Kemampuan Intelektual (skripsi dan tesis)

Robbins (2009) mengemukakan bahwa kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan intelektual berkaitan dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai macam aktivitas mental seperti berpikir, menalar dan memecahkan masalah (Ivancevich et al., 2007).
Adapun dimensi pengukuran kemampuan intelektual dalam pekerjaan adalah (Robbins, 2009) :
 (1) kecerdasan angka, kemampuan melakukan analitis dengan cepat dan akurat;
(2) pemahaman verbal, kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar dengan hubungan antar kata-kata;
(3) kecepatan persepsi, kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual secara cepat dan akurat;
(4) penalaran induktif, kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut;
 (5) penalaran deduktif, kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari sebuah argumen;
 (6) visualisasi spasial, kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang diubah; dan
 (7) daya ingat, kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu
. Terdapat perbedaan tuntutan kerja bagi karyawan ketika menggunakan kemampuan intelektual, semakin kompleks suatu pekerjaan dalam hal tuntutan pemrosesan informasi maka semakin banyak kemampuan kecerdasan umum dan verbal yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan berhasil (Salgado et al., 2003; Schmidt dan Hunter, 2004). Individu yang cerdas mempelajari pekerjaan dengan lebih cepat, lebih mampu beradaptasi dalam keadaan yang berubah, dan lebih baik dalam menemukan solusi untuk meningkatkan kinerja (LePine et al., 2000; Colqiutt et al., 2000; Harris, 2004). Kecerdasan dapat dijadikan alat ukur yang lebih baik atas kinerja seluruh jenis pekerjaan (Coward dan Sackett, 1990). S
ejumlah peneliti yakin bahwa kecerdasan dapat dipahami secara lebih baik dengan membaginya kedalam empat subbagian yaitu kognitif, sosial, emosional, dan budaya (Riggio et al., 2002). Kecerdasan kognitif meliputi kecerdasan yang telah lama diliput oleh tes-tes kecerdasan tradisional. Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk berhubungan secara efektif dengan individu lain. Kecerdasan emosional adalah tingkat kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengelola sebuah emosi. Sedangkan kecerdasan budaya merupakan tingkat kesadaran akan perbedaan-perbedaan lintas budaya dan kemampuan untuk berfungsi secara berhasil dalam situasi kultural (Riggio et al., 2002).
Terdapat tiga kategori kemampuan sumber daya manusia dalam dimensi kualitas tersebut yang perlu dikaji (Hersey dan Blackhard, 1996), yaitu kemampuan dan keahlian yang bersifat konseptual (conceptual skill), keahlian yang bersifat “human” (human skill) dan keahlian yang bersifat teknikal (tecnikal skill).
 1. Keahlian Konseptual(Conceptual Skill)
 Merupakan tingkat kemampuan individu dalam organisasi dalam berbagai fungsi manajerial seperti pengambilan keputusan, penyelesaian konflik dan masalah yang kompleks, penyusunan strategi dan kebijakan. Kemampuan ini memerlukan dukungan pengetahuan yang harus selalu diperbaharui. Manajer pada level atas harus memiliki porsi kemampuan konseptual yang lebih besar jika dibandingkan dengan manajer pada level menengah dan bawah. Hersey dan Blackhard (1996) menyatakan bahwa kemampuan konseptual yaitu suatu kemampuan untuk memahami kompleksitas tingkat organisasi dan penyesuaian unit kerja masingmasing kedalam bidang operasi organisasi secara menyeluruh. Kemampuan ini memungkinkan seseorang bertindak seimbang dengan tujuan organisasi secara menyeluruh daripada hanya atas dasar tujuan dan kebutuhan kelompoknya sendiri.
2. Keahlian Bersifat “human”(Social/Human Skill)
Pada diri individu pada level jabatan apapun, harus memiliki kemampuan ini yang terlihat pada kemampuan bekerja sama, komunikasi dalam kelompok, kemampuan bersifat “human” harus dimiliki oleh semua manajer pada setiap tingkat manajemen. Menurut Hersey dan Blackhard (1996) menyatakan bahwa kemampuan social/ human merupakan kemampuan dalam bekerja 25 dengan melalui orang lain, yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif.
 3. Keahlian Teknikal (Technical Skill)
Kemampuan individu yang lebih bersifat keahlian khusus teknis operasional seperti mengoperasikan alat-alat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif. Kemampuan dan keahlian itu bagi peningkatan efektivitas organisasi diberbagai level harus selalu ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sejalan dengan perubahan yang dihadapi. Hersey dan Blackhard (1996) menyatakan bahwa kemampuan teknis merupakan suatu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan training. Banyak kegiatan dalam organisasi yang menuntut kemampuan fisik yang tinggi tidak menuntut daya kognitif atau daya nalar yang besar. Tetapi sebaliknya tidak sedikit kegiatan yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi. Berdasarkan kajian teori sebelumnya (Robbins, 2009; Hersey dan Blackhard, 1996; Gibson et al, 2009), variabel kemampuan diri didefinisikan sebagai tingkat atau level kemampuan seorang karyawan dalam kaitannya dengan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Seseorang yang mempunyai kapasitas memadai, maka tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan berbagai tugasnya.
Indikator  yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan diri (Gibson, 2009) adalah:
 1) Kompetensi;
 2) Tingkat keterampilan teknikal yang dimiliki;
 3) Tingkat keterampilan manajerial yang dimiliki;
 4) Kemampuan menyelesaikan masalah dalam pekerjaan;
 5) Kemampuan untuk belajar sendiri; dan
 6) Kemampuan untuk bekerja sama dengan rekan kerja.