Menurut Poplou (1998) dalam Suliswati dkk (2005) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu-individu yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan panik :
- Kecemasan ringan
Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari, individu masih waspada serta bidang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas, contohnya:
- Seseorang yang menghadapi ujian akhir
- Pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan
- Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
- Individu yang tiba-tiba dikejar anjing menggonggong
- Kecemasan sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya. Terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contohnya:
- Pasangan suami istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama dengan risiko tinggi
- Keluarga yang menghadapi perceraian
- Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan
- Kecemasan berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu perintah atau arahan untuk terfokus pada area lain. Contohnya:
- Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam.
- Individu dalam penyanderaan
- Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatiannya hilang karena hilangnya kontrol, sehingga tidak mampu melaksanakan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.