Earning Per Share (EPS) (skripsi dan tesis)

 

Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan.Menurut Kasmir (2017:207): “Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dibagi jumlah lembar saham perusahaan, rasio laba per saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat.” Menurut Nor Hadi (2015:134) “Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada tahun buku terhadap saham yang diterbitkan perusahaan.” Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai peusahaan. Eduardus (2010:365) Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek Earning perusahaan di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai Earning Per Share (EPS) naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamanya juga mengalami kenaikan. Pendapatan per saham perusahaan biasanya menjadi 45 perhatian pemegang saham pada umunya atau calon pemegang saham dan manajemen. Secara singkat penulis dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai Earning Per Share (EPS) tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Kadang-kadang pada laporan keuangan terdapat dua Earning Per Share (EPS), yaitu „EPS dasar‟ dan „EPS dilusi. Jikalau begitu, ambil „EPS dilusi‟ karena EPS dilusi adalah Earning Per Share (EPS) yang dihitung berdasarkan jumlah saham terbaru, sebab jumlah saham yang beredar sebuah emiten bisa saja berubah dari waktu ke waktu, karena right issue dan lain-lain. Informasi Earning Per Share (EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena merupakan indikator keberhasilan perusahaan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, namun Earning Per Share (EPS) juga bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010:23), faktor-faktor penyebab kenaikan dan penurunan Earning Per Share (EPS) adalah: 1. Faktor penyebab kenaikan Earning Per Share (EPS): a. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. b. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. c. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. 46 d. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. e. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih. 2. Sedangkan penurunan Earning Per Share (EPS) dapat disebabkan karena: a. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. b. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. c. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. d. Persebtase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah lembar sahambiasa yang beredar. e. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih. Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar