility merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa penyedin jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengakesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan. 4. Reliability and trustworthiness merupakan process related. Pelanggan meyakini apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistem dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan. 5. Service recovery merupakan process related. Pelanggan meyakini bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat. 6. serviscape merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa kondisi fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung pengalaman positif atas proses jasa. 7. Reputation and credibility merupakan image related. Pelanggan menyadari bahwa bisnis penyedia jasa dapat dipercaya

Pengertian Kualitas pelayanan Rumah Sakit (Skripsi dan tesis)

Goesth dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2004) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Defenisi kualitas jasa atau kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Tjiptono (2004) menyatakan kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia pelayanan, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati pelayanan perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas pelayanan. Menurut Nasutioan (2004) yang dikutip oleh Elisa (2007) ada 2 (dua) faktor utama yang memengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service dan perceived sevice,dimana apabila pelayanan yang dirasakan atau diterima (perceived service) sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, begitu pula sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Pohan (2003) menyatakan palayanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu pelayanan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien maupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang satu pihak dapat minimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggraanya sesuai dengan standart dan kode profesi yang telah ditetapkan

Klasifikasi Rumah Sakit (skripsi dan tesis)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, berdasarkan pembedaan tingkat menurut kemampuan unsur pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, ketenagaan, fisik dan peralatan, maka rumah sakit pemerintah pusat atau daerah diklasifikasikan menjadi: a. Rumah sakit kelas A, adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialitik luas. b. Rumah sakit kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialialistik dan subspesialistik luas. c. Rumah sakit kelas C, adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. d. Rumah sakit kelas D, adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit (skripsi dan tesis)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Palayanan kesehatan secara paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Fungsi utama rumah sakit adalah memberikan pelayanan kepada pasien-diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik bersifat bedah maupun non bedah (Tjandra, 2003). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi: a. Penyelenggraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melaui pelayanan kesehatan yang paripurna c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan

Definisi Rumah Sakit (skripsi dan tesis)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit berasal dari kata latin hospitium yang berarti suatu tempat tamu diterima. Menurut Anjaryani, 2009 defenisi rumah sakit terdiri dari: a. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran terselenggara. b. Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diaqnosis serta pengobatan penyakit yang diderita pasien. c. Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan lainnya terselenggara. d. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Menurut Pohan (2006) Rumah sakit merupakan tempat penyelenggara layanan kesehatan menyeluruh yang dipadukan dengan penggunaan penemuan teknologi kedokteran keperawatan terkini, Dengan demikian rumah sakit menjadi tumpuan harapan manusia untuk dapat hidup sehat. Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan kesehatan optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan (Soejitno ,2002)

Selain itu juga dipengaruhi faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang memengaruhi penyelenggaran pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang paling terpenting adalah kebijakan, organisasi dan manejemen institusi kesehatan tersebut (Puspita, 2009)

Asumsi-asumsi Path Analysis (skripsi dan tesis)

Menurut Sarwono (2012) asumsi-asumsi pada Path Analysis adalah sebagai berikut : 1. Adanya linieritas (Linierity) artinya hubungan antar variabel bersifat linier. 2. Adanya aditivitas (Aditivity) artinya tidak ada efek-efek interaksi. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala interval dan rasio. 4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkolerasi dengan salah satu variabel dalam model. 5. Disturbance terms (gangguan) atau variabel residual tidak boleh berkolerasi dengan semua variabel endogen dalam model. 6. Terdapat multikolinieritas yang rendah, artinya dua atau lebih variabel bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang sangat tinggi maka akan mendapatkan standar error yang besar dari koefisien beta (ß) yang digunakan untuk menghilangkan varian biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial. 7. Adanya rekursivitas artinya semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh pemutaran kembali (looping) 8. Spesifikasi model sangat diperlukan untuk menginterprestasi koefisien-koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikelurkan dalam model, semua koefisien jalur akan mereflesikan kovarian bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak dapat diinterprestasi secara tepat dalam kaitanya dengan akibat langsun maupun tidak langsung. 9. Terdapat masukan korelasi yang sesuai, artinya jika menggunakan matriks korelasi sebagai masukan maka korelasi person digunakan untuk dua variabel skala interval. 10. Terdapat ukuran sampel yang memadai minimal 100. 11. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 12. Obseverved variabels diukur tampa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliabel artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 13. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relavan. artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang diteliti. Model Path Analysis berbeda dengan model regresi. Perbedaan tersebut terletak pada pola hubungan yang diinginkan. Model regresi digunakan untuk meramalkan atau menduga nilai sebuah variabel responden Y atas dasar nilai tertentu beberapa variabel prediktor X1; X2; …..,Xk atau pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1; X2; …..,Xk terhadap sebuah variabel akibat Y, baik pengaruh yang langsung secara individu maupun bersaman. Telaah statistik menyatakan bahwa untuk peramalan / pendugaan niali Y atas dasar nilai-nilai X1; X2; …..,Xk, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, pola yang tepat adalah model struktural (Kuncoro, 2007). Sacara matematik, Path Analysis mengikuti pola model struktural. Model struktural yaitu apabila setiap variabel terikat/endogen (Y) keadaanya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas/eksogen (X).

Model Path Analysis (skripsi dan tesis)

Ada beberapa model Path Analysis yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Menurut Sunyoto, 2011 model Path Analysis tersebut diantaranya:

1. Model Regresi Berganda (model analisis satu jalur) Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel eksogen, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogen

Model

2. Mediasi Model mediasi atau perantara yaitu dimana variabel Y memodifikasi variabel X terhadap variabel Z

3. Model Kombinasi Model kombinasi adalah kombinasi antara model regresi berganda dan model mediasi. Maksudnya variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan sacara tidak langsung memengaruhi variabel Z melalui variabel Y

4. Model Kompleks Model kompleks yaitu variabel X1 memengaruhi secara langsung Y2 dan melalui variabel X2 secara tidak langsungmemengaruhi Y2, sementara variabel Y2 juga dipengaruhi oleh Y

Istilah-istilah dalam Path Analysis (skripsi dan tesis)

Dalam metode Path Analysis ada beberapa istilah yang digunakan, istilah-istilah tersebut antara lain (Sarwono, 2007) : 1. Model jalur. Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan tergantung. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab–akibat antara variabel-variabel exogenous atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variabel residue) dengan semua variabel endogenous masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel exogenous. 2. Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan. meliputi pertama jalur-jalur arah dari anak-anak panah menuju ke variabel tersebut dan kedua jalur-jalur korelasi dari semua variabel endogenous yang dikorelasikan dengan variabel-variabel yang lain yang mempunyai anak panah-anak panah menuju ke variabel yang sudah ada tersebut. 3. Variabel exogenous ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eskplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut. Dalam istilah lain, dapat disebut pula sebagai independen variabel. 4. Variabel endogenous. Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anakanak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model diagram jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju kearahnya. Atau dapat disebut juga sebagai variabel dependen. 5. Koefesien jalur / pembobotan jalur. Koefesien jalur adalah koefesien regresi standar atau disebut β€˜beta’ yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel penyebab, maka koefesienkoefesien jalurnya merupakan koefesien-koefesien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks korelasi sebagai masukan. 6. Mediasi. Mediasi ialah perantara yang berfungsi sebagai variabel endogenous pertama terhadap variabel sebelumnya (variabel axogenous) dan sebagai variabel exogenous terhadap variabel endogenous kedua, atau variabel yang secara teoritis memengaruhi hubungan antar variabel independent dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan di ukur. Dalam urutan posisi diagram jalur berada pada antara dua variabel dimana pengaruh tidak langsung akan diukur. 7. Total effect. Pengaruh tidak langsung dari satu variabel exogenous melalui variabel endogenous perantara menuju ke variabel endogenous kedua. 8. Direct effect. Pengaruh langsung dari suatu variabel exogenous menuju variabel endogenous. 9. Pengaruh gabungan. Pengaruh dari semua variabel exogenous terhadap satu variabel endogenous yang dikenal dengan nilai r2 . 10. Pengaruh parsial. Pengaruh setiap variabel exogenous masing-masing terhadap satu variabel endogenous

Manfaat Path Analysis (skripsi dan tesis)

Manfaat dari model Path Analysis sebagai berikut (Kuncoro, 2007) : 1. Menjelaskan explanation terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti. 2. Memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan memprediksi dengan Path Analysis ini bersifat kualitatif. 3. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel (X) terhadap variabel terikat (Y). 4. Pengujian model

Tujuan Path Analysis (skripsi dan tesis)

Menurut Sarwono, 2012, tujuan menggunakan Path Analysis diantaranya adalah: 1. variabel tetentu terhadap variabel lain yang dipengaruhinya. 2. Menghitung besarnya pengaruh satu variabel Melihat hubungan antar variabel dengan didasarkan pada model apriori. 3. Menerangkan mengapa variabel-variabel berkorelasi dengan menggunakan suatu model yang berurutan secara temporer. 4. Menggambarkan dan menguji suatu model matematis dengan menggunakan persamaan yang memadai. 5. Mengidentifikasi jalur penyebab suatu independen exogenous atau lebih terhadap variabel dependen endogenous lainnya

Pengertian Path Analysis (skripsi dan tesis)

β€œPath Analysis ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya memengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993 dikutip oleh Widaryano, 2005). Sedangkan definisi lain mengatakan: β€œPath Analysis merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” (Paul Webley 1997 dikutip oleh Sarwono 2007). David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan Path Analysis sebagai β€œModel perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003 dikutip oleh Sunyoto 2011). Menurut Kuncoro, 2007, teknik Path Analysis adalah teknik yang digunakan dalam menguji besarannya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2,dan X3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z

Sejarah Path Analysis (skripsi dan tesis)

Path Analysis atau juga dikenal dengan sebutan analisis jalur dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika bernama Sewall Wrigh. mengartikan Path Analysis sebagai β€œ a technique for estimating the effect’s a set independents variabels has on a dependents variabel from a set correlation, given a set of hypothesized causal asymmetric relation among variabels” (Kuncoro, 2007). Teknik-teknik yang dikembangkan Sewall Wrigh merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa inteprestasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, Path Analysis mempunyai kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab akibat tampa memanipulasi variabel-variabel. Manipulasi variabelveriabel maksudnya ialah memberi perlakuan (treatment) terhadap variabel-variabel tertentu dalam pengukurannya. Asumsi dasar model ini ialah beberapa variabel sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat satu dengan lainya (Sarwono, 2007)

Hubungan antara keunggulan bersaing dengan kinerja pemasaran (skripsi dan tesis)

Perusahaan perlu mendapatkan sejauh mungkin segala sesuatu mengenai pesaingnya.Perusahaan harus terus-menerus membandingkan produk, harga, saluran dan promosi miliknya dengan milik pesaingnya. Dengan cara ini perusahaan akan menemukan kekurangan dan keunggulan kompetitif yang ada, dan dapat melakukan kampanye yang kuat terhadap pesaing dan bila perlu menyiapkan pertahanan yang kuat terhadap aksi pesaing (Ginting,2012). Bersaing melalui inovasi diterapkan oleh perusahaan yang percaya pada percobaan dan pengambilan resiko akan meningkatkan peluang-peluang produk untuk berhasil (Jajat Kristanto, 2011). Penelitian oleh Alimudin (2011) yang berjudul β€œPengaruh Orientasi Wirausaha terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dan Kinerja Pemasaran usaha kecil sektor perdagangan” menyatkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemasaran

Hubungan antara inovasi produk dengan keunggulan bersaing (skripsi dan tesis)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah memaksa perusahaan untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk-produk inovatif. Inovasi akan semakin memiliki arti penting bukan saja sebagai suatu alat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melainkan juga untuk unggul dalam persaingan. Apabila perusahaan/industri memiliki daya saing yang kompetitif akan mudah untuk menguasai pasar. Sehingga keunggulan bersaing sangat penting dimiliki oleh perusahaan/industri. Penelitian Sismanto (2006) menyatakan bahwa semakin tinggi Inovasi yang dilakukan maka akan semakin tinggi keunggulan bersaing. Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan/industri memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan/industri karena mampu meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan/industri. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Hubungan variabel inovasi terhadap keunggulan bersaing juga ditunjang oleh penelitian Dewi (2006) yang mengatakan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing

Hubungan antara Orientasi kewirausahaan dengan keunggulan bersaing (skripsi dan tesis)

Orientasi kewirausahaan memiliki keterkaitan dengan pencarian peluang, keberanian mengambil resiko serta keputusan bertindak para pemimpin organisasi (Knight, 2004). Orientasi kewirausahaan merupakan sistem nilai perusahaan yang nantinya menentukan arah gerak atau strategi perusahaan. Penelitian Djodjobo dan Tawas (2014) yang berjudulβ€œ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran usaha nasi kuning di kota manado” menyatakan bahwa semakin tinggi orientasi kewirausahaan yang dilakukan maka akan semakin tinggi keunggulan bersaing. Orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh perusahaan/industri memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan/industri karena mampu meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan/industri. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan

Hubungan antara inovasi produk dengan kinerja pemasaran (skripsi dan tesis)

Inovasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup suatu usaha. Kelangsungan hidup usaha juga ditentukan dari kinerja pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan atau industri tersebut. Sehingga untuk menunjang kinerja pemasaran dapat pula dengan melakukan inovasi produk. Djodjobo dan Tawas (2014) dalam penelitiannya yang berjudul β€œ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran usaha nasi kuning di kota manado” yang menyatakan bahwa Inovasi Produk berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran. menurut Massie dan Ogi (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. BPR Prisma Dana Amurang menyatakan bahwa Inovasi Produk berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran. penelitian Fahmi (2017) yang berjudul Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran ( Studi Pada Industri Rotan Kecil dan Menengah di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo) menyatakan bahwa Inovasi Produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Pemasaran

Hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja pemasaran (skripsi dan tesis)

Orientasi pasar merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran. Karena setiap diskusi orientasi pasar menekankan pada kemampuan perusahaan mempelajari tentang pelanggan, pesaing, terus-menerus berpikir dan bertindak atas kejadian dan kecenderungan sekarang serta prospek pasar. Dalam penelitian Mega Usvita yang berjudul pengaruh orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar terhadap kinerja perusahaan melalui keunggulan bersaing sebagai variabel intervening. Porter (2008) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam market place yang sama. Dalam penelitian Setyawati, dkk (2013) yang berjudul pengaruh orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar terhadap kinerja perusahaan melalui keunggulan bersaing dan persepsiΒ  ketidakpastian lingkungan sebagai prediksi variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasannya hubungan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja adalah tidak signifikan. Penelitian Alimudin (2011) membuktikan bahwa orientasi wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan dan kinerja pemasaran

Keunggulan bersaing (skripsi dan tesis)

Menurut Djodjobo dan Tawas (2014) Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa (Barney, 2010). Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha (Saiman, 2014). Keunggulan bersaing dianggap sebagai keuntungan dibanding kompetitor yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada konsumen dibanding penawaran kompetitor (Kotler et al, 2012). Keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai unggul dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya (George dan Vickery, 2004). Proses pengembangan produk baru akan mempengaruhi keunggulan bersaing produk yang dihasilkan dalam (Sismanto, 2006). 20 Indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing (Sismanto, 2006) adalah: a) Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan sehingga membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran. b) Kualitas produk adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan c) Harga Bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran

Inovasi Produk (skripsi dan tesis)

Inovasi produk, yang menghasilkan barang atau jasa baruan atau perbaikan dari yang telah ada dan Inovasi proses, yang menghasilkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu proses (Widarti, 2011). Kotler (2012) mendefinisikan inovasi produk sebagai gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Inovasi menurut Utaminingsih (2016) didefinisikan sebagai penerapan gasasan, produk atau proses yang lebih baru. Hurley dan Hult sendiri mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Konsep inovasi dibedakan menjadi tiga yaitu, inovasi organisasi (organisational innovation), tingkat inovasi (innovativeness) dan kemampuan untuk inovasi (capasity to innovate).

1. Tingkat inovasi organisasi (organisasional innovativeness) adalah tingkat dimana pengembangan dan implementasi gagasan yang mewakili kapabilitas perusahaan.

2. Tingkat inovasi (innovativeness) lebih merupakan aspek budaya organisasi yang mencerminkan tingkat keterbukaan terhadap gagasan baru.

3. Kemampuan untuk inovasi (capasity to innovate) adalah kemampuan organisasi untuk mengadopsi atau mengimplementasikan gagasan baru, proses dan produk baru. Perusahaan/industri mengalami dilema jika mereka tidak melakukan inovasi, perushaanakan mati. Inovasi masih tetap lebih aman daripada hanya diam.

Menurut Utaminingsih (2016) inovasi merupakan cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk-produk baru organisasi perpaduan berbagai aspek inovasi tersebut pada gilirannya membentuk arena inovasi. Menurut Freeman (2004) menganggap inovasi sebagai upaya dari perusahaan melalui penggunaan teknologi dan informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk yang baru untuk industri, dengan kata lain 18 inovasi adalah modifikasi atau penemuan ide untuk perbaikan secara terusmenerus serta pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pervaiz K. Ahmed and Charles D. Shepherd, (2010) inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Cynthia dan Hendra (2014) mengungkapkan bahwa inovasi produk ialah nilai tambah dibanding produk yang sama sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan didalam pasar. Inovasi dapat dipisahkan menjadi tiga indikator yaitu, perluasan produk, peniruan produk, dan produk baru.

Menurut (Amabile et al. 2007) inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru. Inovasi juga didefinisiskan sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatif perusahaan. Peneliti menyimpulkan inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Dari definisi yang telah dikemukakan diatas menurut (Lukas dan Ferrel, 2004) terdapat tiga dimensi untuk mengukur variabel inovasi produk yaitu, 19 perluasan produk, peniruan produk, dan produk baru, sehingga tiga dimensi tersebut dapat dijadikan sebagai indikator peneliatian

Memberdayakan Orang-orang Dalam Mencapai Visi Bersama (skripsi dan tesis)

Dalam tahapan ini orang-orang terlibat dalam penentuan, kepemilikan, dan pelaksanaan dari visi bersama; tanggung-jawab terdistribusi dekat kepada pengambilan keputusan sehingga orang-orang termotivasi untuk belajar dalam rangka memenuhi tanggung jawab mereka (Marsick dan Watkins, 2008). Xue, Bradley, Liang (2011) menemukan adanya hubungan langsung antara kepemimpinan yang memberdayakan dengan perilaku berbagai pengetahuan. Menurut Arnold, Arad, Rhoades, and Drasgrow (2000) dalam Xue, et.al (2011) ada lima dimensi kepemimpinan yang memberdayakan : 1. Memimpin dengan contoh, merujuk pada perilaku yang menunjukkan komitmen pemimpin terhadap pekerjaannya dan pekerjaan anggota kelompoknya 2. Pelatihan, merujuk pada perilaku yang mendidik anggota kelompok dan menolong mereka menjadi mandiri 3. Pengambilan keputusan yang partisipatif, merujuk pada penggunaan informasi dari anggota kelompok oleh pemimpin dan masukan untuk pengambilan keputusan 4. Menunjukkan perhatian, merujuk pada perilaku yang menunjukkan penghargaan kepada kerja baik dari anggota kelompok 5. Menginformasikan, merujuk pada penyebaran informasi perusahaan oleh pemimpin seperti misi, falsafah, dan informasi penting lainnya.

Manajemen Pengetahuan dan Daya Saing Perusahaan (skripsi dan tesis)

Tujuan penerapkan konsep KM adalah untuk meningkatkan serta memperbaiki operasional perusahaan dalam mencapai keuntungan kompetitif. Selain itu, manajemen pengetahuan juga diterapkan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankan proses kerja serta menanamkan budaya berbagai pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja (Muttaqien, 2006). Melihat pentingnya pengetahuan dalam mencapai keunggulan kompetitif suatu organisasi, maka organisasi harus mampu mengelola pengetahuan yang melekat dalam diri SDM, pendekatan dalam proses pengelolaan pengetahuan tersebut lebih dikenal dengan nama knowledge management

Elemen Kunci Knowledge Management (skripsi dan tesis)

Bagi sebuah institusi, sukses mengimplementasikan KM tidak terlepas dari beberapa hal yang menjadi faktor kunci sukses. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Kumar (2002), menyatakan bahwa faktor kunci implementasi KM ialah: 1. Adanya komitmen yang tinggi untuk berubah 2. Personil dalam organisasi 3. Komunikasi dua arah dalam struktur manajemen hirarkis 28 4. Adanya pemahaman diantara para staf 5. Menjaga proses alur kerja dalam organisasi Sementara itu, tiga dimensi agar pelaksanaan KM berjalan dengan baik menurut Holsapple dan Joshi dalam Barnes (2002) yaitu: adanya sumber daya pengetahuan, adanya aktivitas KM yang berjalan di atas sumber daya tersebut, serta pengaruh KM yang memudahkan dan mendorong terwujudnya aktivitas ini. Dari sini dapat ditarik suatu sintesis bahwa ada tiga elemen kunci berkaitan dengan keberhasilan implementasi KM dalam suatu organisasi, yaitu: 1. Adanya sumber daya pengetahuan yang memadai 2. Adanya partisipasi aktif sumber daya manusia didalamnya untuk berbagi pengetahuan 3. Adanya sistem yang mendukung aktivitas berbagi pengetahuan.

Kultur Berbagi Pengetahuan (skripsi dan tesis)

Nonaka dalam Nonaka dan Takeuchi (2004) menjelaskan bahwa dalam sebuah organisasi yang telah memiliki kultur pengetahuan yang baik, tidak ada unit yang secara eksklusif memiliki tanggung jawab atas penciptaan pengetahuan. Semua orang didalamnya memainkan peran penting apakah seorang manajer senior, manajer menengah atau karyawan. Dalam organisasi yang berkultur pengetahuan, nilai atau value dari seseorang bukan ditentukan oleh posisinya dalam hirarki secara struktural organisasi, namun pada seberapa banyak ia memberikan kontribusi pengetahuan yang bernilai kepada organisasi. Nonaka dalam Nonaka dan Takeuchi (2004) juga menekankan bahwa tim-tim (dalam organisasi) memainkan peran utama dalam perusahaan yang menciptakan pengetahuan karena mereka menyediakan suatu suasana kebersamaan dimana individu dapat berinteraksi satu dengan lainnya dan memanfaatkannya dalam dialog yang berlangsung secara konstan sebagai tumpuan munculnya pemikiran yang efektif.

Konsep Pengetahuan (skripsi dan tesis)

KM merupakan salah satu faktor keunggulan aset pengetahuan atau knowledge capital yang kompetitif dari suatu institusi termasuk lembaga korporat dalam menjalankan roda kegiatannya sehari-hari. Telah banyak perusahaan besar sukses mengaplikasikan KM sehingga mereka menjadi salah satu perusahaan yang paling efisien dan produktif. Peneliti aplikasi KM dalam dunia bisnis, Nonaka, dalam Takeuchi dan Nonaka (2004) mengutarakan bahwa membuat pengetahuan seseorang agar dapat diketahui oleh orang lain merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan pencipta pengetahuan. Hal itu berlangsung secara kontinyu dan berlangsung di seluruh tingkatan dalam suatu organisasi. Menurut Nonaka dan Takeuchi (2004), pengetahuan memiliki keterkaitan dengan tiga hal. Pertama, pengetahuan menyangkut keyakinan (beliefs) dan komitmen (commitment). Kedua, pengetahuan menyangkut tindakan (action); dan ketiga, pengetahuan menyangkut pemahaman (meaning). Pengetahuan merupakan proses dinamis manusia dalam menetapkan keyakinan pribadi yang menuju pada “kebenaran”

Definisi Knowledge Management (skripsi dan tesis)

Secara sederhana KM dapat didefinisikan sebagai serangkaian proses penciptaan nilai dengan menggunakan knowledge-based assets. Dalam prakteknya, KM meliputi kegiatan pengidentifikasian serta pemetaan aset intelektual perusahaan, penciptaan pengetahuan baru sebagai competitive advantage, mempermudah dan memperbanyak aksesibilitas informasi korporasi, sharing best practices, serta pemanfaatan teknologi untuk memfasilitasi kegiatankegiatan tersebut. Barclay dan Murray (2002) mendefinisikan KM sebagai suatu aktivitas bisnis yang mempunyai dua aspek penting, yaitu memperlakukan komponen pengetahuan dalam aktivitas-aktivitas bisnis yang direfleksikan dalam strategi, kebijakan, dan berbagai praktek perusahaan secara keseluruhan. Membuat suatu hubungan langsung antara aset intelektual perusahaan baik yang eksplicit maupun tacit untuk mencapai tujuan perusahaan. KM adalah koordinasi yang terencana dan sistematis atas orang-orang, teknologi, proses, dan struktur organisasi dalam rangka memberikan nilai tambah melalui penggunaan ulang pengetahuan dan inovasi. Koordinasi ini dicapai melalui penciptaan, penyebaran, dan pengaplikasian pengetahuan dengan melalui pemberian pembelajaran (lessons learned) yang bernilai dan best practice ke dalam memori perusahaan untuk mendorong pembelajaran organisasiΒ  (organization learning), (Dalkir,2005). Bergeron (2003), mendefinisikan KM sebagai kemampuan untuk secara selektif memperoleh, mengarsipkan, dan mengakses best practice dari pengetahuan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan perkerjaan dari karyawan dan manajer untuk perilaku individu dan kelompok.

Perilaku Dan Peran Yang Dibutuhkan Dalam Memenangkan Persaingan (skripsi dan tesis)

Keunggulan bersaing (kompetitif) merupakan satu kunci sukses bagi perusahaan atau organisasi yang berada dalam lingkungan yang terus menerus mengalami perubahan secara cepat dalam kurun waktu yang semakin singkat atau berada dalam lingkungan persaingan yang ketat. Pada prinsipnya, konsep keunggulan bersaing yang dikemukakan oleh Porter merupakan esensi dari strategi bersaing (competitive strategy). Menurut Porter (2008), terdapat tiga strategi bersaing bagi perusahaan atau organisasi yang bertujuan menciptakan keunggulan bersaing atau competitive strategy. Ketiga strategi tersebut adalah : strategi inovasi (the innovation strategy), strategi peningkatan kualitas produk/jasa (the quality enhancement strategy), dan strategi pengurangan biaya (cost reduction). Bagi perusahaan atau organisasi agar mampu berhasil dalam mengimplementasikan strategi bersaing, maka diperlukan kesesuaian antara 25 strategi bersaingnya dengan karakteristik personel ataupun perilaku peran yang dibutuhkan

Strategi Perusahaan (skripsi dan tesis)

Agar perusahaan dapat menentukan jenis strategi yang tepat untuk diterapkan dalam perusahaan secara keseluruhan maka pihak manajemen dituntut untuk memahami kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam menerapkan suatu jenis strategi. Menurut Porter (2008), ada tiga strategi yang harus dipertimbangkan Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif yaitu :

1. Keunggulan biaya secara keseluruhan

Dengan strategi ini, perusahaan menjadi produsen dengan biaya produksi dan distribusi terendah dalam industrinya sehingga harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar. Sumber keunggulan biaya tersebut meliputi pengejaran economic of scale, teknologi milik sendiri, akses ke bahan mentah dan lain-lain. Sebuah perusahaan yang bisa mencapai dan mempertahankan seluruh keunggulan biaya, maka perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan dengan kinerja di atas rata-rata dalam industri, asalkan dapat menguasai harga atau dekat dengan rata-rata industri.

2. Diferensiasi

Kunci dari strategi diferensiasi yang berhasil adalah untuk menjadi unik dalam pandangan atau menurut nilai atau value yang ditetapkan oleh pelanggan. Yang menjadi pusat strategi ini adalah kemampuan untuk memahami keinginan pembeli. Adalah dengan menduduki posisi yang khusus di pasar. Keunggulan dengan diferensiasi bisa diperoleh dengan cara :

a. Produk dengan kualitas diatas rata-rata

b. Inovasi

c. Saluran distribusi

d. Membangun image/citra

3. Fokus

Di sini unit usaha memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit daripada mengejar pasar yang lebih besar. Perusahaan memahami kebutuhan segmen ini dan mengejar kepemimpinan biaya atau jenis diferensiasi dalam segmen sasaran.

Kondisi Persaingan Perusahaan (skripsi dan tesis)

Untuk memenangkan persaingan dalam bisnis, saat ini perusahaan harus memiliki strategi yang baik. Ada banyak pendapat mengenai strategi, salah satunya adalah pendapat Johnson dan Scholes (2003) yang mengatakan bahwa: Strategy is the direction and scope of an organization over the long term.. which achieves advantage for the organization through its configuration of resources within a challenging environment, to meet the needs of markets and to fulfill stakeholder expectations. Inti dari pendekatan ini adalah untuk mempertahankan bisnis jangka panjang perusahaan harus dapat menyelaraskan sumber daya yang dimiliki dengan pasar yang ingin dimasuki dan kondisi lingkungannya. Disamping itu perusahaan juga harus dapat bersaing untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen (stakeholder). Perusahaan yang melaksanakan strategi secara cepat dan akurat adalah perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing untuk memenangkan persaingan, seperti yang dikemukakan oleh Thompson dan Strickland (2003) : A business strategy is powerful if it produces a sizable and sustainable competitive advantage,. it is weak if it results in competitive disanvantage. Adapun sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi: finansial, fisik, manusia; intangible assets; structural-cultural assets. Dalam konteks bisnis, intangible assets oleh Kaplan dan Norton (2004) digambarkan sebagai : Knowledge that exists in an organization to create differential advantage or the capabilities of the company’s employees to satisfy customer needs. Manajemen strategik tradisional umumnya menerjemahkan strategi dalam bentuk product/market positioning.

SEM (Structural Equation Modeling) (Skripsi dan tesis)

SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006). 11 Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Santoso, 2011). Yamin (2009) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi).

Dua Kelompok Dalam SEM (skripsi dan tesis)

Secara teknis SEM dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM variance atau sering disebut Component Based SEM yang mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan kausalitas (sebab – akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan liniear prediktif antar variabel (Ghozali, 2008).

Langkah Dalam SEM (skripsi dan tesis)

Menurut Ghozali (2005), proses Structural Equation Modelling mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a. Konseptual Model Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis (berdasarkan teori-teori) sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten dengan variabel laten lainnya, dan juga dengan indikator-indikatornya.

b. Penyusunan Diagram Alur Tahap ini memudahkan dalam proses menvisualisasikan hipotesis yang telah kita ajukan dalam konseptualisasi model di atas.

c. Spesifikasi Model Spesifikasi model yaitu untuk menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi. Spesifikasi model berkaitan dengan pembentukan awal persamaan struktur sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini dilakukan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya.

d. Identifikasi Model Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk menentukan apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model. Nilai yang unik harus diperoleh untuk seluruh parameter dari data yang telah diperoleh sebelumnya.

e. Estimasi Parameter Berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu model estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. f. Penilaian Model Fit Berkaitan dengan uji kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini.

g. Modifikasi Model Setelah melakukan penilaian model fit, maka model penelitian diuji untuk menentukan apakah modifikasi model diperlukan karena tidak fitnya hasil yang diperoleh tahap pada tahapΒ  sebelumnya. Semua modifikasi harus berdasarkan teori yang mendukung

. h. Validasi Silang Model Tahap ini menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru. Validasi silang ini penting apabila terdapat modifikasi yang substansial yang dilakukan terhadap model asli yang dilakukan pada langkah sebelumnya.

Definisi Structural Equation Modelling (SEM) (skripsi dan tesis)

SEM merupakan suatu teknik statistika yang mampu menganalisis hubungan peubah laten, peubah indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Disamping hubungan kausal searah, metode SEM memungkinkan untuk menganalisi hubungan dua arah (Ghozali et al,2005). Konstruk laten adalah variabel-variabel yang tidak dapat diobservasi, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Pengamatan pada variabel laten melalui efek pada variabel-variabel terobservasi. Variabel terobservasi adalah indikator-indikator yang dapat diukur (Ghozali et al,2005). Dalam model SEM, konstruk laten berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu: variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah suatu variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain (atau disebut variabel independen didalam model regresi). Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain. Dalam model SEM, variabel endogen dapat berperan menjadi variabel independen apabila variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lain (Ghozali et al,2005)

Pengertian Data Kualitatif (Skripsi dan tesis)

Data Kualitatif (Irwanto, 2005) Data kualitatif mempunyai bentuk yang jelas, yaitu berupa: ’bahasa’ dan ’teks’. Walaupun demikian tidak dapat dipungkiri ada bentuk-bentuk ungkapan budaya dalam bentuk lainnya, seperti: gambar, simbol, dan praktek-praktek sosial. Data kualitatif tidak dapat direduksi menjadi angkaangka. Bahkan teks seringkali harus dimengerti dari keadaan-keadaan yang merupakan konteks dari data yang digambarkan tersebut. Penelitian kualitatif dikategorikan sebagai penelitian deduktif dan bersifat eksploratif–yaitu penelitian yang sedang mencari-cari, sehingga tidak bisa digunakan kaidah-kaidah statistik sebagai tolok ukur, karena datanya mempunyai pola yang tersebar/tidak ada pola secara matematis. Hal-hal yang dianalisis dalam data kualitatif, antara lain: (1) construction of meanings. Melakukan revalidasi dengan mencocokkan literatur yang dibaca; (2) categories. Melakukan cluster-cluster, seperti: kesepahaman, perbadaan pendapat, stigmatisasi, ekspresi kekecewaan/kema-ahan; (3) patterns; (4) relationships (termasuk kausalitas); contrasts (variations); dan (5) designations (power of subjects)

Analisis Dalam Kualitatif (skripsi dan tesis)

Miles dan Huberman mengingatkan bahwa data yang muncul dalam penelitian kualitatif berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, inti sari dokumen, pita rekaman), dan yang biasanya β€œdiproses” kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan),Β tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data β€œkasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya itu merupakan pilihan-pilihan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi

2. Penyajian Data / Display Data

Menurut Miles dan Huberman, alur terpenting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. β€œpenyajian” maksudnya sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti yakin bahwaenyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyaji sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari makna dari data-data yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada. Setiap kesimpulan yang ditetatpkan terus-menerus di verifikasi hingga diperoleh kesimpulan yang valid. 74 Telah dikemukakan tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi sebagai sesuatu yang jalinmenjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut β€œanalisis”

Validitas Dalam Kualitatif (skripsi dan tesis)

1. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan ini dimaksudkan untuk menemukan ciriciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan penelitian yang akan diteliti dan selanjutnya peneliti berupaya untuk memusatkan perhatian pada hal-hal tersebut secara rinci.68 Dalam hal ini berarti bahwa peneliti telah mengadakan pengamatan terlebih dahulu untuk menggali informasi yang akan dijadikan obyek penelitian dalam rangka mengumpulkan data untuk menyelesaikan tugas akhir. Sehingga peneliti juga bisa faham apa yang diteliti.

2 Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dilakukan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, mahasiswa, orang berada serta orang pemerintah.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Menurut Denzin dalam Sudarwan Danim, β€œtriangulasi adalah aplikasi studi yang menggunakan multimetode untuk menelaah fenomena yang sama”. Triangulasi adalah menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris. Dengan cara triangulasi sumber dan teori. Triangulasi sumber yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui key informan

Pengamatan (Observasi) (skripsi dan tesis)

Pengamatan (observasi) adalah suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. Atau alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala – gejala yang diteliti. Observasi merupakan pengamatan yang didasari oleh kegiatankegiatan pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean terhadap serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme (naturalistik), sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Pengamatan untuk memperoleh data dalam penelitian memerlukan ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terperinci pada apa yang dilihat.Β  Dengan menggunakan teknik pengumpulan data ini diharapkan nantinya akan diperoleh data yang lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam penelitian ini nantinya peneliti akan melihat kegiatan yang ada didalamnya untuk mendapat data yang selengkap-lengkapnya dan data yang dihimpun dapat terjaga kevalidannya

Wawancara mendalam (Indepth Interview) (skripsi dan tesis)

Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan berupa tanya jawab. Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan wawancara tercapai.Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari informan, baik key person maupun mitra bisnis sebagai subyek penelitian itu sendiri. Tujuannya untuk mengetahui apa yang menjadi rencana atau pikiran seseorang, pengumpulan data yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan. Dalam pembentukan pertanyaan yang akan ditujukan kepada sumber data akan didasarkan oleh interview guide sehingga dapat mempermudah peneliti dalam mencari suatu data dari sumber. Dalam penelitian dilakukan wawancara dengan pertanyaan open-ended sehingga responden dapatΒ perspektif. Semua wawancara dibuat transkip dan disimpan dalam file teks.

Wawancara dalam riset ilmiah perlu mempertimbangkan sejumlah syarat. Umumnya syarat-syarat wawancara itu berupa : 1) pertanyaan harus jelas, pendek, dan komunikatif. 2) pertanyaan yang tendesius dan sensitive seharusnya dijauhi. 3) jawaban responden yang diharapkan harus obyektif (tanpa campur tangan dari pihak manapun, termasuk pewawancara), dan sebaiknya dapat dibentuk ke dalam suatu sistem yang mudah dan berurutan. 4) Istilah-istilah kunci harus dirumuskan dengan pasti, cegahlah ambivalensi. 5) perintah bagi pewawancara harus singkat, padat, jelas, dan dapat dimengerti. dan 6) pertanyaan harus disusun dengan urutan yang logis dengan mempertimbangkan jalan dan keluasan pikiran yang diwawancara

PEnelitian Kualitatif (skripsi dan tesis)

Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai kegiatan terencana untuk menangkap praktik penafsiran responden dan informan terhadap dunia. Perlu disadari bahwa orang bertindak sejalan dengan tafsirnya terhadap benda, fenomena, atau masalah yang dihadapinya. Fakta dan kenyataan yang ada belumlah dapat kita percaya, melainkan berguna hanya sejauh tafsir seseorang yang menggunakannya. Istilah kualitatif menunjukkan penekanan terhadap proses-proses dan makna-makna yang tidak diuji atau diukur dari segi kuantitas, intensitas, atau frekuensi.52 Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertolak dari pandangan positivisme. Penelitian kualitatif berangkat dari filasafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial. Menurut MC Millan dan Schumacker (2001) dalam buku karya Ariesto Hadi Sutopo & Adrianus Arief β€œ Reality is multilayer, interactive and a shared social experience interpretation by individuals”. Peneliti kualitatif memandang kenyataan sebagai konstruksi sosial, individu atau kelompok menarik atau member makna kepada suatu kenyataan dengan mengkonstruksinya. Dengan perkataan lain, persepsi seseorang adalah apa yang ia yakini bahwa β€œnyata” baginya, dan terhadap hal itulah tindakan, pemikiran, dan perasaannya diarahkan. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan eksplanasi (kejelasan) tentanghubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut partisipasi partisipan.5

Langkah Dalam Analisi N Vivo (skripsi dan tesis)

Langkah-langkah dalam Nvivo adalah sebagai berikut : (1). memasukkan dokumen ke dalam Nvivo, (2). memasukkan dokumen PDF ke dalam Nvivo, (3). memasukkan dokumen audio dan video ke Nvivo, (4). Memasukkan foto-foto ke dalam Nvivo, (5). memasukkan data yang berasal dari databases ke Nvivo, dan (6). memasukkan isi website dan jejaring media sosial ke Nvivo. Dalam Nvivo sumber data yang dianalisis dapat dibagi menjadi: sumber data penelitian internal (internals), sumber data penelitian eksternal (eksternals), catatan-catatan penelitian selama pengumpulan data (memos) dan kerangka matriks (framework matrices). Internal sources dalam konteks ini adalah semua sumber data penelitian kualitatif yang dapat dimasukkan dalam Nvivo, misalnya rekaman, wawancara, transkrip wawancara, catatan selama melakukan penelitian, foto, tabel data survei, isi website tertentu, data bases dan video. External sources merupakan materi penelitian yang tidak dapat dimasukkan secara langsung dalam Nvivo, misalnya buku referensi dari perpustakaan/ jurnal versi cetak. Memos adalah sumber data penelitian berupa catatan peneliti selama melakukan penelitian. Framework matrices merupakan ringkasan hasil observasi terhadap partisipan tertentu dan tema dalam proyek yang sudah dibuat dalam tabel matriks (Bandur, 2016)

Skala Pengukuran (skripsi dan tesis)

ο‚· Skala Nominal Skala pengukuran nominal merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek ke dalam kelompok yang terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Dengan skala pengukuran nominal, hasil pengukuran yang diperoleh bisa dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi, atau mana yang lebih utama. Contoh data dengan skala nominal adalah data jenis kelamin.

ο‚· Skala Ordinal Ukuran yang ada pada skala ordinal tidak memberikan nilai absolut pada objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) relatif saja. Jarak antara golongan satu dengan golongan dua tidak perlu harus sama dengan jarak antara golongan dua dan tiga, begitu juga seterusnya. Contoh data dengan skala ordinal adalah jenjang karir, jabatan, dan kelas sosial

. ο‚· Skala Interval Skala interval adalah suatu pemberian angka kepada kelompok dari objek-objek yang mempunyai sifat skala nominal dan ordinal ditambah dengan satu sifat lain yaitu jarak yang sama dari suatu peringkat dengan peringkat di atasnya atau di bawahnya. Suatu ciri penting dari skala interval adalah datanya bisa ditambah, dikurangi, digandakan, dan dibagi tanpa mempengaruhi jarak relatif di antara skor-skornya. Karakteristik penting lainnya adalah skala ini tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh data dengan skala interval adalah data nilai, orang yang memiliki nilai 80 bukan berarti dua kali lebih cerdas dibandingkan orang yang memiliki nilai 40.

ο‚· Skala Rasio Skala rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat lain yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio menggunakan titik baku mutlak. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur. Contoh data dengan skala rasio adalah data umur, tinggi badan, ukuran berat, dll (Sugiarto,dkk, 2001:18).

Metode Pengumpulan Data dengan Angket (skripsi dan tesis)

Pengumpulan data dengan angket adalah salah satu metode pengumpulan data primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti melakukan observasi sendiri baik di lapangan maupun di laboratorium. Perolehan data dengan angket memiliki keuntungan lain bila dibandingkan dengan metode wawancara karena selain dapat dikirimkan melalui pos, secara kuantitatif peneliti dapat memperoleh data yang cukup banyak yang tersebar merata dalam wilayah yang akan diselidiki (Sugiarto,dkk, 2001:18).

1. Pembuatan kuesioner Di dalam membuat suatu kuesioner, perlu diketahui bahwa kuesioner tidak hanya untuk menampung data sesuai kebutuhan, tetapi kuesioner juga merupakan kertas kerja yang harus dipergunakan dengan baik. Ada 4 komponen inti dari kuesioner yang baik (Umar, 2002:172): ο‚· Adanya subjek yang melaksanakan riset ο‚· Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan obejektif setiap pertanyaan dan pernyataan yang disediakan. ο‚· Adanya petunjuk pengisian kuasioner, dan petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti dan tidak bias. ο‚· Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup , ataupun terbuka. Dalam membuat pertanyaan ini harus dicantumkan isian untuk identitas responden.

Teknik Sampling (skripsi dan tesis)

1. Probability Sampling (Metode Acak)

Pemilihan sampel dengan metode acak, tidak dilakukan secara subjektif. Dalam hal ini berarti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti. Setiap anggota polpulasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dengan metode acak ini, diharapkan sampel yang dipilih dapat digunakan untuk menduga karakteristik populasi secara objektif. Di samping itu, teori-teori peluang yang dipakai dalam metode acak memungkinkan peneliti untuk mengetahui bias yang muncul dan sejauh mana bias yang muncul tersebut menyimpang dari perkiraan. Hasil perhitungan yang diperoleh dapat digunakan untuk menyimpulkan variasi-variasi yang mungkin ditimbulkan oleh tiap-tiap teknik sampling. (Sugiarto,dkk, 2001:36).

2. Nonprobability Sampling (Metode Tak Acak)

Dalam melakukan penelitian dengan metode tak acak, peneliti tidak perlu membuat kerangka sampel dalam pengambilan sampelnya. Hal ini menjadi salah satu keuntungan terkait dengan pengurangan biaya dan permasalah yang timbul karena pembuatan kerangka sampel. Hal lain yang menjadi keburukan pengambilan sampel dengan metode tak acak adalah ketepatan dari informasi yang diperoleh akan terpengaruh, karena hasil penarikan sampel dengan metode tak acak ini mengandung bias dan ketidaktentuan. Metode tak acak ini sering digunakan peneliti dengan petimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu, tenaga, serta keterandalan subjektivitas peneliti. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun metode acak mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam pelaksanaannya sering kali dijumpai adanya beberapa kesalahan oleh peneliti. Dalam penggunaan metode tak acak, pengetahuan, kepercayaan, dan pengalaman seseorang sering dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Dengan menggunakan metode tak acak, peneliti tidak dapat mengemukakan berbagai macam kemungkinan untuk memilih objek-objek yang akan dijadikan sampel. Kondisi ini tentu saja akan menciptakan terjadinya bias dalam memilih sampel yang sebetulnya kurang representatif. Di samping itu, dengan penarikan sampel secara tidak acak, peneliti tidak dapat membuat pernyataan peluang tentang populasi yang mendasarinya, yang dapat dilakukan hanyalah membuat pernyataan deskriptif tentang populasi. (Sugiarto,dkk, 2001:37). Salah satu prosedur metode tak acak yang sering digunakan oleh peneliti adalah judgment sampling. Dengan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut pertimbangan dan intuisinya. Pada judgment sampling dikenal adanya expert sampling dan purposive sampling. Pada expert sampling, pemilihan sampel yang representatif didasarkan atas pendapat ahli, sehingga siapa, dalam jumlah berapa sampel harus dipilih sangat tergantung pada pendapat ahli yang bersangkutan.

Dalam puposive sampling, pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representatif. Untuk itu peneliti harus menguasai bidang yang akan ditelitinya tersebut. Situasi dimana judgment sampling dianjurkan untuk digunakan adalah:

ο‚· Metode acak tidak dapat digunakan sama sekali

ο‚· Peneliti menguasai bidang yang diteliti sehingga dapat memastikan bahawa sampel yang diambil benar-benar representatif. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan judgment sampling adalah tuntutan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbangannya. Pertimbangan harus masuk akal dengan maksud penelitian. (Sugiarto,dkk, 2001:41)

Bentuk Structural Equation Modelling (SEM) dengan Partial Least Squares (PLS) (skripsi dan tesis)

PLS pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold (1996) sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator. Pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio). PLS merupakan metode analisis powerfull karena tidak didasarkan banyak asumsi, jumlah sampel kecil dan residul distribusi. Walaupun PLS dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel laten. Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari 3 (tiga) set hubungan, yaitu :

1. Inner Model (Inner relation, structural model dan substantive theory)

Inner Model mespesifikasikan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori . Model struktural dievaluasi dengan melihat nilai R-Square untuk konstruk laten dependen, Stone Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen.

2. Outer Model (Outer relation atau Measurement Model)

Outer Model menspesifikasikan hubungan antar variabel laten dengan indikator. Outer Model terdiri dari 2 (dua) macam mode, yaitu mode reflective (mode A) dan mode formative (mode B). Mode reflektif merupakan relasi dari peubah laten ke peubah indikator atau β€œeffect”. Sedangkan mode formative merupakan relasi dari perubah indikator membentuk peubah laten β€œcausal”. 30 3. Weight Relation Inner dan Outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi algoritma PLS.

Definisi Structural Equation Modelling (SEM) (skripsi dan tesis)

SEM merupakan suatu teknik statistika yang mampu menganalisis hubungan peubah laten, peubah indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Disamping hubungan kausal searah, metode SEM memungkinkan untuk menganalisi hubungan dua arah (Ghozali et al,2005). Konstruk laten adalah variabel-variabel yang tidak dapat diobservasi, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Pengamatan pada variabel laten melalui efek pada variabel-variabel terobservasi. Variabel terobservasi adalah indikator-indikator yang dapat diukur (Ghozali et al,2005). Dalam model SEM, konstruk laten berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu: variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah suatu variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain (atau disebut variabel independen didalam model regresi). Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain. Dalam model SEM, variabel endogen dapat berperan menjadi variabel independen apabila variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lain (Ghozali et al,2005). Menurut Ghozali (2005), proses Structural Equation Modelling mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a. Konseptual Model Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis (berdasarkan teori-teori) sebagai dasar dalam menghubungkanΒ  variabel laten dengan variabel laten lainnya, dan juga dengan indikator-indikatornya.

b. Penyusunan Diagram Alur Tahap ini memudahkan dalam proses menvisualisasikan hipotesis yang telah kita ajukan dalam konseptualisasi model di atas. c. Spesifikasi Model Spesifikasi model yaitu untuk menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi. Spesifikasi model berkaitan dengan pembentukan awal persamaan struktur sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini dilakukan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya.

d. Identifikasi Model Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk menentukan apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model. Nilai yang unik harus diperoleh untuk seluruh parameter dari data yang telah diperoleh sebelumnya.

e. Estimasi Parameter Berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu model estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis.

f. Penilaian Model Fit Berkaitan dengan uji kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini.

g. Modifikasi Model Setelah melakukan penilaian model fit, maka model penelitian diuji untuk menentukan apakah modifikasi model diperlukan karena tidak fitnya hasil yang diperoleh tahap pada tahapΒ  sebelumnya. Semua modifikasi harus berdasarkan teori yang mendukung.

h. Validasi Silang Model Tahap ini menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru. Validasi silang ini penting apabila terdapat modifikasi yang substansial yang dilakukan terhadap model asli yang dilakukan pada langkah sebelumnya. Secara teknis SEM dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM variance atau sering disebut Component Based SEM yang mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan kausalitas (sebab – akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan liniear prediktif antar variabel (Ghozali, 2008)

Validitas Dalam SEM (skripsi dan tesis)

1. Convergent validity Uji Validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan.

2. Discriminant validity Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel laten lainnya maka dikatakan valid. Metode lain dengan membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik

. 3. Composite reliability Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama

Istilah Dalam SEM (skripsi dan tesis)

Berikut istilah – istilah dalam SEM

1. Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan tergantung. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel eksogen atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan-kesalahan (variabel error)Β  dengan semua variabel endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel eksogen.

2. Model sebab akibat (causal modeling,) atau disebut juga analisis jalur (path analysis), yang menyusun hipotesis hubungan sebab akibat (causal relationships) diantara variabel- variabel dan menguji model-model sebab akibat (causal models) dengan menggunakan sistem persamaan linier. Modelmodel sebab akibat dapat mencakup variabel-variabel manifes (indikator), variabel-variabel laten atau keduanya.

3. Variabel eksogen dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab – penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel eksogen dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.

4. Variabel endogen ialah variabel yang mempunyai anak panah-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya mencakup semua variabel perantara dan tergantung.

5. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifes.

6. Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten. Dalam satu variabel laten terdiri dari beberapa variabel manifes.

7. Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar atau disebut β€œbeta” yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu.

8. Analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis), suatu teknik kelanjutan dari analisis faktor dimana dilakukan pengujian hipotesis-hipotesis struktur factor loadings dan interkorelasinya.

SEM (Structural Equation Modeling) (skripsi dan tesis)

SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006). 11 Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Santoso, 2011). Yamin (2009) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi). Alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau variabel indikator

Pengertian Structural Equation Modeling (SEM) (skripsi dan tesis)

Sejarah SEM dan Pengertian Sewal Wright mengembangkan konsep ini pada tahun 1934, pada awalnya teknik ini dikenal dengan analisa jalur dan kemudian dipersempit dalam bentuk analisis Structural Equation Modeling (Yamin, 2009). SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006).
Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen (Santoso, 2011).
Image of page 1
SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi (correlated independent), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator, dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis faktor, analisis time series, dan analisis kovarian (Byrne, 2010). Yamin (2009) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis regresi). Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural (hubungan antara konstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan variabel manifes atau variabel indikator.

Uji kecocokan (fit) (skripsi dan tesis)

Setelah melakukan estimasi yang menghasilkan nilai parameter, perlu dilakukan pemeriksaan tingkat kecocokan. Antara variabel dengan data digunakan GOF (Goodness of Fit) untuk mengukur kecocokan model yaitu RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation). RMSEA mirip dengan Chi-square yang terkoreksi dengan ukuran sampel. RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter suatu model dengan matriks kovarians populasinya.

RMSEA ≀ 0.05 menunjukkan close fit

0.05 < RMSEA ≀ 0.08 menunjukkan good fit

0.08 < RMSEA ≀ 0.1 menunjukkan mediocre (marginal) fit

0.1 < RMSEA menunjukkan poor fit

Bootstrap (skripsi dan tesis)

Bootstrap adalah salah satu prosedur dalam statistika untuk melihat tingkat ketidakpastian dari hasil estimasi. Bootstrap meliputi langkah-langkah memilih sampel secara random dari suatu set data dengan pengembalian dan melakukan analisis setiap sampel dengan cara yang sama. Setiap sampel yang diambil dikembalikan sebelum mengambil sampel berikutnya. Dengan demikian, satu titik data sangat mungkin untuk terambil lebih dari sekali dalam satu sampel bootstrap. Jumlah elemen dalam setiap sampel sama dengan jumlah elemen dari set data aslinya. Tujuan dari bootstrap yaitu memperbaiki ukuran sampel untuk mengevaluasi kebenaran dalam situasi yang tidak standar. Bootstrap merupakan sebuah pendekatan untuk membuktikan kebenaran model multivariat dengan menggambarkan sejumlah besar subsampel dan menduga model untuk setiap subsampel. Pendugaan dari semua subsampel kemudian digabungkan, tidak hanya menyediakan pendugaan koefisien terbaik. PendekatanΒ  ini tidak bergantung pada asumsi statistik tentang populasi untuk menilai signifikansi statistik, melainkan membuat penilaiannya hanya berdasarkan data sampel (Hair et.al., 2007). Salah satu bentuk aplikasi metode resampling bootstrap adalah mengestimasi selang kepercayaan dari parameter sampel. Pada kasus selang kepercayaan dan pengujian hipotesis pengambilan sampel bootstrap paling sedikit sebanyak 1000 replikasi bootstrap (Chernick, 2007). Pendugaan bootstrap dapat diperoleh dengan cepat tanpa iterasi untuk beberapa model persamaan struktural yang berguna pada tahap awal penelitian. Metode bootstrap dapat menghasilkan nilai standar eror. Nilai standar eror digunakan untuk menentukan sebuah parameter yang diuji signifikan atau tidak. Sayangnya, metode bootstrap memerlukan data yang lengkap.

Pendugaan Parameter SEM (skripsi dan tesis)

Estimasi terhadap model dilakukan untuk menghasilkan nilai-nilai parameter.
Jenis galat estimasi yang sering terjadi dalam SEM yaitu besar varians dari suatu variabel bernilai negatif. Varians adalah rata-rata dari jumlah kuadrat deviasi.
Sumber-sumber galat yang sering terjadi dalam SEM yaitu (Hair et. al., 1989):
1) Banyaknya parameter yang diestimasi relatif terhadap varians-kovarians
matriks sampel.
2) Penggunaan efek timbal-balik (reciprocal effect). 3) Kegagalan dalam menetapkan skala dari konstruk.
Pendugaan parameter dalam SEM dapat digunakan untuk memperoleh dugaan dari setiap parameter yang dispesifikasikan dalam model yang membentuk matriks βˆ‘ sedemikian sehingga nilai parameter sedekat mungkin dengan nilai yang ada dalam matriks S (matriks kovarians dari sampel). Metode-metode yang digunakan dalam SEM yaitu Maximum Likelihood Estimation (MLE), Weighted Least Square (WLS), Ordinary Least Square (OLS), Unweighted Least Square (ULS), Generalized Least Square (GLS), Instrument Variable (IV), Two Stage Least Square (TSLS), dan Diagonally Weighted Least Square (DWLS).

Identifikasi Dalam SEM (skripsi dan tesis)

Tujuan dari dilakukannya identifikasi model yaitu untuk menentukan analisis dapat dilakukan lebih lanjut atau tidak, maka identifikasi model perlu dilakukan. Berikut ini kategori hasil identifikasi model dalam SEM yaitu:

1) Under-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih besar dari jumlah data yang diketahui. Nilai df pada model ini adalah kurang dari 0 (nol)/negatif.

2) Just-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi sama dengan data yang diketahui. Nilai df pada model ini adalah 0 (nol).

3) Over-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui. Nilai df pada model ini adalah lebih dari 0 (nol)/positif. Analisis dalam SEM dapat dilakukan jika model yang diperoleh adalah OverIdentified dan SEM menghindari model Under-Identified agar data dapat dianalisis. Pada saat identifikasi kemungkinan diperoleh nilai unik untuk setiap parameter

Langkah Dalam SEM (skripsi dan tesis)

Langkah ini merupakan langkah dalam melakukan identifikasi terhadap permasalahan penelitian, sehingga hubungan antar variabel-variabel yang dihipotesiskan harus didukung oleh teori yang kuat. Spesifikasi model tersebut berdasarkan teori atau penelitian sebelumnya atau bisa juga dengan menggunakan diagram path. Langkah-langkah memperoleh model yaitu: 1) Spesifikasi model pengukuran, yaitu dengan cara: a) Mendefinisikan variabel laten yang ada dalam penelitian. b) Mendefinisikan variabel teramati. c) Mendefinisikan hubungan antara setiap variabel laten dengan variabel teramati yang terkait. 2) Spesifikasi model struktural Dengan cara mendefinisikan hubungan kausal di antara variabel laten. 3) Gambar diagram path dari model hybrid Model hybrid adalah bentuk umum dari SEM yang merupakan kombinasi model pengukuran dan struktural. Model hybrid mengandung variabel-variabel laten maupun variabel-variabel teramati yang terkait

Prosedur SEM (skripsi dan tesis)

Suatu model dikatakan baik jika dapat mendeskripsikan suatu kejadian yang sebenarnya dengan galat yang kecil. Munculnya galat tidak dapat dihindari karena kejadian sebenarnya sangat kompleks sedangkan model hanya menjelaskan hubungan pokoknya saja. Detail dari kejadian yang tidak bisa dijelaskan oleh model akan masuk dalam komponen galat (residual). Terkait dengan data dapat dinyatakan dengan:

Data = Model + Residual

di mana: Data adalah nilai pengukuran yang berkaitan dengan variabel-variabel teramati dan membentuk sampel penelitian. Residual adalah perbedaan antara model yang dihipotesiskan dengan data yang diamati. Model adalah model yang dihipotesiskan atau dispesifikasikan oleh peneliti. Jika nilai residual mendekati 0 (nol), maka kecocokan data-model yang dihasilkan baik. Dalam SEM, selain data mentah, matriks kovarians dan matriks korelasi dari variabel yang diuji dapat digunakan sebagai input. Matriks kovarians adalah matriks yang terdiri dari nilai kovarians antara semua indikator setiap variabel.

Jenis SEM (skripsi dan tesis)

Berikut ini jenis-jenis yang digunakan dalam model persamaan struktural:

1) Diagram Path

Diagram path adalah representasi grafis dari sebuah model yang menggambarkan seluruh hubungan antara variabel-variabel yang ada di dalamnya. Variabel- variabel yang terdapat dalam diagram path adalah variabel teramati dan tidak mengandung variabel laten. Diagram path dibuat untuk mempermudah melihat hubungan yang ada pada model.

2) Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Analisis faktor konfirmatori atau Confirmatory Factor Analysis (CFA) dalam SEM merupakan model pengukuran sebuah variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabel-variabel teramati. CFA didasarkan pada variabel-variabel teramati adalah indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yang mendasarinya. Karakteristik dalam model CFA yaitu: a. Model dibentuk lebih dahulu. 12 b. Jumlah variabel laten ditentukan oleh analisis. c. Pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan lebih dahulu. d. Beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau konstan. e. Galat pengukuran boleh berkorelasi. f. Kovarians variabel-variabel laten dapat diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertentu. g. Identifikasi parameter diperlukan

Galat SEM (skripsi dan tesis)

Galat yang terdapat dalam SEM meliputi:

1) Galat Struktural (Structural Error)

Dilambangkan dengan β€œzeta”, untuk memperoleh estimasi parameter yang konsisten, galat struktural diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel-variabel eksogen dari model. Walaupun begitu, galat struktural bisa dimodelkan berkorelasi dengan galat struktural yang lain.

2) Galat Pengukuran (Measurement Error)

Variabel teramati X dilambangkan dengan β€œdelta” dan variabel teramati Y dilambangkan dengan β€œepsilon”. Matriks kovarians dari Ξ΄ diberi tanda dengan huruf Yunani Θδ β€œtheta delta” dan untuk matriks kovarians dari Ξ΅ yaitu ΘΡ β€œtheta epsilon”. Galat pengukuran berpengaruh pada penduga parameter dan besar kecilnya varians. Hal ini dapat diatasi oleh SEM melalui persamaan-persamaan yang ada pada model pengukuran

Model SEM (skripsi dan tesis)

Model-model yang terdapat dalam SEM meliputi:

1) Model struktural Model struktural bertujuan untuk memeriksa hubungan yang mendasari atau yang menyusun variabel laten ke dalam model pengukuran dan variabel konstruk lainnya berdasarkan teori. Parameter yang menunjukkan regresi variabel laten eksogen diberi label dengan huruf Yunani (β€œgamma”), sedangkan untuk regresi variabel laten endogen diberi label dengan huruf Yunani (β€œbeta”), dan matriks kovarians variabel-variabel laten eksogen diberi label dengan huruf Yunani Ξ¦ (β€œphi”).

2) Model pengukuran

Model pengukuran digunakan untuk menduga hubungan antar variabel laten dengan variabel-variabel teramatinya. Variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari variabel-variabel teramati yang terkait. Muatan-muatan faktor atau factor loadings yang menghubungkan variabel laten dengan variabel- variabel teramati disimbolkan dengan huruf Yunani (β€œlambda”). 9 Pada model variabel laten SEM, hubungan kausal (sebab-akibat) terjadi diantara variabel-variabel tidak teramati (unobserved variables) atau variabel-variabel laten. Parameter-parameter dari persamaan pada model pengukuran SEM merupakan factor loadings dari variabel laten terhadap indikator-indikator atau variabel-variabel teramati yang terkait. Model SEM memberikan informasi tentang hubungan kausal simultan di antara variabel-variabelnya, memberikan informasi tentang muatan faktor dan galat-galat pengukuran

Variabel SEM (skripsi dan tesis)

Variabel-variabel pada SEM masing-masing saling mempengaruhi. Variabel- variabel yang terdapat dalam SEM meliputi:

1) Variabel laten (Latent Variable) Dalam SEM variabel yang menjadi perhatian adalah variabel laten. Variabel laten atau konstruk laten adalah variabel yang tidak terukur secara langsung, sebagai contoh: perilaku, sikap, perasaan, dan motivasi. Variabel laten terdapat dua jenis, yaitu: a)Eksogen Variabel laten eksogen dinotasikan dengan huruf Yunani adalah β€œksi”. Variabel bebas (independenet latent variable) pada semua persamaan yang ada pada SEM, dengan simbol lingkaran dengan anak panah menuju keluar. b)Endogen Variabel laten endogen dinotasikan dengan huruf Yunani adalah β€œeta”. Variabel terikat (dependent latent variable) pada paling sedikit satu persamaam dalam model, dengan simbol lingkaran dengan anak panah menuju keluar dan satu panah ke dalam. Simbol anak panah untuk menunjukkan adanya hubungan kausal (ekor anak panah untuk hubungan penyebab dan kepala anak panah untuk variabel akibat). Pemberian nama variabel laten pada diagram lintasan bisa mengikuti notasi matematiknya (ksi atau eta) atau sesuai dengan nama dari variabel dalam penelitian

2) Variabel teramati (Observed atau Measured atau Manifest Variable) Variabel teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan disebut sebagai indikator. Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Variabel teramati yang berkaitan dengan variabel eksogen diberi notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan dengan dengan variabel laten endogen diberi label Y. Disimbolkan dengan bujur sangkar atau kotak, variabel ini merupakan indikator. Pemberian nama variabel teramati pada diagram lintasan bisa mengikuti notasi matematiknya atau nama/kode dari pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner.

Structural Equation Modeling (SEM) (skripsi dan tesis)

Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah salah satu teknik peubah ganda yang dapat menganalisis secara simultan beberapa peubah laten endogenous dan eksogenous (Bollen, 1989). SEM dilakukan untuk menganalisis serangkaian hubungan secara simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik. Pendugaan atas persamaan regresi yang berbeda tetapi terkait satu sama lain secara bersama-sama dilakukan dengan model struktural dalam SEM (Hair et.al., 2007). Dari segi metodologi, SEM memiliki beberapa peranan, di antaranya, sebagai sistem persamaan simultan, analisis kausal linear, analisis lintasan (path analysis), analisis struktur kovarians, dan model persamaan struktural (Wijanto, 2008). Komponen-komponen yang terdapat dalam SEM yang menjadi karakteristik dalam model tersebut yaitu: 1) Variabel yaitu variabel laten dan variabel teramati. 2) Model yaitu model struktural dan model pengukuran. 3) Galat yaitu galat struktural dan galat pengukura

Variabel-Variabel SEM (skripsi dan tesis)

 

Variabel laten merupakan variabel yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung. Variabel laten tidak dapat diukur secara langsung tetapi dapat diwakili atau diukur oleh satu atau lebih variabel (indikator) (Hair et al., 2010:632). Sedangkan, variabel observasi atau manifest variable adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan misalnya melalui 7 instrumen-instrumen survey (Hair et al., 2010:635). Variabel observasi digunakan sebagai indikator dari variabel laten. Sehingga variabel laten bisa diukur secara tidak langsung melalui pengamatan pada variabel observasi. SEM mempunyai 2 jenis variabel laten yaitu variabel laten eksogen dan variabel laten endogen : 1. Variabel laten eksogen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel laten lainnya. Dalam diagram jalur, variabel laten eksogen ditandai sebagai variabel yang tidak ada kepala panah yang menuju kearahnya dari variabel laten lainnya (Hair et al., 2010:637). Variabel laten eksogen dinotasikan dengan Ksi (ΞΎ). 2. Variabel laten endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten lainnya. Dalam diagram jalur, variabel endogen ini ditandai oleh kepala panah yang menuju kearahnya dari variabel laten eksogen atau variabel laten endogen (Hair et al., 2010:637). Variabel laten endogen dinotasikan dengan Eta (Ξ·).

Structural Equation Modeling (SEM) (skripsi dan tesis)

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik dengan kombinasi dari analisis jalur (path) dan analisis regresi yang memungkinkan peneliti menguji secara simultan rangkaian hubungan yang saling terkait antara variabel terukur (measured variables) dan konstrak laten (latent constructs) (Hair et. al, 2010:634). Analisis SEM merupakan analisis multivariat yang bersifat kompleks, karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) yang saling berhubungan membentuk sebuah model. Pada SEM tidak dapat dikatakan ada variabel bebas dan variabel terikat, karena sebuah variabel bebas dapat menjadi variabel terikat pada hubungan yang lain. SEM dapat dikategorikan menjadi 2 model yaitu model struktural dan model pengukuran. Model struktural yaitu model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel-variabel laten. Sedangkan model pengukuran menggambarkan tentang hubungan antara variabel yang diamati (juga disebut indikator) dengan variabel laten yang mendasarinya (Kline, 1998)

Hubungan Kepercayaan Pasien dengan Kesetiaan Pasien (skripsi dan tesis)

Penelitian yang dilakukan oleh Chaudhuri dalam Aulia (2010) menemukan bahwa kepercayaan merupakan penggerak yang mempengaruhi loyalitas pada benak pelanggan. Hal serupa pun dikemukakan oleh Chumpitaz et al (2005) pada studi penelitian pada bisnis on-line pun menemukan bahwa kepercayaan pelanggan berpengaruh pada loyalitas pelanggan. Morgan dan Hunt (1994) menambahkan pula, bahwa tingginya kepercayaan akan dapat berpengaruh terhadap menurunnya kemungkinan untuk melakukan perpindahan terhadap penyedia jasa lain. Berdasarkan penjabaran diatas, penelitian ini akan menganalisa hubungan kepercayaan terhadap loyalitas pasien

Hubungan Kepuasan Pasien dengan Kesetiaan (skripsi dan tesis)

Kaitan kepuasan dan loyalitas pelanggan dikemukakan oleh Nielsen (1998) dalam Affandi (2011). Meningkatnya kepuasan akan berpengaruh terhadap peningkatan loyalitas pelanggan. Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingginya kepuasan akan membuat pelanggan menjaga hubungan baik yang telah terjalin dengan penyedia jasa. Seperti halnya pasien, jika mereka lebih setia atau memiliki loyalitas yang tinggi maka pasien akan lebih sering memanfaatkan rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, rela membayar lebih banyak dan tetap mau datang berobat kembali meskipun rumah sakit tersebut mengalami kesulitan. Kepuasan belum tentu menyebabkan loyalitas, tetapi loyalitas biasanya diawali dengan kepuasan terlebih dahulu