Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba (skripsi dan tesis)

Dalam sebuah perusahaan, manajemen mengetahui peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada perusahaan, sedangkan pihak eksternal yang tidak berada di perusahaan secara langsung, tidak mengetahui informasi tersebut sehingga tingkat ketergantungan manajemen terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Asimetri informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat
mempengaruhi manajemen laba. Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer untuk melakukan manajemen laba yang bertujuan untuk mamaksimalkan keuntungan pribadi.
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan dinilai dengan logaritma natural total aktiva, dimana total aktiva menggambarkan nilai kekayaan atau harta yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran perusahaan dan manajemen laba. Pandangan pertama menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Pandangan kedua menyatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan tindakan manajemen laba yang lebih kecil dibanding perusahaan yang berukuran kecil, sedangkan perusahaan berukuran kecil memiliki kecendrungan melakukan tindakan manajemen laba yang lebih besar. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang credible (Marihot dan Setyawan, 2007).
Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu kepemilikan
manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan persentase saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris.
Boediono (2005) dalam Arry dan Nurzi (2013) menyatakan bahwa
kepemilikan manjerial sangat menentukan terjadinya manajemen laba, karena
kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung akan mempengaruhi tindakan manajemen laba.