Optimisme merupakan bias di mana investor mengambil risiko dan
mengasumsikan masa depan yang menguntungkan, sukses dan mengabaikan
kegagalan (Ullah et al, 2017). Optimisme diusulkan sebagai saluran
perantara antara persepsi pengembalian portfolio masa lalu dan keputusan
keuangan (Khan et al, 2017). Individu optimis saat menghadapi kesulitan
akan terus berusaha mencapai tujuan dan akan menyesuaikan diri dengan
situasi yang dihadapi. Individu yang optimis dan pesimis, berbeda caranya
dalam mengatasi masalah dan menghadapi tantangan, cara dan hasil yang
diperoleh dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Optimis ketika
menghadapi tantangan akan menghadapinya dengan percaya diri dan gigih,
meskipun kemajuan dalam menyelesaikan tantangan tersebut lambat karena
mereka percaya kesulitan dapat ditangani. Berbeda dengan optimis, pesimis
cenderung akan menyerah ketika menghadapi kondisi yang sulit dan
menantang, selain itu mereka juga cenderung memiliki perasaan negatif dan
membayangkan kalau suatu kejadian yang buruk akan terjadi.
Investor yang optimisme akan termotivasi dalam keputusan investasi
dengan berpikir positif tentang masa depan mereka dan percaya bahwa
investasi akan memberikan hasil positif dimasa depan (Schmitt et al, 2013).
Jika investor menerima return sesuai dengan yang diharapkan maka investor
akan optimisme di masa depan pada perusahaan saham tersebut tetapi jika
harapan mereka tidak terpenuhi maka mereka tidak akan menginvestasikan
uang mereka pada perusahaan tersebut (Magnuson, 2011