Komposisi ASI yang begitu lengkap memberikan manfaat yang sangat besar bagi bayi yang disusui dengan ASI, diantaranya adalah :
- ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum terutama pada bulan-bulan pertama. Seorang ibu yang sedang dalam periode laktasi dan dalam status gizi yang baik, maka ia akan mampu memproduksi ± 800 ml/hari, yang sama dengan memberikan energi kepada bayi sebesar 67 ka1/100 ml atau = 8 X 67 = ± 540 kal/hari dan ini cukup untuk menumbuhkan seorang bayi sampai dengan berat badannya mencapai ± 5 kg ialah bayi umur 3 bulan. Jadi ASI sebagai makanan tunggal “mampu” menumbuhkan seorang bayi dengan baik hanya sampai umur 3 bulan saja. Dalam kenyataan, bayi sejak umur 2 bulan sudah diberi pisang, biskuit dan air buah lainnya sehingga ASI ditambah makanan selingan tersebut mampu menumbuhkan bayi sampai umur 4 bulan dengan berat badan hampir 6 kg (Almatsier, 2002).
- Zat anti infeksi yang terdapat dalam ASI dapat melindungi mukosa usus terhadap penetrasi, mengubah lingkungan lumen usus untuk menekan pertumbuhan beberapa mikroorganisme patogen sambil berusaha membunuh bakteri patogen lainnya, serta menstimulasi kematangan sel-sel dan mendorong produksi enzim pencernaan, sehingga tidak mudah terserang penyakit infeksi terutama diare (Almatsier, 2002). Dengan demikian zat-zat gizi yang diperoleh bayi akan diserap dengan baik oleh usus dan digunakan untuk pertumbuhannya.
- ASI selalu segar dan bebas pencemaran kuman, hingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan (seperti berak-berak, muntah-muntah, sakit perut) (Hegar dan Sahetapy, 2008).
Di samping manfaat bagi bayi, ibu yang menyusui bayinya dengan ASI juga memperoleh keuntungan diantaranya :
- Si ibu kemungkinan kecil mendapat resiko perdarahan postpartum oleh karena uterusnya akan segera mengadakan kontraksi berkat hormon oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise akibat rangsangan mulut bayi pada areola Hal ini dirasakan oleh si ibu dengan rasa mules. Kontraksi uterus ini akan mengembalikan secepatnya bentuk uterus ke keadaan sebelum hamil (Tridjaja dan Marzuki, 2008).
- Terdapatnya lactational infertility sehingga memperpanjang child spacing. Hormon prolaktin yang cukup banyak dalam darah, karena proses isapan mulut bayi pada puting payudara ibu, akan menghambat aksi dari Folicle Stimulating Hormon (FSH), suatu hormon yang memacu masaknya sel telur (folicle). Dengan demikian pemasakan sel telur selalu dihambat sehingga resiko terjadinya konsepsi secara teoritis, tidak terjadi (Tridjaja dan Marzuki, 2008).
- Secara ekonomis tidak memberatkan perekonomian keluarga. Menyusukan bayi adalah pekerjaan yang sangat mudah dan praktis (Gunawan, 2008).
- Bayi ASI mendapatkan belaian kasih sayang dan kehangatan ibu lebih banyak sehingga bayi akan merasa senang dan akan memacu nafsu makan dan minumnya dan akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayinya (Gunawan, 2008).