Menurut Avolio et al (2009); Walumbwa et al (2008), terdapat empat dimensi kepemimpinan otentik yaitu: 1. Self-Awareness, 2. Internalized Moral Perspective, 3. Relational Transparancy, 4. Balance Processing. 1. Self-Awareness Self-awareness menunjukkan pemahaman yang tepat tentang kekuatan, kelemahan dan proses indera seseseorang. Pemimpin yang memilki selfawareness akan mengatahui nilai-nilai yang dimiliki bawahan, mengetahui pentingnya perjuangan dan saling menghargai. Self-awareness juga diperlukan untuk mengembangakn komponen-komponen kepemimpinan otentik, menambah wawasan ke dalam diri melalui paparan kepada bawahan dan menyadari dampak pemimpin terhadap bawahan. 2. Internalized Moral Perspective Internalized moral perspective mengacu pada tindakan sesuai dengan standar moral seseorang dan perilaku yang diatur sendiri. Pemimpin yang memiliki internalized moral perspective akan memiliki sikap yang etis. Pemimpin juga mengetahu hal-hal yang benar untuk mendorong bawahan untuk melakukan hal-hal yang benar juga. Internalized moral perspektive juga merupakan cara dalam mengambil keputusan yang etis yang dilakukan oleh pemimpin sehimgga peimimpin memunyai sikap yang etis juga. 3. Relational Transparancy Relational transparancy berati menunjukkan jati diri seseorang dengan cara berbagi informasi dan menampilkan emosinya. Pemimpin yang memiliki relational transparancy akan memiliki sikap jujur dan lugas dalam berurusan dengan bawahan, memiliki cara berpimipin yang transparan dan pemimpin dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi dan keadaan. Bersikap jujur pada nilai-nilai dan mengekspresikannya merupah hal yang sangat penting bagi pemimpin yang memiliki dimensi ini. Pemimpin juga terbuka tentang pikiran dan perasaan untuk melibatkan bawahan untuk berbagi informasi. 4. Balance Processing Balance processing menggambarkan proses menganalisis informasi secara objektif sebelum membuat keputusan. Pemimpin yang memiliki balance processing sebelum mengambil keputusan akan mengumpulkan pendapatpendapat yang bertentangan dan mempertimbakan semua pendapat-pendapat tersebut. Pemimpin tidak memiliki sikap yang impulsif atau tidak sembunyisembunyi, rencana yang dipikirkan oleh pemimpin akan didiskusikan bersama dengan bawahan. Dengan memiliki sikap tersebut dapat menginspirasi bawahan menjadi pribadi yang aktif dalam mempertnyakan suatu masalah