Pengertian Burnout (skripsi dan tesis)

Istilah burnout pertama kali dikemukakan Freudenberg, seorang
psikiater di New York pada tahun 1974. Sebagai seorang psikiater, Freudenberg
melihat banyak sukarelawan yang awalnya semangat membantu pasien, tibatiba mengalami penurunan motivasi dan komitmen kerja, penurunan ini disertai
dengan gejala kelelahan fisik dan mental. Menurut Maslach & Schaufeli
(Schaufeli, 2008) burnout merupakan kelelahan baik secara fisik maupun
emosional yang menyebabkan berkembangnya konsep diri negatif, kurangnya
konsentrasi, dan sikap kerja yang buruk. Pendapat lain menyatakan burnout
sebagai keadaan lelah atau frustasi yang disebabkan terhalangnya pencapaian
sehingga muncul perubahan sikap dan perilaku yang menyebabkan seseorang
menarik diri secara psikologis dari pekerjaannya, biasanya seseorang menjadi
cenderung menjaga jarak dengan klien atau bersikap sinis terhadap mereka
(Pangesti, 2012).
Selain menyebabkan perubahan sikap, biasanya burnout diikuti dengan
menurunnya prestasi kerja seperti menurut Ivancevich (2006), burnout adalah
proses psikologis yang disebabkan stres kerja yang tidak terlepaskan, sehingga
menyebabkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan perasaan serta
penurunan pencapaian. Siagian (2009) berpendapat bahwa burnout adalah
kondisi mental, emosional, dan kelelahan fisik yang disebabkan stres yang
berlanjut dan tidak teratasi. Menurut Greenberg (2002) burnout adalah dampak
dari stres kerja baik secara psikologis, psikofisiologis dan perilaku yang sifatnya
merugikan.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, burnout adalah kondisi
kelelahan kerja yang diakibatkan stres kerja yang tidak tertangani, sehingga
mengakibatkan penurunan pencapaian, perubahan sikap, dan masalah baik fisik
maupun psikologis pada seorang pekerja.