Biaya Lingkungan (skripsi dan tesis)

Biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2005:780) adalah “biaya yang dikeluarkan karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk yang mungkin terjadi, dengan demikian, biaya lingkungan dikaitkan dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan”. Dengan definisi ini, Hansen dan Mowen (2005: 780-782) dapat mengklasifikasi biaya lingkungan menjadi empat kategori yaitu:
 1. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah 26 diproduksinya limbah dan/atau sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh-contoh aktivitas pencegahan adalah evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemelihan alat untuk megendalikan polusi, desai proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan, pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem manajemen lingkungan, daur ulang produk, dan pemerolehan sertifikat ISO 14001 (sertifikasi ISO 14001 diperoleh saat sebuah organisasi menerapkan sebuah sistem manajemen lingkungan yang memenuhi standar internasional yang ditetapkan secara khusus.
Standar ini berkaitan dengan prosedur manajemen lingkungan dan tidak secara langsung menunjukkan tingkat kinerja lingkungan yang dapat diterima. Oleh karena itu, sertifikasi berfungsi terutama sebagai sinyal bahwa perusahaan tertarik dan bersedia mempebaiki kinerja lingkungannya).
 2. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses dan aktivitas lainnya diperusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
Standar lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara yaitu (1) undang-undang dan/atau peraturan pemerintah (2) standar sukarela (ISO 14001 voluntary standards)yang dikembangkan oleh International Standards Organization, dan (3) kebijakan lingkungan yang dikembangkan oleh manajemen. Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses agar ramah lingkungan, pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verivikasi kinerja lingkungan dari pemasok, dan pengukuran tingkar pencemaran.
3. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs) adalah biaya aktivitas yang dilakukan karena kontaminasi dan limbah telah diproduksi tapi tidak dibuang ke lingkungan. Dengan demikian, biaya kegagalan internal dikeluarkan untuk menghilangkan dan mengelola kontaminasi atau limbah sekali produksi. Kegiatan kegagalan internal memiliki dua tujuan: (1) memastikan bahwa kontaminasi dan limbah yang dihasilkan tidak dilepaskan ke lingkungan dan (2) mengurangi tingkat kontaminasi yang dilepaskan ke jumlah yang sesuai dengan standar lingkungan. Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal termasuk operasi peralatan untuk meminimalkan atau menghilangkan polusi, merawat dan membuang racun, menjaga peralatan polusi, perizinan fasilitas untuk memproduksi kontaminasi dan bahan daur ulang.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure costs) adalah biaya aktivitas yang dilakukan setelah  pemakaian kontaminan dan limbah ke lingkungan. Realisasi kegagalan ekternal biaya adalah biaya yang dikeluarkan dan dibayar oleh perusahaan. Biaya kegagalan ekternal yang belum direalisasi (biaya sosial) disebabkan oleh perusahaan namun dikeluarkan dan dibayarkan oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Biaya sosial dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai (1) hasil dari degradasi lingkungan dan (2) hal-hal yang terkait dengan dampak buruk pada properti atau kesejahteraan individu. Dalam kedua kasus tersebut, biaya ditanggung oleh orang lain dan bukan oleh perusahaan, meskipun mereka disebabkan oleh perusahaan. Dari empat kategori lingkungan yaitu biaya pencegahan lingkungan, biaya deteksi lingkungan, biaya kegagalan internal lingkungan dan yang terakhir biaya kegagalan ekternal lingkungan. Kategori kegagalan ekternal adalah yang paling berbahaya dan menghacurkan. Terdapat bukti bahwa biaya lingkungan bisa 20% atau lebih dari total biaya operasi organisasi (Hansen dan Mowen, 2005: 783). Pada sistem akuntansi konvesiona. Pada sistem akuntansi konvensional, biaya lingkungan seringkali tersembunyi di biaya overhead pabrik (Burrit et al, 2002), yang menyulitkan manajer untuk meninjau biaya lingkungan yang sesungguhnya berkaitan dengan aktivitas organisasi. Dibawah sistem AML, biaya ini diidentifikasi, klasifikasi dan alokasi, memungkinkan analisis biaya lanjut dan pengurangan biaya yang  mungkin akan terjadi (Bennet et al, 2003; Gibson dan Martin, 2004, dalam ferreira et al, 2009). Ferreira (2009) menemukan bahwa organisasi yang menghasilkan laporan sosial dan lingkungan (sustainability reports), mampu mengembangkan sistem pengendalian internal yang lebih baik. Dia juga menunjukkan bahwa penghematan biaya pada organisasi ini akan berakibat pada perbaikan berkelanjutan. Biaya lingkungan dari proses yang memproduksi, memasarkan, dan mengirmkan produk serta biaya lingkungan sesudah pembelian yang disebabkan oleh penggunaan dan pembuangan produk merupakan contoh-contoh biaya produk lingkungan. Pembebanan biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi manajerial yang bermanfaat. Dengan membebankan biaya lingkungan secara tepat, maka akan diketahui apakah suatu produk menguntungkan atau tidak. Jika tidak menguntungkan, produk tersebut dapat dihentikan guna mencapai perbaikan yang signifikan dalam kineja lingkungan dan efisiensi ekonomi