Indikator Kepuasan Kerja (skripsi dan tesis)

Luthans (2005) menyatakan ada lima indikator untuk mengukur kepuasan
kerja karyawan, seperti berikut:
1) Pekerjaan itu sendiri (work it self) yaitu suatu kondisi dimana setiap pekerjaan
memerlukan suatu keterampilan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2) Hubungan dengan atasan (supervision) yaitu kepemimpinan yang konsisten
berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa (consideration).
Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan membantu karyawan
untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi karyawan.
3) Rekan kerja (workers) yaitu suatu kondisi dimana rekan kerja yang ramah dan
kooperatif, hal ini merupakan sumber kepuasan kerja bagi karyawan individu.
4) Promosi (promotion) yaitu suatu faktor yang berhubungan dimana ada atau
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5) Gaji atau upah (pay) yaitu suatu faktor pemenuhan kebutuhan hidup
karyawan.
Menurut Robbins (2008), ada lima indikator untuk mengukur kepuasan
kerja karyawan, yaitu:
1) Tantangan kerja yaitu suatu kondisi dimana karyawan menyukai pekerjaanpekerjaan yang memberi peluang untuk menggunakan ketrampilan dan
kemampuan karyawan.
2) Imbalan yang sesuai yaitu suatu kondisi dimana karyawan menginginkan
sistem penggajian yang tidak ambigu dan sejalan harapan. Sistem penggajian
dilakukan secara adil maka akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan.
3) Kondisi lingkungan yang mendukung yaitu suatu kondisi dimana karyawan
lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman.
15
4) Rekan kerja yang suportif yaitu suatu kondisi dimana karyawan menginginkan
rekan kerja yang suportif dan bersahabat sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan indikator yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini
dipergunakan pendapat dari Luthans (2005) mengenai indikator yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Indikator yang meningkatkan kepuasan kerja
adalah gaji yang tinggi karena hubungan gaji terhadap kepuasan kerja
menunjukkan hasil positif.
Nezad et al. (2013), menyatakan bahwa kepuasan kerja menggambarkan
karyawan memiliki suatu kebutuhan apabila sebagaian besar kebutuhan karyawan
terpenuhi maka karyawan merasa puas dengan pekerjaan. Gaji merupakan faktor
penting dan alasan utama dalam menciptakan kepuasan kerja. Tercipta
ketidakpuasan karyawan terdapat faktor lainnya seperti ketidakcocokan pekerjaan
dan pekerjaan tidak menarik. Studi ini juga disampaikan pada penelitian Judge et
al. (2010), bahwa faktor yang meningkatkan kepuasan kerja adalah gaji yang
tinggi. Penelitian Ardakani (2013), bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan kerja meliputi kondisi fisik, upah, keselamatan, keamanan, faktor
sosial dan hubungan interpersonal.