Nursalam (2009) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Motivasi Manajer meningkatkan kepuasan kerja staf berdasarkan pada faktor motivasi. Motivasi merupakan kegiatan yang menyalurkan, memelihara dan mengakibatkan perilaku seseorang. Motivasi tidak dapat diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku yang tampak dari seseorang. Kunci dari motivasi dan kepuasan kerja adalah kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi kerja. Kebutuhan pencapaian prestasi tersebut berubah sebagai dampak dari beberapa faktor di dalam organisasi, seperti program pelatihan, jenis dan pembagia tugas yang diberikan, tipe supervisi yang dilakukan pada perubahan pola motivasi dan faktor-faktor lain.
b. Seseorang memilih pekerjaan didasarkan pada keterampilan dan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan apabila tidak digunakan dan dikembangkan dalam melaksanakan pekerjaan akan menyebabkan masalah terhadap motivasi kerja. Motivasi akan timbul ketika diberikan kesempatan untuk mencoba dan mendapat umpan balik dari hasil pekerjaan.
c. Lingkungan Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam mendukung motivasi kerja dalam mencapai kepuasan kerja. Faktor lingkungan meliputi komunikasi, potensi pertumbuhan, upah/gaji, kebujaksanaan individu, dan kondisi kerja yang kondusif.
d. Peran manajer Peran adalah suatu rangkaian perilaku yang teratur yang timbul karena jabatan. Kepribadian juga mempengaruhi bagaimana peran harus dijalankan. Peran timbul karena seorang manajer menyadari bahwa ia tidak bekerja sendirian. Manajer mempunyai lingkungan pekerjaan yang setiap saat diperlukan interaksi dengan berbagai macam perbedaan yang ada, tetapi perannya harus dimainkan dengan tidak membuat perbedaan antara yang satu dengan yang lain.
Kreitner dan Kinicki (dalam Wibowo, 2007) menyatakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu:
a. Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan) Kepuasan kerja ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan terhadap kesempatan seseoarang untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Discrepancies (perbedaan) Kepuasan kerja merupakan hasil dari memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara harapan dengan pencapaian seseorang dalam pekerjaan.
c. Value Attainment (pencapaian nilai) Value attainment memberikan gagasan bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan yang memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang bersifat penting.
d. Equity (keadilan) Kepuasan merupakan fungsi dari tingkat keadilan perlakuan terhadap individu di tempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi individu bahwa perbandingan antara hasil kerja dan input relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara output dan input pekerjaan lainnya.
e. Dispositional/Genetic Components (komponen genetik) Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model ini menyiratkan bahwa perbedaan individu mempunyai arti penting dalam menjelaskan kepuasan kerja.