Dimensi Organizational Commitment (skripsi dan tesis)

Menurut Thomsen et al. (2016) komitmen organisasi menjadi tiga komponen yaitu affective commitment, normative commitment and calculative commitment. Model ini mengemukakan bahwa komitmen organisasional dialami oleh karyawan sebagai tiga pola pikir yang terjadi
1. Affective Commitment merupakan keinginan untuk tetap menjadi anggota sebuah organisasi karena keterikatan emosional dengan organisasi. Karyawan yang berkomitmen “mengidentifikasi dengan, terlibat dalam, dan menikmati keanggotaan dalam, organisasi”. Lebih khusus lagi, dengan komitmen afektif, karyawan tetap berada di dalam sebuah organisasi karena mereka ingin melakukannya. Komitmen afektif adalah salah satu variabel sikap yang telah dianggap sebagai motif penting untuk keterlibatan dalam perilaku yang akan menguntungkan organisasi. Komitmen afektif seseorang akan menjadi lebih kuat bila pengalamannya dalam suatu organisasi konsisten dengan harapan-harapan dan memuaskan kebutuhan dasarnya dan sebaliknya. Komitmen afektif menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk terus bekerja bagi suatu organisasi karena ia memang setuju dengan organisasi itu dan memang berkeinginan melakukannya.
2. Calculative Commitment merupakan keinginan untuk tetap menjadi anggota sebuah organisasi karena kesadaran akan biaya yang terkait dengan meninggalkannya. Dengan demikian, karyawan terus bekerja dalam organisasi karena mereka perlu melakukannya. Komitmen kalkulatif dikaitkan dengan apa yang telah disediakan karyawan untuk organisasi di masa lalu. Tindakan perilaku sebelumnya membuat karyawan berkomitmen terhadap organisasi. Timbal balik, komitmen kalkulatif muncul saat karyawan merasa mendapat keuntungan jika mereka bertahan dan akan dikenakan biaya jika mereka pergi. Misalnya karyawan dapat menikmati gaji tinggi dan tunjangan lainnya yang terkait dengan senioritas pekerjaan jika mereka tinggal di organisasi mereka saat ini, namun manfaat tersebut dapat hilang jika mereka pindah ke organisasi lain. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Calculative Commitment mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.
3 Normative Commitment merupakan komitmen normatif sebagai “pola pikir bahwa seseorang berkewajiban untuk menjalankan suatu tindakan yang sesuai dengan target. Komitmen normatif ada ketika karyawan memiliki perasaan bahwa untuk tetap berada dalam organisasi adalah tindakan “benar” atau “moral” yang harus dilakukan. Karyawan mungkin merasa wajib untuk setia kepada organisasi ketika mereka menyadari bahwa organisasi mereka telah menghabiskan begitu banyak dalam pelatihan dan pengembangan profesional mereka. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Normative Commitment menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan moral