Pengertian Self-Efficacy (skripsi dan tesis)

Self-efficacy merupakan suatu kesatuan arti yang diterjemahkan dari Bahasa Indonesia yaitu efikasi diri. Konstruk tentang self-efficacy diperkenalkan pertama kali oleh Albert Bandura yang menyajikan suatu aspek pokok dari teori kognitif sosial. Kata efficacy berkaitan dengan kebiasaan hidup manusia yang didasarkan atas prinsip-prinsip karakter, seperti integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan dan kesopanan yang seharusnya dikembangkan dari dalam diri menuju ke luar diri, bukan dengan pemaksaan dari luar ke dalam diri manusia. Seseorang dikatakan efektif apabila individu dapat memecahkan masalah dengan efektif, memaksimumkan peluang, dan terus menerus belajar serta memadukan prinsip-prinsip lain dalam spiral pertumbuhan. Pencetus teori self-efficacy, Bandura (1986) dalam Silfiana (2015) Mendefinisikan self-efficacy adalah judgment seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri dalam mencapai tingkatan kinerja yang diinginkan atau ditentukan, yang akan mempengaruhi tindakan selanjutya. Self-efficacy menurut Alwisol (2011: 287) adalah presepsi diri mengenai seberapa baik diri seseorang dapat memfungsikan dirinya dalam situasi tertentu. Menurut Feist, J. dan Gregory J. F (2010: 212) mendefinisikan efikasi diri atau self-efficacy sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Sementara itu, menurut Laura (2010: 152) self-efficacy adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa self-efficacy adalah keyakinan dalam diri suatu individu akan kemampuannya untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang akan diterimanya dalam situasi tertentu. Sapariyah (2011) dalam Sari (2014) menyatakan bahwa individu dengan self-efficacy yang tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih baik disebabkan karena individu tersebut memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, dan emosi yang stabil. Hal tersebut diperkuat oleh Greenberg dan Baron (2011: 99) yang memberikan gambaran secara sederhana bagaimana cara kerja self-efficacy dalam kehidupan sehari-hari. Anggaplah terdapat dua orang bawahan yang diberikan sebuah tugas yang sama oleh atasan mereka. Orang pertama percaya terhadap kemampuannya untuk menangani tugas tersebut secara sukses, sedangkan orang kedua memiliki keraguan yang cukup besar terhadap peluang keberhasilannya menyelesaikan tugas tersebut. Asumsikan bahwa faktor lainnya (kemampuan dan motivasi) adalah konstan, sangat beralasan untuk diprediksi bahwa orang pertama akan lebih berhasil dalam menangani tugas tersebut. Dari gambaran di atas dapat dikatakan bahwa individu dengan self-efficacy yang tinggi cenderung untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya daripada individu yang memiliki self-efficacy yang lebih rendah.