Aspek-Aspek Psychological Ownership (skripsi dan tesis)

Menurut Pierce, Kostova, Dirks (2002), aspek-aspek psikological
ownership sebagai berikut:
a. Controlling the ownership target
Kontrol pada objek pada akhirnya akan meningkatkan
perasaan kepemilikan dari sebuiah objek (Sartre, 1943, dalam
Pierce, Kostova, Dirks, 2002). Pada studi semantik tentang
kepemilikan oleh Rudmin dan Berry (dalam Pierce, Kostova,
Dirks, 2002) menemukan bahwa control adalah bagian yang
terpenting dari suatu rasa memiliki. Suatu objek yang mana dapat
dikontrol, dimanipulasi atau objek yang membentuk seseorang
terafeksi, adalah objek-objek yang dipersepsikan sebagai bagian
dari diri seseorang, daripada yang tidak dapat dikontrol (Prelinger,
dalam Pierce, Kostova, Dirks, 2002). Ellowood (dalam Pierce,
Kostova, Dirks, 2002) menyatakan bahwa objek yang secara terus
menerus digunakan oleh seseorang akan terasimilasi pada self
penggunaannya.
b. Coming to intimately know to the target
Menurut Beggan dan Brown (1994) dan Rudmin dan Berry
(dalam Pierce, Kostova, Dirks, 2002), melalui proses asosiasi, kita
akan mengenal sebuah benda. Semakin banyak informasi yang
dimiliki seseorang mengenai target kepemilikan, semakin dekat hubungan yang terbentuk antara seseorang dengan target tersebut.
Pierce, Kostova, Dirks (2002) menambahkan bahwa seseorang
akan menyadari bahwa secara psikologis terikat dengan sebuah
objek sebagai hasil dari partisipasi aktif atau terasisuasi dengan
objek tersebut. Misalnya, seseorang yang tergabung dalam sebuah
komunitas tertentu, akan merasa memiliki komunitas tersebut
karena sudah bergabung dan bersama dalam setiap kegiatan
komunitas tersebut.
c. Investing the self into the target
Menuirut Locke (dalam Pierce, Kostova, Dirks, 2002), setiap
orang memiliki hasil kerja sendiri. Bagaimanapun, seseorang akan
merasa memiliki apa yang dikerjakan, dibentuk, dan dihasilkan
sendiri. Mulai hasil pekerjaan sendiri, seseorang tidak hanya
menginvestasikan waktu dan usaha fisik, namun juga energi psikis
ke dalam hasil pekerjaannya. Benda atau sesuatu akan terlekat
pada seseorang yang membuatnya karena benda atau sesuatu
tersebut adalah hasil seseorang yang mengusahakannya, sehingga
seseorang yang membuat benda tersebut merasa memiliki, sama
seperti seseorang merasa memiliki dirinya (Durkheim, dalam
Pierce, Kostova, Dirks, 2002). Usaha dan investasi dari diri
seseorang pada suatu benda membuat seseorang merasa menjadi
satu dengan objek tersebut dan membangun perasaan memiliki terhadap objek tersebut (Rochberg & Halton, dalam Deborah,
2012).