Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (skripsi dan tesis)

Terapi pada demam berdarah adalah terapi suportif yaitu memberikan cairan pengganti sampai respon imunologi itu berhenti. Tatalaksana didasarkan atas adanya perubahan fisiologi berupa perembesan plasma danperdarahan. Perembesan plasma dapat mengakibatkan syok, anoksia, dankematian. Deteksi dini terhadap adanya perembesan plasma danpenggantian cairan yang adekuat akan mencegah terjadinya syok, Perembesan plasma biasanya terjadi pada saat peralihan dari fase demam (fase febris) ke fase penurunan suhu (fase afebris) yang biasanya terjadi pada hari ketiga sampai kelima. Oleh karena itu pada periode kritis tersebut diperlukan peningkatan kewaspadaan. Adanya perembesan plasma danperdarahan dapat diwaspadai dengan pengawasan klinis danpemantauan kadar hematokrit danjumlah trombosit. Pemilihan jenis cairan dan jumlah yang akan diberikan merupakan kunci keberhasilan pengobatan. Pemberian cairan plasma, pengganti plasma, tranfusi darah, dan obat-obat lain dilakukan atas indikasi yang tepat  (WHO, 2009) .

Oleh karenanya terdapat beberapa rekomendasi dalam memberikan terapi cairan.  menyatakan bahwa terdapat dua macam cairan yaitu: Pertama pemberian cairan kristaloid, yaitu cairan yang mengandung elektrolit. Kedua, cairan koloid, yaitu cairan yang mengandung koloid dengan molekul yang lebih besar sehingga dapat bertahan lebih lama dalam plasma. Prinsip tatalaksana pemberian cairan: volume cairan yang diberikan merupakan jumlah deficit cairan tubuh ditambah dengan jumlah cairan yang diperlukan untuk maintenance. Pemberian cairan harus disesuaikan sesuai dengan kondisi klinis pasien, Evaluasi kondisi vital Ht dilakukan setiap 4 jam sekali. Dijaga jangan sampai terjadi kelebihan cairan

Formula:

Need of fluid / day = Fluid deficit + maintenance 5% BW deficit

= (5% x BW x 1000) mL

Maintenance         = 1500 + 20 x [BW(kg) – 20]

Selain itu terdapat pokok-pokok penting dalam pengawasan tatalaksana DHF yaitu

  1. monitoring tanda-tanda shock, biasanya selama fase afebril (hari ke-4-6);
  2. monitoring kesadaran, denyut nadi, dan tekanan darah;
  3. monitoring hematokrit (Ht) dan jumlah platelet.