Komitmen secara umum didefinisikan sebagai kekuatan (mind set) yang mengikat seorang individual pada rangkaian tindakan yang relevan dengan satu atau beberapa target (Meyer & Herscovitch, 2001). Lebih lanjut, komitmen diargumentasikan sebagai salah satu faktor terpenting yang melandasi keterlibatan karyawan dalam mendukung inisiatif perubahan (Armenakis, Harris, & Feild, 1999; Coetsee, 1999; Conner, 1992; Conner & Patterson, 1982; Klein & Sorra, 1996).
Selanjutnya, Conner (1992) men deskripsikan komitmen terhadap perubahan sebagai perekat yang merekat kan hubungan antara manusia dan tujuan perubahan organisasional, pernyataan ini juga mengacu pada Conner dan Petterson (1982) yang beragumentasi bahwa faktor terbesar yang mengakibatkan proyek perubahan mengalami kegagalan disebab kan oleh adanya kesenjangan komitmen individual terhadap organisasi. Oleh karena itu maka Herscovitch dan Meyer (2002) mendefinisikan komitmen terhadap perubahan sebagai kekuatan (mind set) yang mengikat seorang individual pada rangkaian tindakan yang mempertimbang kan perlunya menyukseskan implementasi dari inisiatif perubahan.
Tiga kekuatan (mind set) yang mengikat seorang individual pada serangkaian tindakan ini dapat merefleksikan,
(1) Keinginan untuk memberikan dukungan terhadap perubahan yang berdasarkan pada kepercayaan bahwa perubahan tersebut memiliki manfaat (komitmen afektif terhadap perubahan)
, (2) Suatu pengakuan bahwa terdapat biaya- biaya yang dihubungkan apabila perubahan mengalami kegagalan (komitmen kontinuans terhadap perubahan), serta
(3) A sense of obligation (kewajiban) dalam memberikan dukungan terhadap perubahan (komitmen normatif terhadap perubahan).