Penyesuaian sosial merupakan suatu proses dalam konteks interaksi dengan masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Ada beberapa pengertian penyesuaian sosial yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Nurhusni (2017) penyesuaian sosial merupakan kemampuan seseorang untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap realitas sosial, situasi dan hubungan sosial sehingga orang tersebut dapat Dapat memenuhi kebutuhan dengan perilaku yang dapat diterima. Menurut Gray dkk (2013), menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah proses dimana individu berinteraksi dengan lingkungan kampus, membangun jaringan pendukung, dan menegosiasikan kebebasan yang didapatkan dari kehidupan dalam kampus. Selanjutnya Sharma dan Saini (2013) menyatakan bahwa hubungan yang harmonis antar individu, pemahaman yang benar tentang kebutuhan sosial, tujuan kelompok dan kelompok sebaya, budaya dan masyarakat. Lebih lanjut Schneiders (1960) menyatakan bahwa penyesuaian sosial adalah kapasitas untuk bereaksi secara efektif dan menyeluruh terhadap realitas sosial, kondisi, dan relasi sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial tergantung pada dualitas, penyesuaian antara diri di satu sisi dan dunia kemanusiaan di sisi lain. Itu tidak dapat ada kecuali dalam kaitannya dengan kedua sisi dualitas ini (Gordon, 1931). Menurut Nurdin (2009) 11 penyesuaian sosial sebagai salah satu aspek dari penyesuaian diri, individu menuju pada kesesuaian antara kebutuhan diri dengan konteks lingkungan tempat tinggalnya dan berinteraksi secara efektif dan efesien. Kepentingan penyesuaian sosial akan terjadi ketika individu menghadapi dengan kesenjangan-kesenjangan yang timbul dalam hubungan antara dirinya dengan lingkungan maupun dengan orang-orang lain sekitarnya. Meskipun kesenjangan-kesenjangan itu dirasakan sebagai kessulitan yang menghambatkan individu, individu akan bergaulan, menerimaan, dan mengakuan orang lain. Penyesuaian sosial akan menjadi wujud kemampuan yang dapat mengurangi atau mengatasi kesenjangan-kesenjangan yang terjadi di lingkungan tersebut. Pendapat lain yang juga mendukung dari Fatimah, (2006) penyesuaian sosial individu dalam kehidupan di lingkungan baru terjadi ketika proses penyesuaian individu saling mempengaruhi satu sama lain dan terus-menerus serta silih berganti. Dari proses tersebut, timbullah suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Proses tersebut dikenal sebagai istilah proses penyesuaian sosial. Pavlushkina dkk (2016) menyatakan bahwa penyesuaian sosial sebagai indikator adaptasi sosial siswa asing diambil untuk mengetahui tingkat penerimaan mereka terhadap nilai sosio-kultural dan tradisi masyarakat baru, serta penyelarasan tingkah laku mereka dengan dan toleransi etnik. Menurut Mustafa Fahmi (1982) penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan saling berinteraksi. Hubunganhubungan dalam masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman ataupun masyarakat 12 luas secara umum terjadi mempunyai sifat pembentukan, setiap individu di masyarakat mengambil bentuk sosial yang berpengaruh, dan mulai mendapatkan bahasa dan menyerap berbagai adat dan kebiasaan yang kuat, serta menerima kepercayaan di samping segi-segi perhatian yang dikuatkan masyarakat. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk merespon secara efektif dan sehat terhadap gejala individu yang didapatkan, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial sebagai konteks interaksi untuk beradaptasi dengan orang lain di masyarakat. Untuk terhubung atau bersaing, orang-orang di masyarakat akan dapat hidup bersama dengan memperbaiki konflik mereka sampai mereka berpisah. Untuk bisa berhubungan atau bersaing dengan orang-orang sekitar, individu harus dapat hidup bersama di masyarakat.